Menlu RI, Retno Marsudi |
Jakarta.Internationalmedia.id.- Menlu RI, Retno Marsudi menyatakan bahwa situasi di Ukraina sampai saat ini masih sangat dinamis dan berubah dengan cepat.
Situasi ini tentunya sangat mempengaruhi upaya Pemerintah Indonesia untuk melakukan evakuasi warga negara kita.
Dari sejak awal sudah diperhitungkan bahwa evakuasi WNI di sana tidak akan mudah, memiliki tingkat kompleksitas dan bahaya yang cukup tinggi di tengah pertempuran yang masih terjadi.
Selain itu, keberadaan WNI juga tersebar di beberapa kota di Ukraina, yang berarti mereka tidak tinggal di satu kota.
Selain koordinasi pada working levels, saya juga melakukan banyak komunikasi dengan sejumlah Menteri Luar Negeri untuk saling memberikan informasi mengenai situasi dan jalur aman untuk evakuasi.
Komunikasi juga dilakukan dengan otoritas Ukraina, Rusia dan ICRC, terutama untuk memintakan safe passage pada saat pelaksanaan evakuasi demi keamanan dan keselamatan evacuee.
Koordinasi internal juga terus kita dilakukan. Di Jakarta tentunya Kemlu secara dekat berkoordinasi dengan BAIS, BIN dan K/L terkait lainnya, katanya dalam Press Briefing Menlu RI atas perkembangan upaya evakuasi WNI dari Ukraina
Sementara itu, KBRI kita di Kiev, Warsawa, Bucharest dan Moscow disiagakan terus untuk mendukung pelaksanaan evakuasi.
Jalur evakuasi, terutama dari Kiev, sempat dikaji ulang mengingat munculnya situasi yang menyulitkan jika evakuasi dilakukan ke arah Lviv.
Dikatakan, siang hari ini saya menyampaikan beberapa hal. Pertama, 25 WNI yang dievakuasi melalui Odessa sudah tiba di Bucharest pada 27 Februari 2022 pukul 16.30 waktu Bucharest.
WNI yang dievakuasi semuanya perempuan, dan 1 anak berumur sekitar 12 tahun.
Tim evakuasi kita bergerak dari Tulcea, perbatasan Rumania-Moldova pada Sabtu, 26 Februari, pukul 06.00 pagi dan akhirnya tiba kembali di Bucharest pada 27 Februari pukul 16.30 waktu setempat.
Lama perjalanan secara total yang ditempuh tim evakuasi sekitar 35 jam dengan menggunakan bis. Di waktu normal kita mendapat informasi, lama perjalanan tidak lebih dari 10 jam.
Tim evakuasi juga melewati 5 kali pemeriksaan dan cek point di wKong ilayah Ukraina.
Di perbatasan terjadi antrian mobil lebih dari 10 km. Dari pantauan, mobil yang antri telah berada di perbatasan selama 2 hari. Namun alhamdullilah, evakuasi bisa menembus antrian sekitar 4.5 jam. Sat orang WNI tested positive dan sudah mendapatkan penanganan.
Kedua, 6 orang WNI dan 1 WNA yaitu suami dari WNI pada 27 Februari 2022 juga telah berhasil diseberangkan, dievakuasi dari Lviv menuju Rzeszow, Polandia.
Ke 6 WNI tersebut terdiri dari 2 perempuan dewasa, 3 anak-anak dan 1 bayi. Tim KBRI Warsawa berangkat dari safe house di Rzeszow pada pukul 07.30 pagi dan dapat tiba kembali dengan para evacuee WNI sekitar jam 20.45 malam hari.
Sebagaimana jalur perbatasan Rumania, jalur inipun mengalami antrian yang sangat panjang, yaitu hingga 30 km khususnya di daerah perbatasan. Saat ini, mereka sudah berada di Rzeszow dalam kondisi sehat.
Ketiga, terdapat 4 WNI ( 2 pria dan 2 anak) dan 2 WNA (spouse WNI) yang juga telah dijemput oleh tim KBRI Warsawa dari Mc D Ternopil, Lviv (Ukraina) menuju polandia, dengan jarak tempuh 150km.
Mereka saat ini sudah tiba di safe house di Rzeszow, Polandia pada 28 Februari 2022 jam 19.40 WS.
Rombongan sempat mengalami antri di perbatasan cek poin Polandia selama kurang lebih dari 2 jam sebelum akhirnya bisa masuk ke Polandia.
Keempat, rombongan terbesar teman-teman, yaitu 59 WNI dan 1 WNA yang kita evakuasi dari Kiev dan telah berhasil kita seberangkan ke wilayah Moldova dan saat ini dalam perjalanan menuju Rumania.
Evakuasi dari Kiev ini sebelumnya direncanakan dilakukan tanggal 27 Februari 2022 yaitu melewati kota Lviv menuju Polandia.
