![]() | |
Prosesi Peletakan Batu Pertama |
Vihara ini berdiri diatas tanah seluas 1200 m2 terletak di jalan Jokotole, Mojokerto, Jawa Timur.
Upacara peletakan batu pertama pembangunan Vihara dilakukan dengan melakukan doa Patma Puja dan Sirat Patana Aditama. Peletakan batu pertama terdiri dari 3 (tiga) jenis batu utama.
Kepala Vihara Tantular Sugata Wilwatikta, Y.M. Bante Nyanasila Thera, menjelaskan bahwa nama wihara ini diambil dari tokoh Majapahit, Mpu Tantular yang mencetuskan semboyan Bhineka Tunggal Ika, sebuah prinsip yang hingga kini menjadi identitas bangsa indonesia.
"Saya sangat mengapresiasi toleransi masyarakat Mojokerto yang begitu tinggi, meskipun lokasi ini berada di lingkungan yang mayoritas bukan beragama Buddha. Peletakan batu pertama ini bukan sekadar awal pembangunan fisik, tetapi juga menjadi momentum memperkuat semangat kebersamaan dalam keberagaman," ujar Bante Nyanasila.
![]() |
Para Tokoh tamu saat menghadiri acara |
"Dengan semangat kebajikan, pembangunan vihara Tantular sugata wilwatikta buddhayana center mojokerto, menandai babak baru bagi perkembangan ajaran Buddha di Indonesia," terangnya.
Keberadaan vihara ini juga diharapkan jadi tonggak Sejarah dalam pelestrian budaya Nusantara dan mempersatukannya kembali apa yang pernah terpisah, dari semua symbol tentang umat Buddha di Indonesia.
Dirjen Bimas Budha Kemenag RI, Supriyadi dalam sambutannya mengatakan bahwa pembangunan Vihara ini merupakan upaya bagi umat Budha mengingat jejak peradaban manusia. ”Vihara Tantular Sugara Wilwatikta dapat memberikan warna bagi Nusantara Indonesia dan bagian dari warisan spiritual dan budaya yang memperkaya keberagaman Indonesia.,” kata Supriadi.
Menutup sambutannya, Supriyadi mengajak seluruh umat Buddha untuk selalu berbuat kebajikan, dengan harapan kebajikan tersebut akan membuahkan manfaat di kehidupan yang akan datang.
Usai acara, Dewan Penyantun Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Abraham Rudy Hartono, yang hadir dalam acara tersebut membahkan sangat mengapresiasi sekaligus menyambut baik dukungan dari pemerintah.
![]() | ||
Dewan Penyantun PSMTI Abraham Rudy(Tengah),bersama Dirjen Bimas | Buddha Supriyadi(2kiri)dan tokoh lainnya |
“Kami sangat mengapresiasi dukungan pemerintah melalui Bimas Budha. Diharapkan dengan pembangunan Vihara ini, menjadi pusat spiritual dan juga pengembangan sejarah dan budaya Nusantara Indonesia, ” harapnya.
Turut hadir dalam acara ini selain Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia, Drs. Supriyadi, M.Pd; adalah Pembimbing Masyarakat Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Ketut Panji Budiawan; Mahanayaka Sangha Agung Indonesia, Y.M. Nyanasuryanadi Mahathera; Ketua Umum DPP Sangha Agung Indonesia (Saagin), Y.M. Khemacaro beserta 13 anggota Sangha Agung Indonesia.
Ketua Yayasan Angga Jina Mitto, Putu Nonik Hendrayani; Ketua Umum Sekretariat Bersama Yayasan Buddhayana (Sekber Yabuddhi), Toni Sasana Surya; FKUB, Permabudi, jajaran pengurus PSMTI Jawa Timur & Mojokerto serta sekitar 400 umat Buddha dari Mojokerto dan berbagai provinsi di Indonesia. Kehadiran berbagai elemen ini menjadi simbol keharmonisan dan persatuan dalam keberagaman.(RBS)