Notification

×

Iklan

Iklan

Gusdur Kembali Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional Dalam Refleksi Perayaan Tahun Baru IMLEK yang digelar PKB

Minggu, 26 Januari 2025 | 21:38 WIB Last Updated 2025-01-26T15:25:30Z
Muhaimin Iskandar, Faisol Riza, Daniel Johan, Teddy Sugianto, Wilianto Tanta, Pui Sudarto, Fuidy Luckman  dan sejumlah tokoh berfoto bersama

Jakarta.Internationalmedia.id.-Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) bersama Badan Persaudaraan Antar Iman (BERANI)  menyelenggarakan Refleksi Perayaan Tahun Baru IMLEK 2576/2025, Sekaligus mengenang Jasa Gus Dur dalam setiap perayaan IMLEK.  

Tahun ini, Perayaan bertemakan “Berkah Imlek, Menjaga Bumi Menjaga Kehidupan,” berlangsung di Restaurant Hao Di Fang, Season City, Jakarta Barat, Jumat, (24/01) malam. Tema ini dibuat guna mengajak seluruh Masyarakat Indonesia menjaga bumi agar kehidupan berkelanjutan dengan baik.

Hadir dalam acara itu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, yang juga merupakan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, Sekretaris Jenderal PKB Hasanuddin Wahid, Anggota DPR RI/Wakil Ketua Komisi IV Daniel Johan, jajaran pengurus DPP Lainnya serta Ketua Umum Berani, Lorens Manuputty-Ardy Susanto, Perwakilan tokoh Agama dan jajaran.

Prosesi pemukulan tambur oleh Muhaimin Iskandar dan Daniel Joha

Turut juga hadir beberapa tokoh Komunitas dan Pengusaha diantaranya Teddy Sugianto Ketua Umum Perhimpunan INTI, Kendro Setiawan Wakil Ketua Umum Perhimpunan INTI, Esthy Lawrence Bendahara Perhimpunan INTI, Dewan Kehormatan Pui Sudarto, Fuidy Luckman, Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Wilianto Tanta, Dewan Penyantun Abraham Rudy, Ketua Dewan Penasehat Lucas.

Kemudian, Ketua Harian II PSMTI Pusat Djoni Toat, WKU Korwil Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat PSMTI Pusat Henry Husada, Ketua Umum Perkumpulan Tionghoa Kalbar Indonesia(PTK Indonesia) Vincent Effendy Ketua Yayasan Bumi Katulistiwa Kartono Kadir, Edy Kartono Kadir, Ketua Perkumpulan Masyarakat Singkawang (Permasis) Lay Irianto dan sejumlah tokoh lainnya.

Dalam sambutannya, ketua PKB Muhaimin Iskandar menyampaikan acara ini digelar setiap tahun untuk meneruskan semangat pluralisme sesuai ajaran Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sekaligus pendiri PKB yang memberikan kebebasan warga Tionghoa menggelar perayaan IMLEK, dengan mencabut Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967.

“PKB bersama Gus Dur dengan rasa nasionalisme dan kemanusiaan sejak tahun 2000 akan terus lestarikan budaya dan tradisi yang baik, yaitu perayaan IMLEK, dan Cap Go Meh,” kata Muhaimin yang merupakan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat di Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.

Lebih lanjut Gus Imin juga menegaskan “Saya dan seluruh kader PKB akan terus memastikan bahwa tidak boleh lagi segala bentuk diskriminasi muncul dan ada di dalam negeri yang kita cintai . PKB akan terus menjadi garda terdepan untuk memastikan seluruh warga negara Indonesia memiliki kesamaan hak dan kedudukan di depan hukum dan perundang-undangan, “ tegas Muhamin.

Pembacaan doa oleh Bersama pemuka agama lainnya

Dalam kesempatan ini, Gus  Imin serahkan cenderamata secara simbolis kepada sejumlah tokoh masyarakat Tionghoa dan pemuka agama berupa kue keranjang. Kue yang manis dan lengket ini mengandung filosofi untuk merekatkan persaudaraan serta harapan tentang manisnya hidup di Tahun Baru mendatang.

Sebelumnya Ketua Panitia pelaksana Jauhari Liu, menyampaikan bahwa penyelenggaraan Refleksi IMLEK dimaksudkan mengajak semua yang hadir dan Masyarakat yang merayakan IMLEK untuk menjaga keharmonisan.              "Momentum Perayaan IMLEK menjadi ajang membangun kebersamaan, keharmonisan yang harus kita jaga, dipancarkan keseluruh bumi Nusantara " kata Jauhari Liu.

Usai acara Daniel Johan, Anggota DPR RI Komisi IV, secara husus berharap perayaan IMLEK menjadi sebuah tradisi bukan saja di Jakarta tetapi di seluruh pelosok Nusantara. 

Ia juga merasa bangga untuk kesekian kalinya Gus Dur diusulkan untuk menjadi Pahlawan Nasional. “Gus Dur, yang merupakan Presiden Ke 4, adalah Presiden yang yang membebaskan etnis Tionghoa merayakan IMLEK,” ujarnya. Ia pun menambahkan bahwa seiring dengan telah dikeluarkannya Pencabutan TAP MPR Nomor 2 Tahun 2001 tentang Gus Dur. Gelar Pahlawan Nasional segera ditetapkan. *

×
Berita Terbaru Update