Penggiat Lingkungan/Ketua Pusat Studi Geopark Indonesia
Kerusakan ekologis di Tano Batak di Sumatera Utara sudah sangat memeperhatinkan, Mengakibatkan penurunan kualitas dan kelangkaan sumber daya alam, seperti air, tanah subur, mineral, dan energi fosil, yang telah ditunjukkan Indeks Lingkungan Hidup (IKLH) yang rendah.
Keadaan ini berdampak negatif pada pertanian, industri, dan keberlanjutan ekonomi (United Nations Conference on Trade and Development, 2018). Khusus di Tano Batak krisis ekologis telah ditandai dengan, kualitas air Danau Toba yang buruk, bencana alam banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, krisis air bersih, dan gagal panen.
Akhir-akhir ini menyikapi keadaan yang tidak baik-baik ini dilakukan berbagai upaya, di antaranya menggelar doa bersama "Merawat Alam Tano Batak" untuk memohonkan keadilan dan perdamaian, dengan menyerukan pertobatan ekologis dan tangisan bumi dari Danau Toba , Mengajak seluruh umat manusia untuk mencintai alam. Mengajak masyarakat untuk menjalankan perannya sebagai wujud tanggung jawab iman dan cinta terhadap Tano Batak dan Danau Toba.
Beberapa dekade terkhir ini usaha pemulihan ekologi di Tano Batak sudah dilakukan dengan berbagai program dan kegitan oleh banyak Lembaga ataupun perorangan, namun dalam melakukanya belum menunjukkan hasil yang optimal karena belum semu semua program dengan motivasi berlandaskan pijakan yang mendasar, yakni mulai dari ide, perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan sangat perlu didasari etika lingkungan.
Untuk mengelola lingkungan berbasis etika oleh para ahli sudan banyak mediskusikannya baik literatur asing maupun literatur dalam negeri seperti karya Etika Lingkungan Hidup oleh A. Sonny Keraf dan secara khusus tentang: Penyelamatan Kawasan Danau Toba : Manifestasi Etika Kristen Terhadap Lingkungan Hidup, Penerbit: BPK Gunung Mulia, Penulis: Wilmar Eliaser Simandjorang; Bonataon Maruli Timothy Vincent Simandjorang.
Namun pada kesempatan ini dikemukakan hanya pendapat Hans Jonas yang ditulis dalam Buku yang paling terkenal "The Imperative of Responsibility: In Search of an Ethics for the Technological Age" (Das Prinzip Verantwortung: Versuch einer Ethik für die technologische Zivilisation)seorang filsuf Jerman, dikenal dengan gagasannya tentang etika tanggung jawab terhadap alam.
Dalam pemikirannya, manusia modern cenderung mengeksploitasi alam demi teknologi dan kemajuan, tanpa menyadari konsekuensi moral terhadap kehidupan di masa depan. Jonas juga melengkpi pandangannya dengan mengembangkan konsep "imperatif ekologis" dan membahas tentang tanggung jawab manusia terhadap lingkungan hidup.
Etika Lingkungan Dan Tanggung Jawab Manusia
Dalam pemikirannya sebagai seorang filsuf Jerman Ia mengembangkan konsep "etika lingkungan" yang berfokus pada tanggung jawab manusia terhadap lingkungan hidup, melalui gagasannya tentang etika tanggung jawab terhadap alam, manusia modern cenderung mengeksploitasi alam demi teknologi dan kemajuan, tanpa menyadari konsekuensi moral terhadap kehidupan di masa depan. seorang filsuf Jerman, dikenal dengan gagasannya tentang etika tanggung jawab terhadap alam.
Dalam pemikirannya, manusia modern cenderung mengeksploitasi alam demi teknologi dan kemajuan, tanpa menyadari konsekuensi moral terhadap kehidupan di masa depan. seorang filsuf Jerman, dikenal dengan gagasannya tentang etika tanggung jawab terhadap alam. Dalam pemikirannya, manusia modern cenderung mengeksploitasi alam demi teknologi dan kemajuan, tanpa menyadari konsekuensi moral terhadap kehidupan di masa depan.
Jonas dalam konsep "imperatif ekologis" menyatakan bahwa manusia harus bertindak sedemikian rupa sehingga kegiatan mereka tidak merusak lingkungan hidup dan tidak mengancam keanekaragaman hayati. Jonas menekankan bahwa alam adalah entitas yang hidup dan memiliki nilai intrinsik, bukan sekadar objek pemanfaatan.
Selanjutnya Jonas memepertegas bahwa alam memberi pelajaran tentang keseimbangan, keberlanjutan, dan tanggung jawab antar generasi. Melalui filsafat alam, masyarakat luas diajak untuk melihat kembali posisi kita: bukan sebagai penguasa, tapi penjaga dan bagian dari sistem kehidupan yang lebih besar.
Prinsip-Prinsip Menjaga Lingkungan Hidup
Prinsip penting yang dikemukkan Jonas : Tanggung jawab, kehati-hatian dan keadilan serta kesadaran. Dengan penjelasan sebagi berikut ini; Tanggung jawab: manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan hidup dan melindungi keanekaragaman hayati.
Kehati-hatian: manusia harus berhati-hati dalam menggunakan sumber daya alam dan menghindari kerusakan lingkungan.Keadilan: manusia harus memperlakukan lingkungan hidup dengan adil dan tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.
Kesadaran: manusia harus memiliki kesadaran tentang dampak kegiatan mereka terhadap lingkungan hidup. Hans Jonas juga mengembangkan konsep "imperatif ekologis" yang menyatakan bahwa manusia harus bertindak sedemikian rupa sehingga kegiatan mereka tidak merusak lingkungan hidup dan tidak mengancam keanekaragaman hayati.
Implikasi Yang Luas Dari Penarapan Etika Lingkungan
Dalam penggunaan dan merawat sumber daya alam Tano Batak yang berkelanjutan, stakeholder harus menggunakan sumber daya alam dengan cara yang berkelanjutan dan tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Pengurangan bencana banjir/longsor harus menhhindari pembalakan liar di hutan, dan tidak melakukan pembakaran lahan hutan dan lahan.
Pengurangan polusi: manusia harus mengurangi polusi udara, air, dan tanah untuk melindungi lingkungan hidup. Pengembangan teknologi yang ramah lingkungan: Manusia harus mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan tidak merusak lingkungan hidup. Dan yang paling penting dilakuan penegakan hukum di Kawasan Danau Toba.
Dengan demikian, etika lingkungan dapat menjadi landasan bagi pemerintah selaku pemangku kebijakan mulai dari Tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi Sumatera Utara untuk menetapkan kebijakan dalam pengelolaan Kawasan DanaucToba dan sekitarnya dan bagi masyarakat luassebagai pemangku kepentingan melakukan kegiatan-kegiatan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan aksi nyata. *