Kabag Umum Sekretariat DPRD Jabar Dr H Dodi Sukmayana,SE,MM |
Bandung.Internationalmedia.id.-Bagian Umum Sekretariat DPRD Jawa Barat salah satu bagian utama yang terkait dengan memfasilitasi anggota DPRD Jabar dalam melakukan pelayanan selalu bekerja dengan efektif dan efisien.
Semua staf baik ASN maupun non ASN yang ada dilingkup Sekretariat DPRD Jabar, khusus bagian Umum harus melakukan Cek and ricek (CnR).
Kabag Umum Sekretariat DPRD Jabar Dr H Dodi Sukmayana mengatakan perbaikan sistem kerja sudah saatnya dilakukan agar tercipta, kerja yang efektif dan efisien.
“Oleh karenanya cek and ricek adalah sarananya, agar perbaikan sistem kerja efektif dan efisien bisa didapatkan,” katanya.
“Jadi, semua staf harus selalu membudayakan cek and ricek dalam menjalankan kerja,” tambahnya.
Dodi yang juga dosen dari Universitas Winaya Mukti mencontohkan, soal lampu.
“Dodi kan suka nanya ke rekan-rekan, ada beberapa titik yang lampunya selalu putus, pertanyaannya apakah lampunya yang jelak, atau ada arus yang kurang bagus,” katanya.
Ada kejadian, pagi hari sebelum sidang paripurna HUT Jabar, ada satu titik lampu yang tiba-tiba mati.
“Jam duabelas malam (00.00 WIB), Dodi masih di sini (kantor), lampu nyala semua, pada saat pagi-pagi, pukul 06.00 WIB ada yang mati,” katanya.
Dari para teknisi akhirnya Dodi mengetahui ternyata ada perubahan arus.
“Di sini kita voltasenya biasanya 220, ternyata dia domainnya 230-240, akhirnya jebol,” tambahnya.
Pertanyaannya kalau sudah tahu ada perubahan voltase, kenapa tidak diantisipasi.
“Mereka jawab, harus pakai alat yang mahal,” terangnya.
Akhirnya Dodi menjelaskan, itulah pentingnya CnR, sebetulnya tidak perlu alat yang mahal untuk perbaikan. Walau, sudah mengetahui ada peralatan yang rentan dengan tegangan listrik.
“Kita pasang stabilitas, yang murah saja, daripada pakai UPS yang mahal,” terangnya.
Untuk itulah, Dodi terus mengingatkan staf untuk selalu membudayakan CnR.
“Sekalipun tidak terpakai, biasakan CnR, termasuk cek and ricek kendaraan, jangan sampai kendaraan tidak layak jalan dipergunakan,” ungkapnya.
Penomoran Lampu dan Kran
Termasuk masalah saluran air, air di kran juga jangan sampai ada yang bocor, harus sering dilakukan CnR, kamar mandi juga harus selalu dalam keadaan bersih.
“Semua harus terlibat dalam melakukan CnR,” tambahnya kembali.
Soal lampu dan kran yang suka bocor, Dodi juga, sudah meminta agar lampu, kran dan kamar mandi diberi nomor.
“Semua itu untuk memudahkan dalam melakukan CnR,” ungkapnya.
Sekarang ini suka bingung juga, karena acap ada kasus lampu mati dan kran rusak.
“Ditanya lampu mana, dia hanya bilang lampu di kamar mandi dekat itu, bias kan,” ungkapnya.
Kalau ada penomoran lampu, penomoran kamar mandi, penomoran kran, bisa lebih mudah melakukan antisipasinya.
Begitupun halnya bila ada satu titik lampu atau kran yang terlalu sering mati.
“Kalau sampai diketahui ada pergantian terlalu sering disatu titik, berarti titik itu ada masalah, misal di instalasinya,” ungkapnya.
Dodi kasih contoh satu lagi, misal soal kertas, ditanya stok kertas berapa lagi, jawabnya nanti dilihat dulu ke gudang, ditanya bagian mana yang banyak mempergunakan kertas nanti lihat dulu datanya.
“Bagi Dodi, perhitungan itu adalah sebuah analisa. Kalau biasanya 15 rim per bulan, nggak mungkin bulan selanjutnya dia menghabiskan 30 rim”.
Demikian juga halnya soal snek untuk anggota Dewan ketika rapat. Dodi pernah cek usai rapat/ Ada salah satu jenis snek, bronis yang kurang diminati anggota Dewan mungkin karena terlalu manis. Tidak dimakan, ditinggal begitu aja di atas meja.
Kedepannya, jenis snek tersebut harus kita kurangi. Mubajir bila snek/kue tersebut ditinggal dan tidak dimakan.Ini hal kecil tapi perlu mendapat perhatian untuk efisien, katanya mengakhiri.(Ter)