Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Noneng Komara Nengsih |
Bandung.Internationalmedia.id.-Provinsi Jawa Barat (Jabar) masih menjadi destinasi menarik bagi para investor meski dalam situasi pandemi COVID-19.
Pada triwulan II 2021, Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan total Rp 72 triliun.
Dari total realisasi investasi itu, penyerapan tenaga kerja mencapai sekitar 58.113 lapangan kerja dengan kontribusi terbesar dari investor PMA sebanyak 34.491 orang. Sedangkan penyerapan tenaga kerja dari investor PMDN sebanyak 23.622 orang.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Noneng Komara mengatakan, tingginya nilai realisasi investasi sejalan dengan tingkat efisiensi berinvestasi.
Semakin efisien, investor akan semakin mudah berkegiatan dalam menjalankan usahanya.
Kalau kita melihat indikator dari realisasi investasi, kita melihat bahwa Jabar itu provinsi dengan tingkat efisiensi yang paling tinggi.
Artinya begini, ketika berinvestasi di Jabar itu jauh lebih menguntungkan dibanding berinvestasi di rata-rata nasional, kata Noneng Komara dalam Podcast Juara.
Ada sejumlah faktor yang membuat efisiensi investasi di Jabar sangat baik. Pertama, kata Noneng Komara, adalah infrastruktur yang akseptabel. Hal itu akan memudahkan mobilitas investor dalam menjalankan usahanya.
"Karena pelabuhan, bandara, jalan, dan sebagainya lebih siap dibanding provinsi lain," ucapnya.
Kedua, dengan penduduk terbanyak di Indonesia yang mencapai hampir 50 juta jiwa, Jabar menjadi pangsa pasar besar. Investor pun akan mudah untuk memasarkan produknya di Jabar karena jumlah penduduk yang banyak.
"Kemudian, karena produktivitas dari tenaga kerja. Katakanlah memang lebih mahal dengan UMR dan UMP, tetapi karena lebih produktif, akhirnya menguntungkan juga. Selain itu juga, seperti diketahui bahwa industri manufaktur Jabar ini terbesar di Indonesia, sehingga suplai chain menjadi lebih pendek," kata Noneng Komara.
"Juga tentu saja pelayanan yang diberikan oleh kami di DPMPTSP provinsi maupun kabupaten/kota, dan juga masyarakat Jabar dalam menerima investor ini," imbuhnya.
Dalam Uji Petik yang diadakan oleh Kementerian Investasi/BKPM pada bulan Juli 2021, Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat masuk dalam Nomine 3 besar Pemerintah Provinsi yang berkinerja sangat baik dalam penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PPB).
Uji petik ini merupakan rangkaian tahapan akhir pada kegiatan penilaian Pemerintah Provinsi yang berkinerja sangat baik dalam penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PPB).(Lys)