Lombok.Internationalmedia.id.- Transformasi digital merupakan salah satu dari tiga isu prioritas Presidensi G20 Indonesia. Sektor ini dinilai menjadi salah satu kunci dalam upaya pemulihan bersama dunia pasca pandemi COVID-19.
Di masa pandemi, digitalisasi perekonomian berkembang sangat pesat. Mereka yang beradaptasi memanfaatkan digitalisasi terbukti mampu bertahan di masa pandemi dan dalam persaingan global.
Ini adalah kunci yang disampaikan oleh Yohpy Ichsan Wardana, Sekretaris Ditjen Kerja Sama Multilateral Kemlu, dalam pembukaan seminar G20 Fair di Mataram, Kamis, 31 Maret 2022.
Dengan mengangkat tema “Tumbuh dan Produktif di Era Digital: Rancang Masa Depan dengan Transformasi Digital" acara ini dihadiri secara langsung oleh 30 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mataram, dengan menerapkan protokol kesehatan dan physical distancing.
Disamping itu, kegiatan ini juga dapat disaksikan melalui media lokal Mataram.
Kegiatan G20 Fair menghadirkan narasumber utama Dubes Muhsin Syihab, Staf Ahli Hubungan Antarlembaga Kementerian Luar Negeri. Berbicara tentang Kerja dan Makna Presidensi G20, Dubes Muhsin menekankan bahwa Presidensi G20 Indonesia bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau kalangan tertentu, tetapi juga milik seluruh lapisan masyarakat.
Presidensi Indonesia pun berupaya inklusif, dengan turut mengundang wakil dari Pasifik dan Karibia, dua kawasan negara berkembang dan pulau-pulau kecil. Prinsipnya adalah untuk pulih lebih kuat dan berkelanjutan, maka harus dilakukan bersama-sama.
“Kita tidak ingin meninggalkan siapapun dalam membangun dunia, leave no one behind," ungkapnya. Inilah inti tema "Recover Together, Recover Stronger" yang diusung Indonesia.
Tujuan Presidensi G20 Indonesia adalah adanya hasil yang nyata bagi semua pihak. Salah satunya adalah melalui langkah penggalangan kerja sama anggota G20 dalam bentuk investasi, program, peningkatan kapasitas, beasiswa, maupun transfer teknologi.
Bagi masyarakat Indonesia sendiri, Presidensi Indonesia ditargetkan dapat memberikan manfaat nyata, terutama dari rangkaian pertemuan yang akan mendatangkan banyak delegasi dan menggerakkan ekonomi daerah.
Sementara itu, Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan penjelasan lebih khusus terkait perkembangan digital.
Disampaikan bahwa Presidensi G20 Indonesia merupakan kesempatan bagi Pemerintah maupun masyarakat dalam mengembangkan transformasi digital. “Salah satu exposure yang akan memamerkan perkembangan transformasi digital Indonesia melalui Digital Transformation Expo dan Digital Innovation Network," jelasnya.
Adapun hadir sebagai pembicara dari sektor industri digital adalah Rangga D. Fadillah, Chief of Public Policy and Government Relations GoTo.
“Kunci untuk menjawab tantangan yang dihadapi dalam ekonomi digital adalah adanya dialog berkesinambungan antara swasta dan Pemerintah dalam mencapai Digital Indonesia 2030," ujarnya dalam mengupas peranan sektor swasta dalam mendukung agenda transformasi digital di Indonesia.
Sesi paparan ditutup dengan penanggap yaitu Dr. Firmansyah dari Universitas Mataram dan Nurul Sofia dari Satgas G20 Kemlu.
Selanjutnya, sesi diskusi berjalan aktif, dengan sejumlah pertanyaan terlontar dari para mahasiswa peserta seminar, baik tentang kondisi dunia digital di Indonesia, infrastruktur digital, cara membuat startup, hingga penggunaan medsos di tanah air.
Salah satu perhatian juga diberikan kepada peran kaum rentan dan perempuan, yang dinilai sangat penting untuk dapat berkontribusi dalam perekonomian digital.
Provinsi NTB sendiri tercatat menjadi tuan rumah dari lima kegiatan rangkaian Presidensi G20 Indonesia. Salah satunya adalah 1st Digital Economy Working Group (DEWG) yang telah berlangsung tanggal 29-30 Maret 2022 di kawasan Senggigi. Dalam DEWG ini banyak dibahas isu transformasi digital.
Menyusul Mataram, Kementerian Luar Negeri telah merencanakan rangkaian G20 Fair berikutnya di beberapa kota di Indonesia. Melalui acara ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman atau awareness mengenai manfaat dan misi G20, sehingga ada dukungan masyarakat yang kuat terhadap penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia.(marpa)