Luar biasa, kita boleh angkat jempol dengan inisiatif Pemkab yang baru baru ini memprakarsai sebuah seminar dan pelatihan dengan topik yang langsung membumi,merupakan kebutuhan pengembangan industri kepariwisataan secara nyata di Tarutung.
Betapa tidak, meski dewasa ini pariwisata Nasional masih terpukul karena krisis pandemi Covid 19 yang mengakibatkan penurunan angka jumlah kunjungan wisatawan, namun kelihataannya Pemkab sangat optimistis,Tarutung akan dapat meraih kelak pangsa pasar tentu dengan strategi khusus dan menjadikan Tarutung sebagai destinasi kota
Mengembangkan sebuah destinasi memang kompleks khususnya mencari magnitude untuk mengantisipasi sebuah paradigma pasar yang bersifat hedonis dan sekuler,dinamis sebab wisatawan akan cenderung kekota untuk tujuan melengkapi kegiatan leisure dan rekreasi.
Oleh karena itu wajah kota sebisanya didesain dalam warna penonjolan yang spesifik misalnya cafffe,toko dan event hiburan lainnya.
Barangkali dengan dengan kombinasi presentase kerajinan ulos dan tenunan serta kerajinan rakyat dan dengan bangunan yang artistic dan khas itu barangkali mampu menjadi magnitude yang signifikan mampu menarik minat wisatawan berkunjung.
Dengan kemampuan mereposisi atau melakukan diversifikasi untuk wilayah menjadi konten khas mengemas objek dan daya tarik yang mampu diandalkan menarik wisatawan tanpa membosankan.
Tapi tahukan anda bahwa rumus terbesar dalam pengembangan wilayah pembangunan kepariwisataan yang sangat direkomendasikan di Tarutung adalah terdapatnya SHS plus H yang perlu dicek keberadaannya .
Bukankah dalam strategi pemasaran kepariwisataan maka pendekatan pasar dan pendekatan produk itu sendiri yang dimaintas dengan konsisten!?. Unsur S yang pertama ialah sanitasi yakni sanitasi lingkungan dan peralatan
Sanitasi Lingkungan
Sanitasi atau kebersihan dan kesehatan lingkungan dan bangunan hotel, kamar tamu serta fasilitas lainnya telah diatur secara normative melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 80/MENSKE/PER/II/1990, tanggal 6 Februari 1990 tentang Persyaratan Laik Sehat Hotel di Tarutung dasarnya harus memperhatikan lingkungan dan bangunan hotel harus selalu dalam keadaan bersih.
Lingkungan dan konstruksi hotel tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang dan berkembangbiaknya serangga atau hewal perengat.
Di samping itu bangunan hotel harus kuat, utuh dan dapat mencegah penularan penyakit serta kecelakaan serta pembagian ruang hotel harus ditata sedemikian rupa dan dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya serta memenuhi persyaratan kesehatan.
Konstruksi lantainya terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, dan mudah dibersihkan. Untuk lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup, yaitu antara 2-3% ke arah saluran pembuangan air limbah.
Untuk konstruksi dinding, permukaan dinding sebelah dalam harus mudah dibersihkan dan permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis serta pencahayaan yang cukup dengan standar dan mengutamakan kebersihan dan kualitas distribusi air.
Sanitasi peralatan
Sanitasi atau kebersihan peralatan pengelolaan makanan (peralatan masak, penyimpanan maupun yang digunakan pada saat penyajian) merupakan hal yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari prinsip-prinsip higiene dan sanitasi makanan.
Peralatan ini perlu dijaga kebersihan dan sanitasinya setiap saat akan dipergunakan. Untuk itu semua peranan pemersihan dan pencucian peralatan perlu diketahui dan dipelajari secara mendasar, baik yang menyangkut cara atau metode, bahan dan alat pembersih yang digunakan, maupun sumber air bersih yang digunakan.
Dengan demikian, melalui pencucian dan pembersihan peralatan pengelolaan makanan yang baik diharapkan akan menghasilkan alat atau peralatan pengelolaan makanan yang bersih dan sehat.
