Bandung.Internationalmedia.id.-TRANSISI menuju demokrasi di berbagai belahan dunia tidak lepas dari gerakan kaum muda khususnya para mahasiswa. Seperti yang terjadi di Indonesia pada 1998, para mahasiswa dengan kesadaran kritisnya mampu meruntuhkan rezim orde baru yang berkuasa 32 tahun.
Bicara gerakan mahasiswa era 1990-an itu, tentu saja tidak terlepas dari Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera). Ini merupakan gerakan besar prodemokrasi yang berjuang bersama gerakan buruh, perempuan, agraria, lingkungan, masyarakat adat, dan gerakan demokrasi lainnya yang punya satu tujuan, meruntuhkan rezim otoriter dan korup bernama Orde Baru.
Nama Aldera diusulkan oleh Pius Lustrilanang, aktivis mahasiswa asal Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung yang gigih memperjuangkan demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia,
Kiprah Aldera dan bagaimana perjuangan Pius Lustrilanang yang pernah diculik oleh rezim berkuasa tersebut dibukukan dalam buku Aldera, Potret Gerakan Politik kaum Muda 1993-1999 yang diterbitkan Kompas pada 2022 ini.
Buku ini bukan sekadar catatan sejarah, tapi juga inspirasi dan semangat intelektual untuk menegakkan demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum.
Bagaimana perjuangan menegakkan demokrasi, bagaimana perlakuan rezim terhadap para aktivis -termasuk penculikan Pius Lustrilanang-, dan bagaimana dinamika gerakan mahasiswa saat itu, semua diulas dalam buku tersebut.
Dalam keterangan tertulisnya, Daddy Rohanady anggota DPRD Jawa Barat menyebutkan, banyak hal bisa ditiru dari Aldera oleh para mahasiswa. Mahasiswa menjadi motor perubahan. Itu dibuktikan dari zaman ke zaman. Tinggal lihat, di mana kita?.
Setiap masa ada tokohnya dan setiap tokoh ada masanya. Siapkah adik-adik mahasiswa kita?, kata Daddy, sambil mengajak para anggota Dewan dan masyarakat untuk ikut ambil bagian adalan acara ini.
Kuliah Umum dan Bedah buku Aldera ini telah dilaksanakan di sejumlah kota seperti Jakarta, Palu, Makassar, Kendari, Yogyakarta, Cirebon, Gorontalo, dan Palembang, sepanjang Oktober-November 2022.
Pada Rabu 7 Desember 2022 ini, Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera akan digelar di Auditorium PPAG Universitas Katolik Parahyangan, Jalan Ciumbuleuit No 94, Kota Bandung, mulai pukul 13.00 sampai 15.00.
Acara di Unpar ini juga menjadi penanda bahwa Bandung menjadi salah satu titik awal perjuangan mahasiswa meruntuhkan rezim Orde Baru.
Di kampus Unpar pula, Pius Lustrilanang menimba ilmu. Bersama beberapa temannya. ia membangun Unit Studi Ilmu Kemasyarakatan (USIK), suatu unit kegiatan mahasiswa di kampus Unpar. USIK pun turut bergerak bersama jaringan aktivis mahasiswa lainnya di Jawa Barat dan Indonesia dalam memperjuangkan keadilan, demokrasi, dan HAM.
Tercatat dalam sejarah nasional, para aktivis USIK Unpar ini mewarnai Aldera, yang terlibat aktif dalam perjuangan politik kaum muda era 1990-an.
Acara di Auditorium PPAG ini terbuka untuk mahasiswa dan umum termasuk insan media. Silakan mendaftar di http://bit.ly/3F1sJiV.
Acara ini akan dibuka oleh Rektor Unpar, Mangadar Situmorang Ph.D, kemudian pembahasan tentang gerakan mahasiswa oleh tiga narasumber yang merupakan pakar di bidangnya, yaitu Dekan FISIP Unpar.
Kemudian, Dr. Pius Sugeng Prasetyo; Dekan Fakultas Hukum Unpar, Dr. IUR. Liona Nanang Supriatna, dan Ketua Jurusan Hubungan Internasional Unpar, Elisabeth A S Dewi Ph.D .
Sebagai Keynote Speaker dalam Kuliah Umum ini adalah Dr. Pius Lustrilanang S.IP, M.SI, CSFA, CFRA. Sedangkan moderator adalah Vidaa Alatas dari Kompas Tv.
Untuk 100 peserta pertama yang hadir akan mendapat gratis buku Aldera, Aldera, Potret Gerakan Politik kaum Muda 1993-1999. Peserta juga akan mendapat sertifikat elektronik dan disediakan makanan ringan, kata Daddy yang juga Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD Jabar itu. (Ter)