Notification

×

Iklan

Iklan

Harapan Marpaung Raih Gelar Doktor Fisika dari ITB di Usia 71 Tahun

Senin, 14 Oktober 2024 | 08:34 WIB Last Updated 2024-10-14T02:21:57Z
Bandung.Internationalmedia.id.- Harapan Marpaung, berhasil menuntaskan sidang studi S3 pada Program Studi Fisika ITB di usia 71 tahun pada hari Selasa, 16 Juli 2024 lalu dengan predikat Cumlaude, dalam waktu tepat 3 tahun.

Dengan bimbingan Prof. Dr. Eng. Alamta Singarimbun, M.Si., Prof. Ir. Wahyu Srigutomo, M.Si., Ph.D. dan Dr. Ni Ketut Lasmi, M.Si. gelar Doktor berhasil diperoleh Harapan Marpaung setelah selesai mempertahankan disertasinya yang berjudul: “Pengembangan Perangkat Keras Pemanfaatan Energi Panas Bumi Berbasis Termoelektrik”.

Perangkat keras yang telah dibuat mampu memanfaatkan sumber panas, baik sumber panas fluida berfase uap, cair maupun campuran uap dan cair. Alat ini telah diuji coba di pemandian air panas Ciater. Ketika air panas dengan suhu 42°C dimasukkan ke perangkat pembangkit, dapat menghasilkan energi listrik sebesar 10 watt. 
 
Dokumentasi. Perangkat Keras Pemanfaatan Energi Panas Bumi Berbasis Termoelektrik karya Dr. Harapan Marpaung, M.Sc.

Selain pemanfaatan aliran air panas seperti di Ciater, alat ini juga dapat digunakan sebagai pembangkit listrik dari energi panas bumi seperti di Kamojang. Uap-uap yang terbuang atau sumber panas yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.


Dokumentasi bersama pembimbing saat uji coba di lokasi Sariater

“Sistim  Pembangkit Listrik Berbasis Termoelektrik (PLBT) yang dirancang berhasil memanfaatkan sumber energi panas dengan suhu rendah < 50 C dengan ΔT terendah 17,5 °C, menjadi sumber energi listrik dengan suhu rendah yang belum pernah dilakukan di Indonesia,” demikian ungkap Harapan Marpaung.

Dikutip dari fmipa.itb.ac.id, penelitian ini dilakukan berangkat dari keresahan banyaknya energi panas bumi yang terbuang membuat Harapan Marpaung bermimpi untuk mengembangkan jenis teknologi lain yang dapat memanfaatkan energi panas bumi tersebut khususnya suhu rendah.

Dr.Harapan Marpaung, M.Sc. berharap agar alat yang telah dibuat ini dapat ditingkatkan ke arah yang lebih sempurna agar teknologi termoelektrik di Indonesia bisa semakin berkembang. Baginya, selesai S3 merupakan sebuah permulaan, sebab berikutnya tantangan pengaplikasian di masyarakat akan lebih berat lagi. 

Rencana ke depannya, Dr. Harapan akan berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik pihak perguruan tinggi untuk mengembangkan teknologi berbasis termoelektrik ini maupun kolaborasi dengan pihak industri atau penyandang dana karena dalam pengembangan alat tentu memerlukan dana.

Dr. Harapan Marpaung, M.Sc. menyampaikan, dulu bekerja sebagai PNS di Badan Geologi Bandung, Kementerian ESDM. Seringkali melakukan survei ke tempat-tempat pengeboran panas bumi, ternyata di lapangan banyak sumber energi panas bumi yang terbuang atau tidak termanfaatkan. 

Sayang sekali, padahal jika dimanfaatkan bisa menjadi energi listrik. Ia berpikir, barangkali ada jenis teknologi lain yang dapat dikembangkan untuk memanfaatkan panas bumi yang terbuang menjadi energi listrik.

Pensiun.

Dorongan untuk melanjutkan studi S3 di Program Studi Doktor Fisika ITB semakin kuat setelah Dr. Harapan pensiun dari Kementerian ESDM. Saat bekerja, keinginan untuk menciptakan teknologi yang memanfaatkan sumber energi panas bumi tidak dapat awalnya direalisasikan karena tidak ada alokasi anggaran untuk pengembangan peralatan. 

Setelah pensiun, belakangan Dr Harapan Marpaung merasa bahwa perkembangan teknologi termoelektrik belum berjalan optimal, padahal merupakan hal yang sangat penting. Sehingga beliau memutuskan untuk menghubungi pihak ITB dengan harapan dapat membantu dan memberi dorongan dalam pengembangan teknologi ini.
             
Sebelumnya, Dr. Harapan Marpaung, M.Sc. merupakan alumni S1 Fisika ITB Angkatan 1973. Setelah lulus S1, bekerja di Badan Geologi Bandung, Kementerian ESDM dan melanjutkan studi S2 di Swedia dengan fokus bidang Geoteknologi pada tahun 1987-1989. 

