Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P, selaku Wakil Komandan Satuan Tugas (Wadan Satgas) Citarum Harum bersama Gubernur dan Kapolda Jabar saat Rakor dan Evaluasi Satgas Citarum Harum |
Bandung.Internationalmedia.id.- Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P, selaku Wakil Komandan Satuan Tugas (Wadan Satgas) Citarum Harum Bidang Ekosistem menyatakan, dalam pencapaian pola kerja yang selama ini dilaksanakan diperlukan adanya pengakuan dan legalitas, sehingga cara pembaruan yang ditemukan di lapangan dijadikan sebagai satu metode baru, tidak bersifat pengakuan semu yang sifatnya hanya regulasi saja.
Hal ini dikemukakannya pada Rapat Koordinasi dan Evaluasi Satgas Citarum Harum, yang digelar di Aula Barat Gedung Sate Jalan Dipenogoro No. 22 Kota Bandung Jabar, Senin (4/4/2022).
Dikatakan, progres yang pernah tercapai maka harus ada yang kita segera akui secara bersama jadi tidak ada ego sektoral, mungkin dari pemerintah daerah bisa segera mengambil langkah yang kira-kira menjadi temuan yang ada di lapangan.
Dengan demikian, Kepala Daerah dalam hal ini pada akhir jelang 2025 kedepan, yakin bisa melanjutkan kegiatan tersebut, harapnya.
Terkait penanganan tanah kritis atau tandus kembali kepada kondisi semula dan layak untuk dijadikan lahan pertanian, begitu juga dengan percepatan budidaya perikanan. Wadan Satgas Citarum Harum Bidang Ekosistem pun tengah melakukan pendekatan dengan cara pendekatan ekonomi dan sosial serta pendekatan teknologi.
“Temuan ini yaitu produk yang diciptakan diberi nama Bios 44. Dengan Bios 44 ini dapat meningkatkan hasil dapat mencapai nilai ekonomis, efisiensi serta oftimal. Temuan saya sebetulnya itu biologi mikroba,” ujarnya.
Selain itu, dijelaskan juga dampak dari perubahan progress yaitu adanya lahan yang tidak bertuan karena ada percepatan leleran sungai yang akhirnya beloknya sungai ini jadi tidak terurus (Oxbow).
Untuk itu, Wadan Satgas berharap kepada Gubernur untuk segera memutuskan statusnya tanah tersebut. Pasalnya, kita membutuhkan keputusan ini, sehingga sektor dalam waktu tinggal 3 tahun bisa kita jadikan wadah untuk menjadikan nilai ekonomis.
Dalam kesempatan itu juga Pangdam menyampaikan bahwa selain menciptakan Bios 44, juga telah membuat mesin penjernih air, dengan mesin ini air laut jadi air minum. Dan alat ini telah disosialisasikan ke pabrik-pabrik untuk meyakinkan bahwa air limbah itu layak untuk dikonsumsi.
Pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa Kodam III/Slw hingga saat ini tengah melayani pendampingan kemasyarakatan mengejar target dan mengedukasi masyarakat untuk sadar bahwa nilai air itu sangat tinggi, tetapi sasaran utamanya terhadap sungai ini sendiri jadi berkurang. Sebaiknya juga ada siapa yang menghendel ke masyarakat ini.
Kalau saya baru memberikan pengarahan kepada para Dandim untuk menghendling lahan-lahan yang dilalui Citarum ini menjadi sasarannya masing-masing.
Diharapkan, pemerintahan daerah kabupaten maupun kota, sehingga kita bisa fokus lagi kepada capaian progresnya Citarum sendiri, sehingga bisa terjawab limbah ringan itu sampai di data nilai hingga 70 persen, pungkasnya.
Selain Gubernur Prov Jabar, Pangdam III/Slw turut hadir juga Kapolda Jawa Barat, Kajati Jawa Barat, para PJU Forkopimda Prov. Jabar, para Asisten Kasdam III/Slw, para Kabalakdam III/Slw, para Dansektor Satgas Citarum Harum, PJU Polda Jabar, dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Kementerian PUPR, serta pejabat terkait.(Ter)