Kepala Dinas Sosial dan PMD Kabupaten Samosir, Agus Karokaro saat berada di lokasi budidaya Lalat BSF dilingkungan kantor Dinas Sosial dan PMD |
Samosir.Internationalmedia.id.- Dinas Sosial PMD Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, mendukung pemerintah menjaga ketahanan pangan bagi masyarakat di Kabupaten Samosir dengan menerapkan pola pengolahan sampah organik menjadi pakan hewan ternak melalui Lalat BSF(Illucens).
Lalat BSF adalah sejenis lalat berwarna hitam yang larvanya (maggot) mampu mendegradasi sampah organik, hingga maggot atau belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) dapat menjadi pakan hewan ternak dan lainnya.
Penerapan tersebut, selain salah satu cara Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir untuk penanganan sampah, juga dinilai dapat membantu masyarakat dalam hal ketahanan pangan bagi pakan hewan ternak.
Sebagaimana diketahui, saat ini sampah merupakan salah satu kendala diberbagai daerah. Pasalnya, keberadaan sampah yang terus-menerus kian bertambah, hingga berpotensi merusak lingkungan.
Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Samosir, Agus Karokaro, saat ini telah melakukan penanggulangan sampah dengan menyosialisasikan kepada masyarakat agar membuat budidaya lalat BSF untuk menghasilkan Magot menjadi pakan hewan ternak.
Sementara, Agus Karokaro telah melakoni sendiri.
Saat ini dilingkungan kantornya, Agus Karokaro telah membudidayakan Lalat BSF yang dapat menghasilkan magot dari pengolahan sampah organik yang telah dilakukannya sebagai pakan ternak ayam kampung dan ikan lele yang dipelihara.
Terbukti, ayam kampung dan ikan lele yang dipeliharanya dapat cepat berkembang tanpa harus merogoh kantong untuk membeli pakan.
" Memelihara Lalat BSF yang dapat menghasilkan Magot adalah solusi saat ini bagi masyarakat yang kesulitan dalam mengelola sampah ", kata Agus Karokaro, Rabu (18/01/2023), saat dikonfirmasi melalui WhatsApp
Menurutnya, Lalat BSF adalah sejenis lalat berwarna hitam yang larvanya (maggot) mampu mendegradasi sampah organik, hingga maggot atau belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) menjadi pakan hewan ternak dan jenis ikan lainnya.
Magot BSF atau yang biasa disebut lalat tentara, lanjutnya menjelaskan, Lalat BSF jauh lebih cepat mengurai sampah bila dibandingkan dengan hewan pengurai lain.
" Salah satu cara penting dilakukan adalah memulai pengelolaan sampah sejak dini. Mulai dari rumah, dengan cara memisahkan sampah organic dan non organic untuk diberikan makanan Maggot BSF ", jelas nya.
Selain keberlangsungan menjaga pelestarian lingkungan, juga menurut nya, dengan budidaya Lalat BSF yang mampu mendegradasi sampah organik juga dapat mendukung untuk program pertanian.
" Hal ini juga akan menjadi salah satu solusi untuk mampu membuat permasalahan sampah teratasi. Selain lingkungan terjaga, sisa sampah organik yang diurai lalat BSF ini juga sangat bagus untuk dijadikan pupuk ", ujarnya.
" Ini sudah kita sosialisasikan bagi masyarakat desa. Keberadaan Maggot, pertimbangan menarik bagi mereka yang memiliki hewan ternak. Maggot tidak mengandung bahan kimia dibanding dengan pakan ternak pada umumnya, dan sudah ada juga masyarakat yang memulai ", pungkasnya. (rel)