Tasikmalaya.Internationalmedia.id.- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyaksikan prosesi penobatan atau Jumenengan Pangeran Handi Raja Keprabon Cirebon, Senin (23/8/2021).
Meski dilakukan secara jarak jauh dari Rumah Singgah Wagub
Jabar, di Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya melalui sambungan online, tidak
mengurangi momen bersejarah dalam kesultanan Cirebon.
Pangeran Handi Raja Keprabon dinobatkan sebagai Sultan
Keraton Kaprabonan Cirebon ke-XI. Pangeran Handi melanjutkan kesultanan
Pangeran Hempi Raja Keprabon yang telah mangkat 12 Juni 2021.
Diketahui Pangeran Hempi tidak memiliki putra mahkota. Maka
sesuai tradisi adik laki- laki sultan sebelumnya dinobatkan sebagai sultan.
Jadilah sejarah mencatat Pangeran Hanji Raja Keprabon sebagai Sultan Keraton
Kaprabonan Cirebon yang diangkat pada masa ada wabah penyakit yakni COVID-19.
Proses penobatan berlangsung di Keraton Kaprabonan,
Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, bertepatan dengan 40 hari meninggalnya
Pangeran Hempi Raja Keprabon.
Menerapkan protokol kesehatan, Jumenengan hanya dihadiri
langsung oleh keluarga inti dan sesepuh Keraton Kaprabonan. Sementara
perwakilan keraton seluruh Nusantara, tamu serta undangan lain, termasuk Wagub
Jabar hadir secara virtual.
"Atas nama masyarakat Jawa Barat merasa bangga dan juga
bahagia, atas penobatan Pangeran Handi Raja Keprabon sebagai Sultan Keraton
Kaprabonan Cirebon ke-XI ," ujar Uu Ruzhanul Ulum.
PUu – panggilan akrab Uu Ruzhanul Ulum – juga menyampaikan
bahwa Pemda Provinsi Jabar siap berkolaborasi dengan Keraton Kaprabonan Cirebon
demi mewujudkan visi Jabar Juara Lahir Bathin.
Apalagi visi tersebut patut terwujud melalui kolaborasi
dengan berbagai pihak termasuk keraton Keprabonan Cirebon sebagai simbol
budaya, agama, dan kepemimpinan di wilayah Ciayumajakuning.
"Kami tetap, ingin bekerja sama, berkolaborasi dengan
seluruh pemangku kebijakan termasuk dengan Keraton Keprabonan," kata Uu.
"Bicara Cirebon terkenal dengan Kota Wali, Kota
Perjuangan, maka semoga Pangeran Handi dapat meneruskan estafet kebaikan
Pangeran Hempi, serta menjadi pemimpin yang bisa dicintai seluruh
masyarakat," tambahnya.
Sementara prosesi Jumenengan itu ditandai penyerahan keris
pusaka dari sesepuh Keraton Kaprabonan kepada Pengeran Handi. Dengan simbolis tersebut
Pangeran Handi secara resmi menyandang gelar Sultan Keraton Kaprabonan Cirebon
ke-XI.
Di acara itu juga, Pangeran Handi sempat menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak atas simpati, dukungan, dan doa terhadap keluarga
keraton keprabonan Cirebon.
Terutama, terkait dengan upaya pelestarian nilai- nilai
budaya, sejarah perjuangan merebut kemerdekaan RI, hingga sejarah penyebaran
ajaran agama Islam di Jawa Barat.
Senada dengan Uu, Pangeran Handi Raja Keprabon berharap
penobatannya sebagai Sultan Keraton Kaprabonan Cirebon ke-XI, juga memerlukan
dukungan dan upaya kolaboratif dari berbagai pihak mulai dari masyarakat, dan
unsur pemerintahan di berbagai tingkatan.
"Kami mengharapkan peran masyarakat, juga terima kasih
atas dukungan Pemerintah Cirebon, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat khususnya
terkait pelestarian nilai- nilai sejarah, nilai budaya dan religi di
Cirebon," ungkap Pangeran Handi Raja Keprabon.
Pangeran Handi berpesan seiring kemajuan zaman, nilai budaya
dan agama mesti dipertahankan. Sehingga pihaknya dituntut untuk hidup di dua
kondisi alam, yakni tradisional dan modern sekaligus.
"Di satu sisi kami harus melestarikan nilai- nilai
tradisi dan budaya agar tidak punah, di sisi lain kami juga harus mengikuti
perkembangan zaman modern yang bersifat dinamis," ungkapnya.
Maka hal tersebut menurutnya bukanlah hal yang sederhana,
perlu kebijaksanaan dalam menyelaraskan agar tercipta keharmonisan dalam kehidupan.
"Sampai saat ini keraton keprabonan Cirebon berkomitmen
untuk selalu berkontribusi kepada negara, NKRI, dalam mewujudkan cita-cita
tersebut," pungkas Sultan. (mar)