dr.Ignatius Yansen saat berbincang dengan awak media |
Jakarta.Internationalmedia.id,-Gangguan irama jantung yang juga sering disebut Aritmia berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular yang dapat terjadi seiring bertambahnya usia, seperti gagal jantung dan penyakit jantung koroner.
Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit sindrom metabolik, seperti diabetes melitus, obesitas, dan penyakit ginjal kronis.
Aritmia merupakan kondisi ketika jantung berdetak secara tidak teratur, terlalu cepat, atau terlalu lambat. Gangguan ini berkaitan dengan aktivitas jantung yang tidak normal. Dalam kasus yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan kematian mendadak.
Dalam sesi Ngobrol Sehat bersama Media, di Jakarta Selatan, belum lama ini hadir sebagai nara sumber dr. Ignatius Yansen Ng,Sp.JP(K), FIHA (spesialis Jantung & Pembuluh Darah, Kosultan Aritmia Eka Hospital (BSD)-Tangerang Selatan.
Menurut dr. Ignatius Yansen, Aritmia pada laki- laki lebih mudah terdeteksi daripada Perempuan, karena laki laki gejalanya tampak dari nyeri dada, mudah Lelah, sering kehilangan keseimbangan. Namun di Perempuan kejadian selalu tiba tiba, seperti pingsan mendadak.
“Sebaiknya selain berolah raga, kita harus mendeteksi irama jantung kita”, agar kita terhindar dari serangan jantung akut, ungkap dr. Ignatius Yansen.
Lebih lanjut, dr Yansen juga menjelaskan bagaimana kalo sudah terjadi gangguan ritme jantung, yaitu dengan metoda Cryoablation, karena cara ini minim resiko dan lebih aman
"Cryoablation merupakan metode terobosan terbaru untuk merawat pasien dengan gangguan irama jantung. Metode ini memiliki tingkat keberhasilan yang sama atau bahkan lebih tinggi daripada metode radioterapi, dan dengan risiko yang lebih rendah," paparnya.
Nach, jikalu kita merasa ada gangguan jantung, sebaiknya disegerakan memeriksakan diri, hal ini untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan. (RBS)