New York.Internationalmedia.id.-Menlu RI Retno Marsudi sampaikan perkembangan persiapan KTT G20 di hadapan para Menteri dari kelompok negara-negara berkembang dalam Forum Global Governance Group, di New York, Amerika Serikat pada Rabu waktu setempat (21/09/22).
Di hadapan forum ini, tahun lalu, saya menyampaikan visi presidensi G20 Indonesia yang fokus pada pemulihan global. Hari ini, setahun kemudian, tantangan yang kita hadapi sudah berbeda, tensi geo-poltik memanas, krisis pangan dan energi akibat perang di Ukraina, dan tantangan baru isu kesehatan.
Tentu saja sebagai Presiden G20, Indonesia tidak tinggal diam. Indonesia lakukan penyesuaian untuk memastikan G20 tetap menjadi katalis pemulihan ekonomi global, ujar Menlu Retno ketika membuka pidatonya.
Lebih lanjut, Retno menyampaikan presidensi Indonesia G20 memfokuskan pada concrete deliverables. “Ini adalah kali pertama dimana concrete deliverables G20 difokuskan tidak hanya untuk anggotanya, tapi semua negara.
Terdapat 243 proposal dari negara-negara dan 43 proposal dari organisasi internasional, yang akan menguntungkan semua, khususnya negara-negara berkembang", pungkas Retno.
Beberapa capaian yang menonjol lainnya adalah sebagai berikut:
Pertama, di sektor kesehatan, telah disepakati pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF), yang telah mengumpulkan dana sebesar USD 1,4 miliar bagi pencegahan pandemi di masa yang akan datang.
Kedua, di sektor digital, telah dibentuk Digital Innovation Network (DIN) yang menghubungkan start-up - start-up internasional untuk saling berbagi pengalaman dan pendanaan.
Ketiga, di sektor energi, berbagai kerja sama telah disusun dan disepakati khususnya untuk energi bersih dan pengurangan emisi karbon.
“Dengan semakin dekatnya KTT G20, kita tidak boleh terperangkap dengan dinamika geopolitik yang memanas. Kita harus terus pastikan agar G20 membuahkan hasil yang menguntungkan bagi kita semua. Karenanya saya harap dukungan dari semua pihak", tambah Menlu Retno menutup pidatonya.
Pertemuan 3GMM dipimpin oleh Menlu Singapura Vivian Balakrishnan dan dihadiri oleh negara-negara berkembang, antara lain: Filipina, Brunei Darussalam, Bahrain, PEA, Costa Rica.
Kemudian, Guatemala, Jamaika, dan Botswana. Selain Indonesia, pertemuan juga hadirkan Italia dan India dalam kapasitas sebagai Troika G20 untuk berbagi pandangan terkait penguatan peran G20 dalam atasi tantangan global.(marpa)