Semula, ingin naik kereta api Argo Wilis dari Surabaya ke Bandung mengejar waktu agar sampai di Bandung sore atau malam hari. Menurut petugas kereta api Malang, riskan bisa terkejar kalau berangkat pagi naik kereta api Pattas ke Surabaya, terjadwal berangkat pukul 07.30 Wib. Disarankan, naik kereta Malabar saja sore hari dari Malang.
Mengapa mau naik kereta dari Surabaya ke Bandung ?. Ingin sampai sore ke Bandung mengejar waktu untuk sesuatu urusan penting. Kemudian, kereta tidak berhenti mengambil dan menurunkan penumpang hampir diseluruh Stasiun sebagaimana saya alami ketika naik kereta Malabar fasilitas Bisnis dari Bandung ke Malang menghadiri Pekan Olahraga Wartawan Nasional(Porwanas).
Kemudian, pilihan lain naik pesawat, harus dari Surabaya. Sebegitu juga, pesawat harus transit di Bali baru ke Bandung. Tidak praktis.
Maka, bersama seorang wartawan, Ahmad Husein diputuskan kembali kami naik kereta api malam “Malabar” sore, pada hari Sabtu(26/11/2022)pukul 17.10 Wib, tiba Minggu(27/11/2022) pukul 06.56. Menggunakan fasiltas Eksektif meluncur tepat waktu. Kereta baru bergerak beberapa ratus meter, sambil duduk mencoba kursi eksekutif ini, rekan saya bergumam dan bertanya. Apa kelebihan fasilitas Eksekutif Bang ?. Saya mencoba jelaskan akan fasilitasnya serta kenyamanannya yang berbeda dengan fasilitas kelas lainnya.
Mencoba perbaiki air toilet menggunakan selang |
Kemudian, setelah duduk ada penumpang lain yang mencoba standar kaki ditempat duduk. Eh, rusak sehingga kaki tidak bisa disandarkan. Bisa dibayangkan semalaman tanpa standar, kaki menggantung.
Kerusakan ini dilaporkan ke petugas, petugaspun datang dan mencoba untuk memperbaiki air yang macet toilet di 3 gerbong. Tidak berhasil, standar kaki yang rusak tidak ada teknisi yang memperbaikinya. Dimaklumi dan pasrah.
Beberapa jam perjalanan, di Ciawi kereta api berhenti karena rel kereta sedikit tergenang air. Kereta berhenti, beberapa saat kereta dijalankan namun rodanya “nyengsot” hanya berputar tapi tidak jalan. Dengan kepiawaian dan pengalaman Masinis, beberapa saat keretapun bisa jalan. Ciawi dan Cipendeuy disebutkan daerah rawan bila hujan turun. Apalagi jika hujan yang turun gerimis. Akibatnya, rel dan roda licin.
Setiba di Cipendeuy-Garut beberapa saat kereta berhenti, para teknisi dengan berbagai cara mencoba memperbaiki toilet yang macet dengan menggunakan selang. Itupun tidak berhasil. Para teknisi bergumam mengapa tidak diperiksa sebelumnya di Malang.
Mencoba perbaiki air toilet yang macet |
Kenapa?. Ketika bagian restorasi datang menghampiri para penumpang/pelanggan menawarkan jenis makanan dan minuman, mantap. Mbak, minta nasi goreng, habis pak. Ada juga nasi campur. Pesan teh angat, airnya sudah habis pak. Lho, piye ?. Semua serba habis. Puguh atuh karena posisi gerbong di ekor paling belakang. Makanan dan minuman sudah habis terjual karena dimulai dari penumpang gerbong pertama sampai ke lima.
Masih disekitar gerbong Eksekutif.Tiap gerbong ada pesawat TV. Kren!, tapi acara apa yang disuguhkan, kurang menarik, gak banyak yang nonton bahkan diabaikan. Ada pelanggan yang mengira TVnya update, misalkan menayangkan atau nobar pesta sepak bola dunia pada musim ini. Akhirnya, suara tv hanya memecah suara kesenyapan ditengah malam yang sunyi.
Hebatnya, kereta api berangkat dari Malang ke Bandung tepat waktu puku. 17.10 Wib, dengan catatan tiba nesoknya pukul 06.56 wib. Hanya, tibanya tidak tepat waktu, telat 1,5 jam. Apapun itu, penumpang atau pelanggan kereta api menikmati saja apa yang disuguhkan PT KAI, tidak ada pilihan. Yang penting sampai tujuan dengan selamat. Semoga ada perbaikan.(*)