Irwan Hidayat didampingi Maria Hidayat, saat prosesi pemotongan tumpeng |
Jakarta, Internationalmedia.id.- Perjalanan bisnis Sido Muncul telah mencapai 73 tahun. Dan Melewati perjalanan hingga 73 tahun bagi sebuah perusahaan bukanlah hal yang mudah, apalagi perusahaan jamu. Namun berbagai tantangan itu berhasil dilalui SidoMuncul, bahkan terus berkembang.
Menurut Direktur PT Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Dr.(H.C) Irwan Hidayat pengelolaan bisnisnya berhasil karena “Keberuntungan dan Dukungan Karyawan Perusahaan”. Dimana mereka dengan dedikasinya terus berinovasi dalam berbagai kondisi.
“Ketika saya mulai memimpin SidoMuncul, saya berjanji akan mengelola dengan Hati, Akal dan Taat Aturan sesuai apa yang terkandung dalam sumpah para dokter. Saya sampaikan juga kepada adik adik saya yang turut bekerja keras membantu, “ ungkap Irwan Hidayat, dihadapan karyawan dan sejumlah media saat syukuran Ulang Tahun Sido Muncul ke-73 di Jakarta, Sabtu (16/11).
Irwan berkisah sejarah jamu Sido Muncul yang bermula dari emperan (serambi) di rumah kakeknya di Jalan Bugangan No.25, Semarang tahun 1951. Disinilah awal jamu di buat ditumbuk dan dibungkus.
“Kakek, om dan tante saya kalau numbuk jamu di emperan rumah. Kalau malam nenek mencampur ramuan untuk di packing. Saya masih ingat tugas saya adalah menghitung jamu-jamu yang sudah di packing sebelum dijual,” kata Irwan.
Kini mereka telah tiada dan sekarang Irwan adalah saksi tunggal berdirinya Sido Muncul. Bersama adik-adiknya, Irwan kemudian berjuang membesarkan Sido Muncul menjadi perusahaan jamu yang kini dikenal publik, dan produknya sudah dikenal mancanegara.
Irwan Hidayat saat memaparkan sejarah Sido Muncul |
Irwan memaparkan melekatnya apa yang terkandung dalam sumpah seorang dokter, membuat apa yang dilakukan semuanya bukan untuk kepentingan sendiri tapi untuk kemanusiaan. Karenanya terhadap produk, dilakukan dengan penuh kehati-hatian, utamanya tidak merugikan namun membawa manfaat kesehatan kepada seluruh masyarakat termasuk dirinya dan keluarga.
Salah satu yang menarik diceritrakan Irwan adalah Keputusan dirinya untuk melakukan uji toksisitas demi kepentingan dan keselamatan konsumen. Rupanya, keputusan Irwan sangat tepat. Hasil uji toksisitas menunjukkan, Tolak Angin terbukti aman diminum selama 101 bulan secara terus menerus.
Irwan mengakui untuk membuat produk Sido Muncul seperti Tolak Angin mendunia bukanlah hal mudah. Karena jamu adalah produk non farmasi yang khasiatnya memang tidak langsung terasa. Dibutuhkan perjuangan panjang untuk meyakinkan masyarakat akan khasiat dan kegunaan jamu untuk menjaga kesehatan.
“Kalau selama ini banyak hal datang dari dunia barat seperti feminisme dan HAM, maka saya berharap Tolak Angin adalah satu-satunya yang datang dari dunia timur,” tutur Irwan seraya menambahkan produl Tolak Angin sudah ada di 30 negara.
rwan Hidayat saat penerima gelar kehormatan Dr.(H.C)..(dok unesh |
Momen Irwan Hidayat menceritrakan kepada karyawan ini juga seakan menjelaskan atas orasi ilmiahnya berjudul "The Story of Tolak Angin, Dari Indonesia Untuk Dunia: Model Manajemen Produk dan Branding Berbasis Nilai". Mengupas berdirinya Sido Muncul dari awalnya meracik Jamu kemasan biasa kemudian berkembang memiliki pabrik berstandar farmasi hingga ekspor ke banyak negara.
Orasi ilmiah inilah yang menghantarkan Irwan mendapat gelar kehormatan Honoris Causa (Dr.H.C) di Bidang Ilmu Manajemen Mutu (Branding) oleh Universitas Negeri Semarang (UNNES), pada Rabu (13/11) lalu.
Gelar kehormatan tersebut Irwan peroleh atas jasanya sebagai seorang visioner yang telah mampu mengubah wajah industri jamu di tanah air. Melalui dedikasi dan komitmennya, Irwan telah berhasil membawa produk Tolak Angin dari kearifan lokal menuju panggung global. (RBS)