Notification

×

Iklan

Iklan

Pj Gubernur Apresiasi "Anak Jabar Sadar Bencana"

Minggu, 29 September 2024 | 16:16 WIB Last Updated 2024-09-29T09:16:48Z
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin menghadiri kegiatan Anak Jabar Sadar Bencana, Hari Anak Nasional,  dan Hari Bahasa Isyarat Internasional Tahun 2024 di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (29/9/2024).(Foto: Yogi Prayoga/Biro Adpim Jabar)

Bandung.Internationalmedia.id.- Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengapresiasi kegiatan Anak Jabar Sadar Bencana yang diinisiasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar. 

Menurutnya, hal ini akan berdampak pada banyaknya anak yang terselamatkan ketika terjadi bencana seperti gempa bumi, banjir, longsor hingga kebakaran. 

"Jadi semakin banyak anak Jabar yang sadar bencana, maka semakin banyak yang terselamatkan," ujar Bey Machmudin saat membuka kegiatan Anak Jabar Sadar Bencana di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (29/9/2024). 

Dalam kegiatan tersebut, BPBD Jabar melakukan simulasi kejadian bencana dan cara menanganinya. 

Kegiatan ini pun disambut antusias oleh anak-anak mulai tingkat SD hingga SMA yang sudah memadati Gedung Sate sejak pagi. 

Seperti ketika gempa bumi terjadi, BPBD membuat simulasi guncangan gempa berkekuatan cukup besar kemudian anak-anak diarahkan untuk bersembunyi di bawah meja dan tidak berlari. 

Tak hanya cara menyelamatkan diri dari bencana, anak-anak juga diberikan edukasi cara menyelamatkan korban yang terkena bencana. 

Bey menuturkan, tindakan responsif saat terjadi bencana alam adalah hal penting. Namun yang tak kalah penting adalah tindakan preventif atau mitigasi bencana. 

"Saya melihat bahwa dari tindakan responsif menjadi preventif itu jauh lebih penting," ucapnya. 

Bey mencontohkan, saat kejadian gempa bumi di Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu, ada anak sekolah yang selamat dari reruntuhan karena berlindung di bawah meja sekolah. 

Sedangkan temannya terluka karena panik dan berlarian keluar. Diketahui anak tersebut tahu cara yang harus dilakukan ketika terjadi gempa setelah melihat dari media sosial. 

"Jadi artinya mitigasi ini harus terus dilakukan," kata Bey. 

Ia mengungkapkan, saat ini Indonesia ada di peringkat kedua risiko bencana alam tertinggi dari 193 negara di dunia. Artinya, lanjut Bey, tidak ada satupun daerah di Indonesia yang bebas dari ancaman bencana alam, termasuk Jabar. 

750 kejadian 

Tercatat setiap tahun ada 750 kejadian bencana alam di Jabar, khususnya yang berkaitan dengan bencana hidrometereologi. 

"Jadi satu-satunya cara kita adalah melakukan mitigasi atau respons kita terhadap bencana seandainya terjadi karena bencana tidak bisa kita tolak, tapi bagaimana kita menyikapinya," tutur Bey. 

Kegiatan Anak Jabar Sadar Bencana ini juga diapresiasi oleh para siswa. Salah satunya Reyna Nayla, siswa SMK Negeri 5 Kota Bandung ini mengaku mendapatkan pengetahuan baru bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana. 

"Banyak banget wawasan baru yang kita terima, juga cara menanganinya seperti kalau terjadi gempa harus bagaimana. Kita juga dapat cara menangani orang yang pingsan," ujar Reyna. 

"Ini penting kalau bisa sebulan sekali dan diadakan di kota lain juga agar anak-anak remaja semakin banyak yang tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana alam," harapnya.(Ter)

×
Berita Terbaru Update