Dengan menjaga serta memelihara peralatan yang digunakan pada pengelolaan makanan diharapkan dapat mencegah atau paling tidak meminimasi terjadinya kontaminasi atau pencemaran makanan yang disebabkan oleh peralatan yang dipergunakan dengan memperhatikan prinsip pencucian .
Higiene
Unsur yang kedua ialah Higiene,artinya ialah kebersihan dan kesehatan karyawan atau disebut juga higiene perorangan (personal hygiene) merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pengelolaan baik hotei, restoran, jasa boga serta rumah makanan, karena pada dasarnya manusia atau dalam hal ini karyawan merupakan titik sentral dari kegiatan perusahaan.
Betapapun ketatya peraturan telah diterapkan serta didukung oleh fasilitas peralatan kerja dan fasilitas lainnya yang memadai menjadi tidak berarti apabila karyawan selaku pelaksana dalam proses pengolahan makanan berperilaku yang tidak mendukung terhadap higiene dan sanitasi, dengan kata lain mereka memiliki higiene karyawan yang kurang baik.
Dapatlah kiranya dimengerti bahwa perilaku serta kebiasaan- kebiasaan yang higienis bagi setiap karyawan adalah penting dan harus diperhatikan oleh para pengusaha atau pimpinan guna menciptakan keadaan lingkungan kerja yang bersih dan sehat, baik secara individu maupun kelompok.
Dapatlah kiranya dimengerti bahwa perilaku serta kebiasaan- kebiasaan yang higienis bagi setiap karyawan adalah penting dan harus diperhatikan oleh para pengusaha atau pimpinan guna menciptakan keadaan lingkungan kerja yang bersih dan sehat, baik secara individu maupun kelompok.
Prinsip higiene perorangan atau kebersihan dan kesehatan diri, dalam penerapannya dengan sumber pencemarannya wajib diketahui
Higiene makanan (Food Hygiene)
Pada hakikatnya makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam melangsungkan hidupnya, oleh karena itu harus ditangani serta dikelola secara baik dan benar agar bukan saja bermanfaat bagi tubuh tetapi juga memiliki resiko bahaya kesehatan yang tidak diinginkan. Pengelolaan makanan yang baik dan benar pada hakikatnya mengelola makanan berdasarkan kaidah-kaidah higiene makanan.
Prinsip-prinsip higiene makanan meliputi antara lain teori praktis tentang pengetahuan, sikap dan perilaku manusia dalam mentaati asas kesehatan (health), asas kebersihan (cleanliness) dan asas keamanan (security) dalam proses pengelolaan makanan yang dipengaruhi adanya kontaminasi
Savetynes (Keamanan dan keselamatan)
Secara garis besar, terdapat sedikitnya enam hal yang perlu menjadi prioritas para penyedia jasa wisata agar aspek keamanan dan keselamatan wisatawan senantiasa terjamin dengan baik yang berujung pada kebutuhan kenyamanan wisatawan sebagaimana tercantum dalam Sapta Pesona.
Pertama, keamanan umum. Ini adalah prosedur dan sistem yang secara umum dapat diandalkan untuk menjaga keamanan dan keselamatan publik, termasuk keamanan dan keselamatan para wisatawan dilokasi objek dan daya tarik.
Tersedianya sarana transportasi yang baik dan aman, keberadaan perangkat closedcircuit television (CCTV), adanya para petugas keamanan yang berpatroli secara teratur, baik dengan seragam resmi maupun dengan pakaian preman, serta penyediaan nomor layanan khusus (hotline) untuk pelaporan dengan pelayanan prima.
Kedua, keamanan data pribadi. Semua bentuk data pribadi – antara lain alamat surat elektronik (e-mail), nomor telepon, alamat rumah, nama dan status anggota keluarga– dari para wisatawan mesti mendapat jaminan keamanan pula sehingga tidak jatuh ke tangan pihak lain dan dengan mudah dimanfaatkan untuk kepentingankepentingan tertentu yang bisa merugikan wisatawan.
