Bandung.Internationalmedia.id.-PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengintensifkan penanaman pohon serta rumput akar wangi di sepanjang jalur kereta api.
Langkah tersebut sebagai upaya KAI dalam memitigasi potensi longsor pada lereng melalui media tanaman.
Saat ini, KAI telah melakukan penanaman 4.311 pohon dengan rincian 3.419 pohon tinggi kurang dari 2 meter dan 819 pohon tinggi lebih dari 2 meter. Di samping itu, KAI juga telah menanam rumput akar wangi seluas 4.706 meter persegi di sejumlah lereng yang berpotensi longsor.
“Penanaman pohon dan rumput akar wangi di sepanjang jalur kereta api tersebut merupakan bagian dari langkah KAI untuk menjaga keselamatan perjalanan kereta api di musim hujan, khususnya menjelang periode liburan Natal dan Tahun Baru.
Program penanaman pohon dan rumput akar wangi ini akan terus kami lanjutkan di titik-titik yang masih bisa ditanami,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus.
Pepohonan yang hidup di sepanjang jalur kereta api dapat menguatkan struktur tanah, mengurangi erosi, dan secara signifikan mengurangi risiko tanah longsor.
Selain itu, tanaman ini juga dapat berperan sebagai penyerap air, membantu mengontrol aliran air hujan, dan mencegah terjadinya genangan air yang dapat mengganggu perjalanan kereta api.
Adapun rumput akar wangi merupakan tanaman ekologis dengan sistem perakarannya yang unik. Tanaman ini memiliki akar serabut yang tumbuh lurus dan bukan menyamping seperti tumbuhan rumput pada umumnya.
Akar yang lurus berfungsi untuk stabilitas tanah sedangkan akar dengan susunan yang tebal dan rapat berfungsi untuk menyebarkan air, menahan sedimen, dan sangat tahan terhadap bermacam-macam bahan kimiawi untuk rehabilitasi lahan.
Akar rumput akar wangi diketahui mampu menembus lapisan setebal 15 cm yang sangat keras dan di daerah lereng-lereng yang keras dan berbatu. Ujung-ujung akar rumput mampu masuk dan menembus serta menjadi semacam jangkar yang kuat sehingga mempunyai kemampuan mencegah erosi lereng.
Selain penanaman pohon dan rumput akar wangi, KAI bersama pemerintah daerah juga melaksanakan upaya penanganan musim hujan lainnya dengan pembersihan sampah, normalisasi sungai, dan saluran air dari endapan lumpur maupun gulma eceng gondok di sepanjang jalur kereta api.
Di samping itu, upaya antisipasi yang KAI lakukan untuk keselamatan perjalanan KA di antaranya dengan menyiagakan petugas khusus di titik-titik rawan. Petugas tersebut secara bergantian bersiaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah rawan bencana.
Para petugas juga dapat langsung melakukan tindakan jika terjadi masalah pada jalur rawan tersebut.
Selain menyiagakan petugas khusus, KAI juga telah menempatkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di berbagai stasiun yang berdekatan dengan daerah rawan.
AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam kantong karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan pondasi jalur, dan lainnya. Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat seperti Multi Tie Tamper (MTT) juga disiagakan untuk merawat kondisi jalur rel agar tetap laik dilintasi kereta api.
Pengecekan jalur secara langsung juga rutin kami lakukan baik dengan jalan kaki maupun menggunakan lori dressin, bahkan para kepala daerah operasi terjun ke lapangan untuk dapat melakukan perbaikan dengan segera jika menemukan masalah.
“KAI terus proaktif berupaya dalam menyiapkan segala aspek khususnya dalam menghadapi musim hujan serta mengantisipasi longsor dan gangguan lainnya untuk terwujudnya kelancaran dan keselamatan perjalanan kereta api,” kata Joni.
(rel)