Jakarta.Internationalmedia.id.-Genap empat tahun layanan Commuter Line Yogyakarta-Palur. Sejak beroperasi pada 1 Maret 2021 hingga saat ini, Commuter Line Yogyakarta-Palur menjadi transportasi pilihan masyarakat sebagai transportasi yang terjangkau dan efisien.
“Kehadiran Commuter Line Yogyakarta-Palur telah meningkatkan aksesibilitas kemudahan bertransportasi dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga sekitar wilayah operasional, serta diharapkan dapat mengurangi tingkat polusi udara,” ujar VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus sore ini.
Pada awal mula pengoperasian, layanan perjalanan Commuter Line Yogyakarta hanya melayani 11 stasiun, mulai dari Stasiun Tugu Yogyakarta hingga Stasiun Solo Balapan. Seiring dengan bertumbuhnya pengguna, pada 17 Agustus 2022, layanan operasional Commuter Line Yogyakarta diperpanjang hingga Stasiun Palur yang berlokasi di wilayah Karanganyar dengan menambah dua stasiun layanan, yaitu Stasiun Solo Jebres dan Stasiun Palur.
Sejumlah pencapaian juga telah dicatat oleh layanan Commuter Line Yogyakarta-Palur. Pada awal dioperasikan di tahun 2021, total volume pengguna sebanyak 1,74 juta orang dengan 20 perjalanan tiap harinya. Pada tahun kedua di 2022, terjadi kenaikan volume pengguna hingga mencapai 157% atau dengan total pengguna diangka 4,46 juta orang.
Pertumbuhan pengguna terus menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Sepanjang tahun 2023, peningkatan sebesar 45% jika dibandingkan tahun 2022, atau total volume pengguna dikisaran angka 6,45 juta orang dan pada tahun 2024 kemarin, total volume pengguna yang dilayani adalah 7,96 juta orang atau lebih tinggi 23% jika dibandingkan tahun 2023.
Dengan terus meningkatnya volume pengguna dan memenuhi kebutuhan transportasi yang terjangkau dan efisien, pada Januari 2024, KAI Commuter menambah total perjalanan menjadi 24 perjalanan Commuter Line Yogyakarta-Palur tiap harinya. Kemudian, pada pemberlakuan Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) 2025 mulai 1 Februari, KAI Commuter total mengoperasikan perjalanan Commuter Line Yogyakarta-Palur sebanyak 27 perjalanan setiap harinya.
Peningkatan volume pengguna tidak hanya pada Commuter Line Yogyakarta-Palur namun juga pada Commuter Line Prameks, berdasarkan data yang terangkum dari tahun ke tahun, pergerakan volume pengguna pada tahun pertama pengelolaan KAI Commuter membukukan data volume sebanyak 525.427 orang.
Pada tahun kedua, angka tersebut naik sebesar 24% atau sama dengan 653.733 orang, sedangkan pada tahun 2023 bergerak naik pada 35% atau volume sebanyak 882.046 orang. Di tahun 2024 mobilitas pengguna Commuter Line Prameks ini menjadi 961.482 orang atau naik sebesar 9%.
Sementara itu untuk jumlah perjalanan Commuter Line Prameks, di awal pengoperasian hingga tahun 2025 awal oleh KAI Commuter mengoperasikan sebanyak 8 perjalanan setiap harinya. Pada 1 Februari 2025 pada pemberlakuan GAPEKA 2025 KAI Commuter menambah 2 perjalanan Commuter Line Prameks sehingga total mengopererasikan sebanyak 10 perjalanan tiap harinya.
Penambahan-penambahan fasilitas layanan juga terus dilakukan berkolaborasi antara KAI Commuter dan PT KAI Daop 6 Yogyakarta dengan pemerintah, terutama Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas 1 Jawa Bagian Tengah serta pemerintah setempat. Termasuk dengan pemanfaatan Dipo KRL di Solo Jebres untuk perawatan sarana KRL yang diresmikan pada Juli 2024.
Commuter Line Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah
Mengutip data dari BPS, empat tahun beroperasinya layanan Commuter Line Yogyakarta-Palur juga berdampak pada pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kabupaten Klaten yang meningkat ditahun-tahun sebelumnya. Dari data pertumbuhan PDRB di berbagai daerah yang dilintasi layanan Commuter Line Yogyakarta-Palur ini menunjukkan layanan transportasi di kota-kota tersebut banyak diminati.
Terangkum, PDRB sektor transportasi angkutan rel tahun 2023 di wilayah Yogyakarta meningkat menjadi Rp.314,26 Miliar dari yang sebelumnya tahun 2021 hanya sebesar Rp.174,1 Miliar. Hal yang sama juga tercatat di Kota Surakarta yaitu pada tahun 2023 meningkat menjadi Rp.1,49 Triliun yang pada tahun 2021 hanya sebesar Rp.524 Miliar. Sedangkan di Kabupaten Klaten meningkat menjadi Rp.1,37 Miliar yang sebelumnya tahun 2021 sebesar Rp. 604 juta.
Joni menambahkan bahwa layanan Commuter Line Yogyakarta-Palur ini juga memiliki ciri khas, seluruh transaksi tiketnya telah menggunakan kartu uang elektronik ataupun tiket kode QR, dan tidak mengenal tiket harian. Tahun 2024 kemarin, kartu uang elektronik pilihan pengguna adalah Kartu Multi Trip (KMT) dari KAI Commuter yang telah digunakan oleh 43% lebih pengguna. Selanjutnya, terdapat tiket kode QR sebanyak 33,7% dan kartu uang elektronik bank lainnya sebanyak 22,7% pengguna.
Beda halnya dengan pembelian tiket Commuter Line Prameks, transaksi tiket dilakukan dengan hybrid. Pengguna dapat membeli tiket dengan menggunakan Acces By KAI atau dapat langsung menggunakan KMT untuk naik commuter line.
“Tingginya jumlah transaksi menggunakan KMT ini juga menandai perubahan budaya masyarakat menuju cashless society. Saat ini, KAI Commuter tengah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta terkait penggunaan KMT. Ke depannya, KMT tidak hanya digunakan sebagai tiket untuk naik KRL, tetapi juga dapat digunakan sebagai tiket untuk naik Trans Yogya dan Trans Solo,” tambah Joni.
KAI Commuter terus berkomitmen untuk meningkatkan layanannya agar dapat memberikan kebutuhan transportasi yang terjangkau dan efisien bagi seluruh lapisan masyarakat. “Kami siap melanjutkan kolaborasi dengan pemerintah dan para stakeholder lainnya untuk menghadirkan layanan transportasi publik yang terjangkau, aman, cepat, dan ramah lingkungan bagi masyarakat di seluruh wilayah operasional Commuter Line,” tutup Joni.(rel)