Notification

×

Iklan

Iklan

Ironis, Indramayu Lumbung Padi Nasional Tapi Angka Kemiskinan Masih Tinggi

Minggu, 19 Januari 2025 | 18:50 WIB Last Updated 2025-01-19T11:50:55Z
Daddy Rohanady

Bandung.Internationalmedia.id.-  Kabupaten Indramayu sejak tahun 2021 hingga 2024 mengalami peningkatan hasil padi/ gabah, bahkan terbanyak se-Indonesia, sehingga menjadi lumbung padi nasional.

Berdasarkan data dari  Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) pada bulan September 2024, Kab.Indramayu berhasil meningkatkan produksi sebesar 14,37 ton/hectare Gabah Kering Giling (GKG).  

Namun, dibalik kesukseskan dalam meningkatkan produktivitas GKG, Kabupaten Indramayu yang dikenal dengan julukan Bumi Wiralodra tersebut, ternyata angka persentase penduduk miskin (PPM) berdasarkan data dari BPS , masih sangat tinggi yaitu sebesar 11,93 persen atau berada di peringkat paling bawah dari 27 kabupaten-kota se Jabar.

Tingginya  angka PPM di Kab Indramayu tentunya berdampak terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).  Hal ini terbukti, TPT Kabupaten Indramayu hingga November 2024 sebesar 6,25%.  

Dengan angka TPT seperti itu, Indramayu se- Jabar menempati peringkat 20. Sedangkan Provinsi Jabar sendiri dengan TPT 6,75% berada di posisi paling akhir secara nasional yang TPT-nya 4,91%.

Mencermati data GKG, PPM dan TPT Kabupaten Indramayu tersebut, menurut Anggota DPRD Jabar Drs.H. Daddy Rohanady dari Dapil Jabar XII (Kab/Kota Cirebon-Kab Indramayu), tentunya perlu dikaji, kenapa sampai terjadi demikian.

Seharusnya meningkatnya hasil produktivitas pertanian (GKG) berdampak positif terhadap penurunan angka kemiskinan  (PPM), bahkan juga dapat menekan angka TPT.  

Demikian, dikatakan Daddy Rohanady saat dimintai tanggapannya terkait meningkatnya produksi GKG dan masih tingginya PPM dan TPT di Kab.Indramayu, melalui telepon selulernya, Sabtu (17/01/2025).

Kondisi Indramayu yang demikian, tentunya harus mendapat perhatian khusus dari Pemerintah, mulai dari Pusat, Provinsi hingga Kabupaten Indramayu sendiri.

Memang sungguh ironis, betapa tidak, disatu sisi Indramayu sebagai lumbung padi nasional, namun disisi lain angka kemiskinan masih sangat tinggi ditambah angka pengangguran juga masih tinggi.

Situasi dan kondisi di Indramayu saat ini, merupakan PR besar bagi  Gubernur/ Wagub  dan Bupati/Wabup terpilih periode 2025-2030 hasil Pilkada serentak 27 November 2024 lalu, ujar Politisi Gerindra Jabar yang sudah duduk di DPRD Jabar sebanyak 3 kali ini.

Lebih lanjut, Daddy Rohanady yang juga Wakil Ketua BP Perda DPRD Jabar ini mengatakan,  Indramayu sebagai lumbung padi nasional, tentunya petani memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu nilai tukar petani (NTP) tentu harus ditingkatkan. Jika NTP meningkat secara signifikan, pasti dampaknya akan sangat positif untuk kesejahteraan petani dan juga menekan angka kemiskinan.


Namun, faktanya petani kerap kali pada kondisi ironis. Indramayu menjadi contoh nyata tentang hal itu. Betapa tidak, kabupaten yang menjadi lumbung padi nasional itu memiliki persentase penduduk miskin terbesar di Jabar.


TPT pun tidak bisa dibanggakan dengan peringkat 20 dari 27 kabupaten/kota se-Jabar. NTP Nasional hingga akhir 2023 adalah 118,27%. NTP Jabar 113,97%.

Jadi, sekali lagi, masih ada sederet pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Lucky Hakim sebagai Bupati Indramayu terpilih. Hal itu  juga menjadi PR untuk Kang Dedi Muyadi (KDM) yang menjadi Gubernur Jabar terpilih.(Ter)

×
Berita Terbaru Update