Selain terinspirasi dari orang luar negeri yang bisa mengembangkan banyak alat, beliau juga memiliki hobi eksperimen. Hal ini yang turut memantik beliau untuk melanjutkan studi S3. 

Dr Harapan Marpaung menjelaskan, “Melalui studi S3, cita-cita saya sebelumnya dapat diwujudkan. Jika tidak melalui studi S3, tidak ada yang dapat memotivasi saya. Sebab dengan melanjutkan studi S3 merasa terhormat dan ketika hasil penelitian dapat memberi manfaat, bisa lebih mudah juga untuk dipublikasikan.” 

Adapun pihak Fisika ITB maupun keluarga memberikan tanggapan antusias dan penuh dukungan yang membuat beliau semangat untuk menjalani studi S3.

Pesan dan harapan untuk peneliti muda.

Lebih jauh Prof. Ir. Wahyu Srigutomo, M.Si., Ph.D. selaku pembimbing merangkap dekan FMIPA ITB mengatakan “Keberhasilan Dr. Harapan Marpaung ini membuktikan bahwa semangat belajar itu tidak mengenal batasan usia. Dengan ketekunan dan keyakinan, setiap orang dapat mewujudkan mimpi yang tertunda sekalipun tidak muda lagi.

” Beliau menyampaikan bahwa capaian ini selain mencerminkan dedikasi Dr. Harapan dalam khazanah ilmu pengetahuan, namun juga menjadi inspirasi bagi generasi muda.

Prof. Wahyu menambahkan, “Peneliti muda hendaknya menanamkan rasa ingin tahu dan semangat inovasi sejak dini. Jangan pernah takut untuk berinovasi, meskipun jalan yang ditempuh sangat panjang dan berkelok-kelok. Perkembangan teknologi dan riset yang sukses seringkali bermula dari masalah sederhana, seperti yang dilakukan oleh Dr. Harapan, yang mampu melihat potensi besar dalam sumber energi panas bumi yang sebelumnya belum dimanfaatkan.”

Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak, baik akademisi maupun industri sangat penting. ”Riset tak bisa berjalan sendiri. Pengembangan teknologi memerlukan kolaborasi lintas disiplin dan juga dukungan dari industri dan pemerintah. Ini juga harus dipahami oleh para peneliti muda,” tambahnya.

Prof. Wahyu juga berharap agar teknologi termoelektrik ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan diadopsi secara luas di Indonesia, sehingga mampu berkontribusi menyediakan solusi energi berkelanjutan di masa depan.


Bersama para promotor.  Prof. Ir. Wahyu Srigutomo, M.Si., Ph.D (Dekan FMIPA),Dr.Harapan Marpaung, M.Sc, Prof. Dr. Eng. Alamta Singarimbun, M.Si dan Dr. Ni Ketut Lasmi, M.Si.

Tantangan. 

Banyak tantangan yang dihadapi ketika melanjutkan studi di usia 71 tahun, seperti daya tangkap informasi tidak segesit waktu muda, stamina fisik berkurang, cepat lupa, mudah teralihkan serta permasalahan lainnya sehingga fokus belajar juga berkurang. 


Dokumentasi Dr. Harapan Marpaung, M.Sc. dan keluarga

Dr. Harapan menambahkan, “Tetapi ketika ada tekad untuk menyelesaikan studi, tantangan yang ada bisa dihadapi yang penting ada semangat, yaitu semangat untuk berhasil yang bisa mengalahkan segala tantangan.”

Dr. Harapan Marpaung, M.Sc. menyampaikan pesan untuk mahasiswa atau generasi muda, “Mahasiswa harus berkreasi dan mengembangkan ide. Tidak hanya berharap cepat lulus, tapi bagaimana ide tersebut pada akhirnya dapat dimanfaatkan di masyarakat. Semoga muncul ide-ide yang bisa terus dikembangkan agar tidak ketergantungan terhadap negara lain. 

Berkaryalah, berinovasilah terutama. Harus ada kolaborasi agar ketika kita dihadapkan dengan permasalahan, permasalahan tersebut bisa dipecahkan bersama dan akan ada jalan keluarnya".

Harapan Marpaung,  yang dilahirkan dalam keluarga dengan 11 bersaudara, lahir 21 April 1953 di Laguboti dan dibesarkan di Porsea, Sumatera Utara. Pendikan dasar dan menengahnya ditamatkan di SD Negeri 2 Porsea (1959- 1965), SLTP di Narumonda Porsea (1965-1966), SLTP Santo Thomas Medan (1966-1968) dan SLTA Santo Thomas Medan (1968-1971).(Ter)

×
Berita Terbaru Update