Menlu RI, Retno Marsudi |
Jakarta.Internationalmedia.id.- Pemerintah Indonesia, kembali menerima kedatangan vaksin AstraZeneca sebanyak 500 ribu dosis vaksin yang merupakan dose-sharing yang diperoleh dari Pemerintah Australia, Rabu,(2/0/2021).
Menlu RI, Retno Marsudi dalam Press Briefing, menyatakan, kedatangan vaksin AstraZeneca ini merupakan pengiriman tahap pertama dari rencana Pemerintah Australia untuk memberikan dukungan 2,5 juta dosis vaksin pada tahun 2021 bagi masyarakat Indonesia melalui mekanisme bilateral.
Selain itu, Pemerintah Australia juga telah berkomitmen untuk memberikan dukungan pengadaan vaksin bagi Indonesia senilai AUD 77,1 juta yang akan disalurkan melalui UNICEF.
Dukungan kerja sama vaksin ini merupakan salah satu topik bahasan dalam komunikasi saya per telepon beberapa kali dengan Menteri Luar Negeri Australia Ibu Marise Payne termasuk yang terakhir saya lakukan pada tanggal 7 Juli 2021.
Dan guna terus memperkokoh kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara yang dibentuk pada tahun 2018 kami berencana, Indonesia dan Australia berencana, untuk melakukan pertemuan 2+2 dalam waktu dekat.
Pertemuan 2+2 adalah pertemuan antara Menlu-Menhan dalam hal ini antara Indonesia-Australia.
Selain pada tingkat Menteri upaya untuk memperkuat kerja sama penanganan Covid juga sangat intensif dilakukan pada di tingkat pimpinan tertinggi kedua negara.
Presiden Jokowi dan PM Scott Morrison secara reguler melakukan pembicaraan per telepon, dan terakhir dilakukan tanggal 24 Juni 2021.
Atas nama pemerintah Indonesia, saya menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah dan rakyat Australia atas dukungan kerjasama penanganan COVID-19. Thank you, Australia!
Dikatakan, Pemerintah terus bekerja keras guna memenuhi kebutuhan vaksin untuk rakyat Indonesia.
Per kemarin, Indonesia telah menyuntikkan lebih dari 100 juta dosis vaksin. Dan dalam konteks jumlah dosis vaksin yang disuntikkan, maka Indonesia menduduki peringkat ke-7 terbesar di dunia.
Dengan penduduk yang besar upaya untuk melakukan akselerasi vaksinasi akan terus dilakukan. Percepatan vaksinasi tidak akan berhasil tanpa dukungan masyarakat.
Oleh karena itu, ayo vaksinasi dan terus patuhi protokol Kesehatan, pinta Menlu Retno..
Vaksin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan akan menjadi modal yang kuat bagi Indonesia untuk terus dapat menurunkan angka penyebaran virus.
Pandemi ini masih belum kelihatan akhirnya.
Sejumlah negara memperkirakan pandemi akan perlahan berubah menjadi endemi dan telah melakukan penyesuaian strateginya ke arah hidup bersama COVID-19.
Hingga kini.. jumlah kasus global hampir menyentuh 210 juta dan angka kematian lebih 4.5 juta.
Dirjen WHO menyampaikan saat ini setiap harinya terdapat lebih dari 650 ribu kasus baru di seluruh dunia.
Lonjakan kasus masih terjadi termasuk di kawasan dan negara yang sebelumnya telah mengalami penurunan kasus.
Alhamdulillah di Indonesia jumlah kasus baru juga menunjukkan tren menurun.
Kasus aktif sudah berada di bawah angka 200 ribu, dan sejak 24 Agustus yang lalu, status PPKM wilayah Jawa dan Bali sudah diturunkan ke level 3.
Kemitraan antara pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia untuk terus menjaga agar angka kasus tidak mengalami kenaikan lagi adalah kunci.
Kemitraan untuk melakukan vaksinasi dan mematuhi protokol kesehatan, sekali lagi adalah kunci.
Mengenai vaksin, WHO telah menetapkan target vaksinasi global:
● Setidaknya 10% populasi tiap negara pada akhir bulan ini…
● Dan 40% populasi tiap negara pada akhir 2021…
●dan 70% populasi tiap negara pada pertengahan 2022.
Saat ini setidaknya 140 negara telah memvaksinasi 10% warganya, termasuk Indonesia.
Namun progres yang terjadi di tiap negara dan kawasan sangat berbeda.
Menurut Global Dashboard for Vaccine Equity, 57.34% penduduk high-income countries telah divaksin, jauh di atas 2.14% penduduk low-income countries.
Dirjen WHO telah mengingatkan akses dan distribusi vaksin yang tidak merata akan menciptakan “dangerous divergence” dalam hal tingkat kelangsungan hidup dari COVID-19 dan pemulihan ekonomi.
Laporan terbaru the Economist Intelligence Unit menyebutkan lambatnya vaksinasi global akan menggerus GDP global sebesar USD 2.3 triliun pada 2022-2025.
● 65.6% di antaranya terjadi di negara berkembang
●dan 73% di antaranya di kawasan Asia-Pasifik.
Untuk itu, minggu lalu pemimpin IMF, World Bank, WHO, dan WTO mengeluarkan Joint Statement yang meminta negara-negara…
● memenuhi komitmen untuk berbagi dosis vaksin.
●dan menghapus restriksi ekspor dan hambatan perdagangan terkait bahan produksi vaksin.
Dalam mengakhiri keterangannya, Menlu Retno, kembali mengajak semua masyarakat, di seluruh tanah air. Ayo vaksinasi dan terus patuhi protokol kesehatan, pintanya.(lysmar)