Notification

×

Iklan

Iklan

Demo ke Gedung DPRD Akibat Terhambatnya Saluran Komunikasi

Rabu, 27 September 2023 | 06:00 WIB Last Updated 2023-09-26T23:00:00Z
Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, Dr. H. Dodi Sukmayana,SE., MM

Bandung.Internationalmedia.id.-Salah satu permasalahan terjadinya aksi (demo) di depan Gedung DPRD, di antaranya karena faktor terhambatnya saluran komunikasi. 

Kemudian, masalah kewenangan terhadap apa yang mereka aspirasikan itu, bagi mereka yang di depan (aspiran) itu tidak masalah. Tetapi saluran komunikasilah yang dipermasalahkan. 

Mereka beranggapan DPRD tidak empati, DPRD tidak simpati, DPRD tidak responsive. DPRD tidak adaptif dan sebagainya.

Untuk mereduksi permasalahan tersebut, Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat membuka diri, dengan membuka kran, fasilitasi bagi  siapapun kelompok kelompok mahasiswa atau apa yang mau menggunakan Gedung DPRD, silahkan, kita atur sepanjang melibatkan wakil rakyat (anggota DPRD).

Hal ini disampaikan Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, Dr. H. Dodi Sukmayana,SE., MM. dalam suatu percakapan belum lama ini di ruang kerjanya, Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Bandung.

Dikatakan, dengan cara seperti sekarang kita mulai membuka kran, kita berpikiran begini, Gedung ini berbeda dengan gedung Bapenda, gedung ini berbeda dengan gedung Bappeda, gedung ini berbeda dengan gedung Sekda. Gedung ini adalah Gedung DPRD milik rakyat, kata Dodi.

Karena ini gedung rakyat, maka kesan pertamanya jangan dibuat seram oleh rakyat. Jadi seolah di sinilah gedung tempat orang orang borju atau orang-orang yang intelektual tinggi, orang orang terhormat, bukan!. Tetapi walaupun ini gedung rakyat, otomatis semua harus sesuai dengan norma dan etika.

Tetapi di sinilah gedung cerminan wakil rakyat bersuara, makanya sekarang kita coba buka diri, siapapun kelompok-kelompok mahasiswa atau apa yang mau menggunakan Gedung DPRD, silahkan kita atur sepanjang melibatkan wakil rakyat (anggota DPRD).

“Asal ada wakil rakyat, bukan apa- apa tetapi untuk membuka saluran komunikasi yang tersumbat selama ini,” tambah Dodi.

Nah mungkin sekarang bisa rasakan demo di jalan mulai turun, kan kita buka diri. Permasalahan yang menjadi issue strategis nasional kita bahas di depan di rooftop.   Mereka senang, tetapi kita juga pintar-pintarlah, kalau topik nya ini, maka kita tampilkan yang ini.

“Dan Alhamdulillah, DPRD juga merespon bagus, jadi saluran komunikasi itu memang ke depan harus semakin dibuka.  Mereka (mahasiswa) juga paham, mereka orang orang intelek, yang punya pendidikan dan mereka itu tahu, tetapi yang mereka butuhkan itu sikap empati responsif.

Kepekaan terhadap semua masalah atau issue-isue.”ucapnya.

Nah itu harus dipelajari harus didiskusikan, rencananya kita juga akan bikin FGD (focus Group Discusion) jadi semacam think tank, memang ada sedikit pengorbanan. Contoh kalau mahasiswa datang ke sini, kita harus sediakan makan dan minum.

“ Gak Jadi masalah ! sepanjang melibatkan DPRD,  itulah cara  kita untuk membuka diri,  .”

Dan ternyata ini memberikan kesan bagus yang diterima mahasiswa sendiri, memang ini lah cara kita untuk membuka diri.  Sebetulnya itu bukan tugas bagian umum itu bagian fasgarwas, itu ada hubungan kemasyarakatan, hubungan kelembagaan. Cuma kita lihat ini perlu.

“Ya, itulah sebuah lembaga seperti sebuah mobil, mobil itu tidak bisa maju hanya dengan roda satu harus roda empat semuanya, tetapi jangan saling menyalahkan, kamu harus jalan duluan dan sebagainya”pungkasnya.(Ter)

×
Berita Terbaru Update