Bandung.Internationalmedia.id.-PT Kereta Api Indonesia (Persero) Group terus memberikan kemudahan masyarakat dalam mobilitasnya, melalui berbagai jasa layanan transportasi kereta api mulai dari kereta api penumpang jarak menengah/ jauh, kereta api barang, kereta api lokal, KRL, LRT Jabodebek, KA Wisata, KA Whoosh, dan KA Bandara.
Kehadiran beragam layanan moda transportasi tersebut menjadi langkah strategis KAI sebagai tulang punggung transportasi di Indonesia.
“KAI Group telah melayani 299.752.109 penumpang pada periode Januari hingga Agustus 2024 yang terdiri dari 29.922.766 penumpang KA jarak menengah/ jauh, 4.648.369 penumpang KA lokal (dikelola KAI), 244.454.242 penumpang KRL dan KA Lokal yang dikelola KAI Commuter, 3.693.345 penumpang KAI Bandara, 12.700.737 penumpang LRT Jabodebek, 95.355 penumpang KAI Wisata dan 4.237.295 penumpang KA Whoosh.
Atas kepercayaan tersebut, KAI berkomitmen terus menghadirkan moda transportasi sebagai solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia,” ungkap Vice President Public Relations KAI Anne Purba.
Anne juga mengatakan, seiring dengan pengembangan infrastruktur transportasi yang lebih terintegrasi oleh pemerintah, KAI berkomitmen mengembangkan beragam fasilitas terpadu di stasiun yang jauh lebih modern dengan mengedepankan aspek keberlanjutan (SDGs).
“Kini, penumpang dapat dengan mudah terkoneksi dari kereta api ke pesawat, kapal laut, ataupun moda darat lainnya, berkat fasilitas dan layanan terintegrasi yang KAI Group sediakan. KAI juga melakukan beragam upaya kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Pemerintah, Bandara, Pelabuhan laut, dan operator transportasi darat lain agar moda kereta api menjadi solusi kemacetan dan bisa dinikmati oleh semua kalangan,” tambah Anne.
Anne menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan konektivitas di seluruh wilayah Indonesia.
“Dengan terwujudnya integrasi moda transportasi ini, diharapkan mobilitas masyarakat akan semakin lancar dan waktu perjalanan dapat dipangkas secara signifikan. Kami melihat peningkatan ini sebagai cerminan dari kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi kereta api, serta keberhasilan dalam menjaga komitmen untuk memberikan pelayanan yang nyaman, cepat, dan terjangkau,” ungkap Anne.
Saat ini, KAI telah mengoperasikan 5 layanan KA Bandara yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Medan, Padang, Palembang, dan Yogyakarta.
Adapun layanan KA Bandara yang saat ini dikelola oleh KAI Group antara lain:
- KA Bandara Soekarno-Hatta – Menghubungkan Stasiun Manggarai (Jakarta) dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
- KA Bandara Kualanamu – Menghubungkan Stasiun Medan dengan Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
- KA Bandara Minangkabau – Menghubungkan Stasiun Simpang Haru (Padang) dengan Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat.
- KA Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II – Menghubungkan Stasiun Palembang dengan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan (terintegrasi dengan LRT Sumsel).
- KA Bandara YIA (Yogyakarta International Airport) – Menghubungkan Stasiun Tugu Yogyakarta dengan Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, Yogyakarta.
“Layanan kereta bandara ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menghindari kemacetan dan memastikan mereka tiba di bandara tepat waktu,” jelas Anne.
Selain itu, ada beberapa stasiun yang terhubung dengan pelabuhan laut sebagai solusi ekosistem pengiriman barang. Dua belas stasiun kereta api terhubung dengan pelabuhan laut utama di Indonesia, termasuk Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, dan Pelabuhan Belawan di Medan.
KAI mencatatkan kinerja positif pada angkutan barang selama periode Januari hingga Agustus 2024, dimana KAI mengangkut 45.056.573 ton barang atau meningkat 7% dibanding periode yang sama Januari hingga Agustus 2023 sebanyak 42.073.513 ton barang.
Berikut adalah beberapa stasiun kereta api yang terhubung dengan pelabuhan sebagai konektivitas dan efisiensi pengiriman barang dengan kereta api:
- Stasiun Tanjung Priok – Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
- Stasiun Kalimas – Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya
- Stasiun Semarang Tawang - Pelabuhan Tanjung Emas
- Stasiun Belawan – Pelabuhan Belawan, Medan
“Integrasi ini memungkinkan pengangkutan barang melalui kereta api menjadi lebih cepat dan efisien, serta memudahkan distribusi logistik ke berbagai wilayah di Indonesia,” ungkap Anne.
Sebagai bagian dari upaya memperkuat transportasi perkotaan, KAI juga telah meluncurkan layanan LRT Jabodebek dan LRT Sumatera Selatan. LRT Jabodebek kini melayani perjalanan antarkota di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi), yang semakin mempermudah mobilitas masyarakat perkotaan.
Layanan LRT Jabodebek terintegrasi dengan beberapa stasiun besar yang menjadi pusat transportasi antarmoda seperti:
- Stasiun Dukuh Atas – Terintegrasi dengan KRL Commuter Line, MRT Jakarta, dan TransJakarta.
- Stasiun Cawang – Terhubung dengan LRT Jabodebek, TransJakarta, dan jalur kereta komuter lainnya.
- Stasiun Bekasi Timur – Menghubungkan LRT Jabodebek dengan KRL Commuter Line dan moda transportasi lainnya.
Beberapa stasiun kereta api juga memiliki lokasi yang dekat dengan terminal bus antar kota. Hal tersebut tentunya akan mempermudah penumpang kereta api mengakses angkutan terusan moda darat lainnya.
“Sementara itu, LRT Sumsel telah beroperasi di Palembang dan sekitarnya, menghubungkan berbagai titik strategis, termasuk Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Jakabaring Sport City sehingga memberikan akses transportasi yang lebih cepat dan terjangkau bagi masyarakat,” jelas Anne.
Tak hanya itu, KAI juga mendukung operasional Kereta Cepat Whoosh, kereta cepat pertama di Indonesia. Kereta cepat ini menghubungkan Jakarta dengan Bandung, mempercepat waktu tempuh antara dua kota besar tersebut hingga kurang lebih 45 menit.
“Dengan kecepatan maksimal 350 km/jam, kereta cepat Whoosh diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas darat serta memberikan alternatif perjalanan yang lebih cepat dan nyaman bagi masyarakat yang sering bepergian antara dua wilayah ini. Layanan ini juga terintegrasi dengan moda transportasi lain di Jakarta dan Bandung,” tutup Anne. (rel)