Cimahi.Internationalmedia.id.-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi sudah melakukan pemetaan untuk mengantisipasi kekeringan dampak dari fenomena El Nino berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Mengacu pada Kajian Risiko Bencana (KRB) Kota Cimahi tahun 2022, potensi kekeringan tersebar di seluruh kelurahan di Kota Cimahi dengan kategori sedang. Berdasarkan pemetaan luas potensi bencana kekeringan di Kota Cimahi adalah 4.280,40 hektare.
Kelurahan dengan luas bahaya tertinggi adalah Kelurahan Cipageran yaitu seluas 620,28 hektar dengan kelas tinggi atau sekitar 14,49 persen dari total luas wilayah bahaya kekeringan.
"Hasil dokumen KRB, potensi kekeringan hampir ada diseluruh kelurahan. Cuma rata-rata kategori sedang. Ini yang kita waspadai pada saat muncul El Nino," imbuh Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi Fitriandy Kurniawan pads Selasa (30/5/2023).
Diketahui, El Nino adalah suatu fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Kondisi itu dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Dia adanya fenomena tersebut, musim kemarau tahun ini diperkirakan bakal lebih kering daei tahun sebelumnya. Sejumlah dampak yang muncul imbas dari kekeringan karena musim kemarau di Kota Cimahi di antaranya krisis air bersih, kebakaran lahan dan hutan.
Dengan kondisi tersebut, BPBD Kota Cimahi memprediksi potensi bencana kekeringan lahan pertanian, kekeringan sumber air bersih, serta kejadian kebakaran rumah dan lahan. Pihaknya pun sudah menyiapkan sejumlah antisipasi untuk menghadapi musim fenomena El Nino tahun ini.
Dalam upaya melakukan pencegahan terhadap tiga bencana ini, BPBD bakal gencar meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dengan menggandeng OPD terkait serta menerbitkan surat kesiapsiagaan bencana kekeringan.
Sedangkan pada saat penanganan, pihaknya telah menyiapkan tangki-tangki air bersih untuk didistribusikan kepada warga yang membutuhkan. Air bersih akan didistribusikan dari SPAM Pemkot Cimahi.
"Kita BPBD punya satu tangki. Nanti kita koordinasikan dengan dinas lain seperti DPKP, PU, serta perusahaan air bersih. Sehingga warga yang butuh air langsung dipasok secara bergiliran," kata Andi, sapaan akrabnya.
Menurutnya, dari 15 kelurahan di Kota Cimahi hanya 3 kelurahan yang rawan kekurangan air bersih. Seluruhnya berada di Kecamatan Cimahi Selatan meliputi kelurahan Melong, Utama, dan Leuwigajah. Kekurangan air bersih di tiga wilayah ini terjadi lantaran sumber air bersih mayoritas masih mengandalkan sumur yang kerap mengalami penurunan muka air tatkala kemarau datang.
"Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya. Tiga kelurahan ini paling rawan kekurangan air bersih saat kemarau tiba. Ini disebabkan sumber air di sumur mengalami penurunan," ujarnya.(mar)