Ketiga, perlindungan dalam menghadapi darurat bencana. Bencana, baik itu karena dipicu faktor alam atau pun faktor kelalaian manusia, dapat saja datang secara tiba-tiba.
Para pengelola jasa wisata sudah seharusnya memiliki prosedur baku terkait hal-hal paling buruk yang mungkin saja dapat menimpa kepada para wisatawannya.
Keempat, asuransi. Adalah wajib hukumnya untuk para pengelola jasa wisata mengasuransikan setiap wisatawannya yang melakukan kunjungan wisata ke tempat mereka dan atau menggunakan jasa wisata mereka.
Kelima, informasi yang akurat dan andal. Wisatawan perlu diberi informasi yang akurat dan andal mengenai langkah dan prosedur kedaruratan (emergency) yang perlu mereka ambil tatkala terjadi hal-hal darurat pada waktu mereka sedang melakukan aktivitas wisata.
Keenam, perlindungan dan bantuan hukum. Pengelola jasa wisata ada baiknya menyediakan pula bantuan serta perlindungan hukum yang memadai bagi para wisatawannya untuk mengantisipasi kemungkinan adanya masalah-masalah hokum yang mungkin saja menimpa para wisatawan di saat mereka tengah melakukan aktivitas wisata di tempat mereka.
Dengan memprioritaskan keenam hal tersebut di atas, diharapkan para pengelola jasa wisata dapat meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap para wisatawan. Sehingga kepercayaan publik terhadap layanan jasa wisata yang mereka berikan dapat senantiasa terpelihara dengan baik, dan berimbas pula pada terus menaiknya tingkat kunjungan wisatawan.
Dengan memprioritaskan keenam hal tersebut di atas, diharapkan para pengelola jasa wisata dapat meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap para wisatawan.
Sehingga kepercayaan publik terhadap layanan jasa wisata yang mereka berikan dapat senantiasa terpelihara dengan baik, dan berimbas pula pada terus menaiknya tingkat kunjungan wisatawan.
Hospitali
Seorang pebisnis yang sukses di Jakarta yaitu Drs Sahala Panggabean MBA menyadari bahwa unsur Hospitaliti menjadi unsur plus yang sangat perlu sebagai basis untuk diperhatikan oleh bangsa Batak agar maju dalam pengembangan kepariwisataan dan hal tersebut bukan muskil sebab adat batak sudah erat dengan tata krama berinteraksi dengan masayarakat lainnya.
Dengan semangat dan integritas,Drs Sahala Panggabean membuktikan pembangunan Akademi Pariwisata di Tarutung diparkarsasinya adalah dengan maksud memotivasi masyarakat untuk mengadop budaya adat sebagai basis pembangunan industri kepariwisataan sungguh merupakan hal yang sangat perspektif .
Hospitaliti sendiri sebagai sikap keramah-tamahan yang tertuju pada hubungan antara guest (tamu) dan host (tuan rumah/pelayan) yang dapat memberikan rasa nyaman dan betah kepada tamu.
Hospitaliti pada umumnya menunjukkan hubungan antara tamu dengan tuan rumah yang penuh dengan keramah tamahan.
Banyak juga orang yang mengartikan sebagai perilaku atau sikap yang penuh dengan keramahan dalam memberikan pelayanan maupun perhatian dan kebaikan kepada siapapun yang memerlukan.
Keramahan yang ditunjukkan berkaitan dengan fungsinya, yaitu sebagai tuan rumah yang baik yang selalu dapat menciptakan suasana yang menjadikan tamu mendapat kesan yang sangat baik.
Kesan ini sedemikian tinggi nilainya karena dengan begitu para tamu yang akan datang lagi secara kelanjutan.
Dunia hospitaliti menunggu sumber manusia pribumi Tarutung yang kelak bergerak di bidang jasa, melayani untuk memberi kepuasan pada tamu dalam bentuk jasa.
Ruang lingkup hospitaliti yaitu berupa: bidang perhotelan (Lodging), Restoran, Dunia hiburan, Tempat tetirah (resort), Spa, Mice, Kapal pesiar, airport, bank, Lembaga-lembaga perawatan,serta klinik privat.