Notification

×

Iklan

Iklan

Dr Dodi Sukmayana Sebut, Pemimpin Harus Bisa Mentransfer Pengetahuannya ke Bawahan

Minggu, 27 Agustus 2023 | 18:04 WIB Last Updated 2023-08-27T11:04:24Z
Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Jawa Barat Dr. H. Dodi Sukmayana, SE., MM

Bandung.Internationalmedia.id.-Kepala Bagian sebagai seorang pemimpin harus bisa menjadi mentor untuk mentransfer pengetahuan kepada bawahannya.

Seorang pemimpin itu harus menciptakan unit kerja itu sebagai unit pembelajaran. Bukan sebagai unit instruksi atau perintah, tetapi sebagai unit pembelajaran.” 

Hal ini dikemukakan Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Jawa Barat Dr. H. Dodi Sukmayana, SE., MM, dalam suatu percakapan, Jumat, (25/08/2023) di ruang kerjanya, gedung DPRD Jl Diponegoro Bandung..

Dikatakan, setiap orang punya kelebihan dan kelemahan. “Jadi kelebihan itu mari kita tutupi untuk kekurangan. Jadi yang kekurangan bisa berkembang. Jadi jangan sampai atasan itu hanya berpikir untuk dirinya sendiri. Dia harus mampu berbagi dengan bawahannya tentang ilmu pengetahuan,” tegas Dodi yang juga Dosen Pascasarjana Univesitas Winaya Mukti.

Sebagai seorang Kepala Bagian, Dodi juga menginginkan para stafnya di Bagian Umum mampu menganalisis pekerjaan mereka, bukan menghafal.

“Suatu ketika, saya panggil satu orang. Anda jangan menghafal pekerjaan, tapi harus bisa menganalisis pekerjaan. Kalau menghafal pekerjaan gampang. Bisa nggak dianalisis? Kalau orang tidak bisa menganalisis, maka dia tidak bisa berinovasi. 

Tidak bisa mengatakan itu adalah sebuah permasalahan terjadi ke depan. Inginkan dia mampu menganalisis kerjaan sehingga dia bisa mencatat permasalahan yang terjadi di pekerjaannya,” ungkap Dodi.

Ia mencontohkan pegawai yang membuat dokumen pengadaan harus mampu memahami dan menganalisis tentang dokumen tersebut. “Apakah dokumen standar harus seperti itu atau bisa ditambah dengan dokumen penunjang? Itu menjadi bagian dari sebuah pekerjaan analisis,” jelasnya.

Dodi mengharapkan para pegawai Bagian Umum mampu menganalisis pekerjaannya sendiri, serta menjiwai dan menghayati pekerjaan tersebut. “Dan dia (pegawai-red) harus mentransfer ilmu. Jangan pernah takut ilmu itu akan habis. Ilmu itu tak akan habis,” paparnya.   

Sebagai Kepala Bagian, kata Dodi, ruang-ruang diskusi antara atasan dan bawahan harus selalu dibuka. Jangan jaga jarak antara atasan dan bawahan.

“Sudah tidak musim lagi atasan kerjaannya mengangkat jari. Tapi sudah saatnya kita angkat tangannya, gandeng tangannya, kita tarik ke depan. Jadi seperti itulah konsepnya. Makanya di umum kami istilahkan pemimpin yang melayani bukan dilayani. 

Artinya apa? Pemimpin lah yang harus melayani. Konsep di Bagian Umum pemimpin bukan penguasa, tapi yang dikuasakan dan diberi amanah. Selain dia harus memberi ilmunya, kita jaga juga harus membina akhlaknya,” tegas Dodi dengan penuh semangat.

Berkaitan dengan kesalahan seorang pegawai, Dodi menjelaskan, sebagai manusia, pegawai punya rasa dan perasaan. Jadi pasti ada penyebabnya atau pemicu kesalahan tersebut.

“Misalkan ada salah di hukum, itu gampang. Karena kalau seperti itu jadikan saja robot. Tapi manusia punya rasa dan perasaan. Siapa tahu ada penyebabnya, siapa tahu ada pemicunya. Kita harus dalami seperti itu,” katanya.

Dodi mengharapkan pendekatan kepada pegawai itu dilakukan secara manusiawi. Pegawai yang punya beban masalah di kepalanya itu, cenderung dia tidak bisa mengerjakan pekerjaannya dengan baik karena dia tidak bisa fokus.

“Nah tugas kita lah yang harus tahu itu. Makanya saya tekankan kepada staf kepegawaian itu harus bisa menjadi konselor. Menjadi konseling bukan kita hanya bisa men-judge. Men-judge anda salah bukan, tapi kita harus bisa mengkonseling dia supaya bisa berubah,” tegasnya.

Salah dalam bekerja biasa, karena kita semuanya juga dalam proses belajar. Jadi sebuah kesalahan itu bukan sesuatu yang tabu. “Tapi mari kita belajar dari sebuah kesalahan,” ajaknya.**

×
Berita Terbaru Update