Namun karena adanya kebijakan curfew dan beberapa tantangan infrastruktur jalan yang diakibatkan peperangan maka evakuasi terpaksa harus ditata ulang kembali. Saya sendiri terlibat langsung dalam penataan ulang jalur aman untuk evacuee dari Kiev.
Penetapan jalur yang kita ambil akhirnya kita lakukan setelah kita melakukan konsultasi compare notes dengan banyak pihak, termasuk komunikasi saya dengan beberapa Menteri Luar Negeri, termasuk atau khususnya Menteri Luar Negeri Turki dan India, yang mengalami situasi yang kurang lebih sama.
Alhamdulillah evakuasi akhirnya dapat dilakukan pada tanggal 28 Februari dengan mengambil jalur selatan melalui kota Vinnytsia menuju Bucharest Romania via atau melalui Moldova.
Evakuasi menggunakan 12 mobil dengan banyak menggunakan jalur alternatif guna menghindari antrian dan macet di jalur utama.
Rombongan berangkat dari KBRI di Kyiv sekitar pukul 11.30 dan tiba di perbatasan Moldova pada pukul 22.00 atau sekitar pukul 03.00 dini hari 1 Maret waktu Jakarta.
Sebelum rombongan berangkat dari Kiev saya sempat melakukan komunikasi per telpon dengan para evacuee dan semua perjalanan kita pantau dari dekat.
Dengan telah menyeberangnya WNI tersebut, maka sebagian besar WNI sudah dapat kita evakuasi keluar dari Ukraina. Jumlah total yang telah berada di luar Ukraina adalah 99 WNI dan 5 WNA yang merupakan keluarga dari WNI kita.
Sebanyak 99 WNI sudah keluar dari Ukraina, sekali lagi, termasuk 5 WNI yang melakukan evakuasi mandiri.
Dan saat ini rekan-rekan mereka sudah berada di dua titik aman, yaitu di Bucharest, Rumania dan di Rzeszow, Polandia.
Masih terdapat 4 WNI di Kharkiv dan 9 di Chernihiv, di sebelah utara Ukraina. Mereka belum dapat dievakuasi mengingat pertempuran darat masih terus terjadi.
KBRI Kiev dan KBRI Moskow terus melakukan kontak dengan mereka dan informasi yang kami terima mereka dalam kondisi sehat dan memiliki pasokan logistik yang cukup.
Pemerintah masih terus menunggu saat yang tepat untuk dapat meng- evakuasi mereka, kata Menlu.
Selain itu teman-teman, terdapat 24 WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Ukraina karena alasan keluarga, mereka menikah dengan Warga Negara Ukraina, tambah Retno.
Langkah selanjutnya, yaitu mengambil jalur udara, untuk mengambil para WNI kita yang berada di dua titik, yaitu 1 titik di Rumania dan 1 titik di Polandia. Saat ini sedang terus dimatangkan.
Jadi sekali lagi, setelah para evacuee aman di dua titik tersebut, maka langkah selanjutnya adalah penjemputan dengan pesawat untuk kembali ke Indonesia.
Dan saya mohon doa rekan-rekan, agar saudara-saudara kita dapat selamat di tanah air. Sekali lagi, kita sangat bersyukur Alhamdulillah, bahwa sebagian besar dari WNI kita yang berada di Ukraina sudah dapat dievakuasi.
Kita harus melihat situasi yang berkembang di Ukraina ini secara jernih. Ukraina dan Rusia adalah sahabat dekat Indonesia. Indonesia ingin membangun persahabatan yang lebih kuat dengan kedua negara tersebut.
Saya sudah melakukan pembicaraan per telepon dengan Menlu Ukraina dan Menlu Rusia.
Rekan-rekan, konstitusi Indonesia memandatkan agar Indonesia ikut menjaga perdamaian dunia. Perdamaian tidak dapat terwujud jika terjadi perang.
Politik luar negeri Indonesia selalu konsisten. Pada saat sampai pada penerapan hukum internasional dan piagam PBB, termasuk masalah penghormatan integritas wilayah dan penghormatan terhadap kedaulatan.
Prinsip ini harus dihormati oleh semua negara. Prinsip ini dijunjung tinggi oleh Indonesia.
Saat ini, selain menekankan prinsip tersebut, hal utama yang harus menjadi perhatian kita semua adalah de-eskalasi dan masalah kemanusiaan. De-eskalasi harus dilakukan.
Sekali lagi, ini sejalan dengan apa yang tertera di dalam konstitusi kita untuk perdamaian.
Kita berharap, pembicaraan antara Ukraina dan Rusia dapat membuahkan hasil yang baik. Selain itu, saving human life menjadi prioritas. Safe passage menjadi kebutuhan utama dan harus dijamin.
Rekan-rekan, prinsip inilah yang ditekankan Indonesia di berbagai forum, baik di New York maupun di Jenewa, tutup Menlu.(marpa)