Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi |
Jakarta.Internationalmedia.id.-Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi meminta keluarga besar korps bhayangkara untuk meneladani kesederhanaan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, karena masih ada anggota dan keluarga yang diduga gemar hidup mewah.
"Seharusnya mereka meneladani kesederhanaan yang dicontohkan oleh Kapolri dan istri. Beliau tidak pernah bergaya hidup mewah apalagi memamerkannya di media sosial. Tidak pernah. Padahal beliau orang nomor satu di Polri. Yang hedon dan flexing harusnya malu," kata R Haidar Alwi, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/9).
Haidar mengaku banyak mendapatkan informasi dari masyarakat tentang masih adanya anggota Polri dan keluarga yang diduga gemar bergaya hidup mewah (hedon) dan dipamerkan di media sosial (flexing).
Menurut Haidar, karena ulah segelintir oknum nantinya banyak anggota Polri lainnya yang ikut terdampak, padahal mereka hidupnya pas-pasan, terutama mereka yang pangkat dan jabatannya masih tergolong rendah.
"Kalau efeknya hanya terbatas pada oknum yang bersangkutan, silakan saja. Ini satu institusi ikut terdampak karena timbul stigma dan dicap oleh masyarakat sebagai lembaga yang hedon dan suka pamer. Sebagai senior dan atasan sudah selayaknya menjadi contoh yang baik bagi junior dan bawahannya," ujarnya.
Apalagi kata Haidar, kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia yang menunjukkan kesederhanaan luar biasa meskipun menyandang status sebagai pemimpin umat beragama di dunia sekaligus pemimpin negara Vatikan.
Mulai dari penggunaan pesawat komersil, mobil biasa dan menolak tidur di hotel berbintang, hingga jam tangan murah dan sepatu tua yang sudah lusuh.
"Kesederhanaan Paus seperti tamparan keras bagi para pejabat yang gemar hedon dan pamer. Tapi sayangnya, walaupun sudah ditampar sangat keras, masih banyak yang belum introspeksi diri," katanya.
Oleh karena itu, R Haidar Alwi mengajak seluruh keluarga besar Korps Bhayangkara agar bersama-sama menjaga marwah institusinya. Jangan sampai di saat sebagian besar sibuk membangunnya, sebagian lainnya justru malah sibuk meruntuhkannya.
"Bukan hanya anggota Polri tapi juga keluarganya, istri dan anak-anaknya harus bisa menjaga marwah Polri. Supaya apa yang sudah dibangun dengan susah payah tidak berakhir sia-sia," kata Haidar Alwi.*