Jakarta.Internationalmedia.id.-Peresmian operasional Proyek Strategis Nasional Kereta Cepat Jakarta Bandung dan LRT Jabodebek akan dilakukan pada bulan Agustus 2023 sebagai kado bagi Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Panjaitan saat Peresmian Penyelesaian Pemasangan Rel KCJB di Stasiun KCJB Halim, Jumat (31/03/2023).
Saat ini, seluruh jalur ganda KCJB sepanjang 142,3 km telah terpasang rel. Proses peletakan rel atau track laying dilakukan selama 12 bulan sejak 20 April 2022.
Adapun rel yang dipasang adalah khusus untuk kereta api cepat yaitu rel tipe R60 sepanjang 500 meter yang disambungkan dengan metode flash butt welding. Dengan metode tersebut, sambungan antar rel akan terasa mulus sehingga perjalanan KCJB semakin nyaman karena minim guncangan.
Progres konstruksi KCJB saat ini telah mencapai 86% sesuai hasil verifikasi para konsultan. Saat ini pembangunan stasiun yang sebagian besar sudah di atas 90% akan terus dikebut menjelang operasional KCJB.
Setelah itu, akan dilakukan fine adjustment sambil paralel listrik aliran atas juga akan terpasang seluruhnya. Nantinya ditargetkan pada 1 Mei akan dilakukan Comissioning Test dan paralel diajukan sertifikasi laik operasinya oleh Kementerian Perhubungan.
Pada rangkaian kegiatan tersebut, Menko Luhut juga melakukan kunjungan kerja pada proyek LRT Jabodebek dari Stasiun LRT Halim menuju Stasiun LRT Dukuh Atas. Progres LRT Jabodebek per 22 Maret 2022 telah mencapai 90,89%.
Saat ini, KAI dan stakeholder terus melakukan uji coba carousel test dimana beberapa rangkaian LRT Jabodebek diuji coba bersamaan secara otomatis tanpa masinis. Corousel test ini merupakan gambaran pengoperasian LRT Jabodebek saat beroperasi nanti.
Selain itu, KAI terus berupaya memenuhi kebutuhan SDM untuk LRT Jabodebek yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan, antara lain melalui pelaksanaan sejumlah pelatihan dan sertifikasi bagi awak sarana dan prasarana, serta mempersiapkan petugas pelayanan, pengamanan, dan unit pendukung lainnya.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, sebagai BUMN yang mendapat penugasan dari pemerintah untuk menyelesaikan KCJB dan LRT Jabodebek, akan memastikan penyelesaian kedua Proyek Strategis Nasional tersebut agar dapat dinikmati masyarakat.
KAI telah mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang bersumber dari APBN tahun 2021 sebesar Rp6,9 triliun untuk pembangunan KCJB dan LRT Jabodebek serta penambahan PMN yang bersumber dari APBN 2022 sebesar Rp3,2 triliun untuk memperkuat perusahaan dalam menyelesaikan proyek KCJB.
“KAI berkomitmen mengelola PMN secara akuntabel dan transparan yang ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat,” kata Didiek.
Bagi masyarakat, PMN tersebut akan merealisasikan hadirnya transportasi massal yang lebih efisien dan modern, menyerap lapangan pekerjaan, pengurangan emisi/penggunaan BBM, dan penghematan waktu perjalanan.
Bagi negara, PMN akan membantu mempercepat penyelesaian Proyek Strategis Nasional berbasis perkeretaapian, mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar stasiun maupun potensi pengembangan kawasan baru, peningkatan pendapatan negara baik secara langsung maupun tidak langsung, serta meningkatkan citra positif Indonesia di mata dunia dengan dioperasikannya kereta cepat dan LRT yang dioperasikan tanpa masinis.
Adapun bagi KAI, PMN akan memberikan perbaikan struktur modal perusahaan dan kapasitas usaha dalam menyelesaikan 2 Proyek Strategis Nasional dengan mempertimbangkan kondisi keuangan KAI yang terdampak pandemi Covid-19. (rel)