Prosesi pembukaan dengan pemukulan Gong |
Bertajuk “ Optimalisasi SRG dan PLK dalam Mendukung Penguatan Pasar Dalam Negeri dan Peningkatan Ekspor,” digelar di Hotel Horison, Cileduk, Jakarta Selatan, Senin (11/11).
Literasi SRG dan PLK ini sebagai upaya mengintegrasikan ekosistem Sistem Resi Gudang di Indonesia, serta kepastian dalam manajemen stock agar tercipta pasar yang terjamin baik dan terjaga, diikuti pelaku usaha dan asosiasi dari berbagai daerah.
Kepala Babpebbti, yang diwakili Sekretaris Olvy Andrianita menyampaikan bahwa tujuan literasi SRG adalah guna mendorong kesadaran masyarakat atas sarana yang ada dan dipersiapkan Bapebti Kementrian Perdagangan.
Selain itu untuk pelaku usaha merasa aman dan terjamin yang pada ahirnya SRG dapat menjaga pasar baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Sekaligus menjaga inflasi.
Peserta mengikuti acara pembukaan bulan Literasi
Adanya Manajemen Stock, merupakan Upaya dalam menciptakan ketahanan pangan yang merupakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto sekaligus mengakomodir dalam program makan makanan bergizi.
Sebelumnya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Bappebti Heryono Hadi Prasetyo melaporkan bahwa literasi soal sistem resi gudang (SRG) merupakan hal yang patut dilakukan untuk mengintegrasikan SRG dengan pasar lelang komoditas (PLK).
Para peserta mengikuti acara pembukaan Literasi |
“Literasi ini adalah hal yang sangat penting karena dulu konsepnya itu tidak terintegrasi dan tidak membuat ekosistem, sekarang kita membuat ekosistem,” kata Heryono.
Ia juga menjelaskan bahwa, pelaku UMKM saat ini menghadapi tantangan 3K yang meliputi kualitas, kapasitas dan kontinyuitas.
Menurut Heryono Hadi Prasetyo, hingga kini, pihaknya mencatat terdapat 22 komoditi yang sudah diatur di dalam SRG serta 123 gudang yang tersebar di berbagai daerah. Upaya pengintegrasian diperlukan agar komoditas-komoditas ini dapat berkontribusi secara nyata pada perekonomian nasional.
Karenanya, pihaknya kini menyiapkan ekosistem dengan menggandeng berbagai pihak terkait agar pelaku usaha resi gudang dapat terbantu dengan kehadiran SRG sekaligus dapat memanfaatkan SRG dan PLK.
Program literasi juga merupakan Langkah untuk peningkatan SDM sekaligus memahami pengelolaan dalam ekspor dasar dari sisi penyimpanan, transportasi dan distribusi produk ke negara tujuan.
“Jadi dengan Panduan SRG dan PLK walaupun konsep dalam negeri, tapi dia mempunyai kapasitas untuk ekspor karena ekspor ini tidak mudah,” imbuh Heryono.
Heryono Hadi Prasetyo yang didampingi Olvy Andrianita juga mengharapkan pengusaha manfaatkan Sistem Resi Gudang Lewat literasi, karena mampu meningkatkan pengetahuan bagi pelaku usaha serta masyarakat soal SRG maupun PLK.
"Semoga bulan literasi ini semakin meningkat pengetahuan dan pelaku usaha dan masyarakat tentang resi Gudang Dan Fondasi bagi asosiasi dapat dipisah/dipilah by produk karena karakternya berbeda.,” pungkasnya. (RBS)