Jakarta.Internationalmedia.id.-Sebagai upaya penguatan hubungan Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia (Amlatkar), Kementerian Luar Negeri telah menyelenggarakan 3rd Policy Dialogue on Enhancing Indonesia – Latin America and the Caribbean Relations 2022: Retrospect and Way Forward secara hybrid.
Dialog ini melibatkan 11 kedutaan besar negara Amerika Latin dan Karibia dan bertujuan untuk mengevaluasi kerja sama, baik secara bilateral maupun regional; mengidentifikasi sektor kerja sama potensial; serta bertukar ide untuk kegiatan di tahun mendatang, khususnya dalam konteks INA-LAC Business Forum.
Kegiatan dibuka oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa (Dirjen Amerop), Duta Besar Ngurah Swajaya yang menyampaikan evaluasi Pemerintah Indonesia terhadap perkembangan hubungan Indonesia dengan negara-negara Amlatkar, upaya reaktivasi hubungan perdagangan, penanggulangan pandemi, serta agenda dan prioritas kerja sama Indonesia di tahun 2022.
Secara khusus, Dirjen Amerop menyampaikan bahwa total perdagangan kedua kawasan telah mengalami peningkatan yang signifikan, meskipun di masa pandemi. Hingga TW III 2021, total perdagangan mencapai USD 7,59 miliar atau meningkat 22,76% dari periode yang sama di tahun 2020. Peningkatan terbesar terjadi dengan Kuba (164,69%), Kolombia (141,17%), Peru (64,96%), dan Chile (64,4%).
Prioritas Indonesia pada tahun 2022 mencakup diversifikasi perdagangan, pembentukan perjanjian perdagangan bebas, baik secara bilateral maupun regional, serta penguatan kerja sama melalui platform INA-LAC Business Forum dan pemanfaatan platform digital INA-ACCESS. Secara khusus, Indonesia harapkan agar negosiasi dengan MERCOSUR dapat diluncurkan pada Desember 2021.
Tahun 2022 juga memiliki momentum penting mengingat Indonesia memegang Presidensi G20 dengan fokus pada percepatan pemulihan ekonomi di masa pandemi melalui tema Recover Together, Recover Stronger.
Indonesia mengusung tiga prioritas, yaitu memperkuat arsitektur kesehatan di kawasan dan global, transisi energi terbarukan, serta transformasi digital. Indonesia ingin pastikan bahwa peran G20 memberikan manfaat untuk semua, khususnya bagi negara-negara berkembang maupun negara kepulauan kecil.
Diidentifikasi pula sejumlah inisiatif kerja sama yang ingin dimulai di tahun 2022, diantaranya kerja sama penanggulangan perubahan iklim dan deforestasi, alih transfer teknologi, pemberdayaan UMKM dan industri kreatif, pertukaran informasi terkait peraturan perdagangan di bidang pertanian dan perikanan, serta kemudahan akses dan konektivitas antar kawasan.
Dalam upaya penanggulangan perubahan iklim, Indonesia dorong negara-negara Amlatkar untuk “move beyond rhetoric" dan melakukan langkah kerja nyata. Indonesia telah buktikan melalui pengurangan deforestasi serta kebakaran hutan secara signifikan (hingga 85%) di tahun 2020.
Hal penting lain yang turut dibahas adalah tindak lanjut INA-LAC Business Network, melalui pelaksanaan kick off meeting di tahun 2022. Diharapkan platform ini dapat memfasilitasi peningkatan interaksi bisnis antara pelaku usaha di kedua kawasan.(marpa)