Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menghadiri jumpa pers virtual dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (10/8/2021)
Bandung.Internationalmedia.id.-Indonesia akhirnya
keluar dari resesi karena tidak lagi mencatatkan pertumbuhan ekonomi minus
selama empat kuartal berturut-turut.
Jawa Barat salah satu provinsi yang memberikan andil
signifikan bagi pertumbuhan nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
ekonomi Jabar pada triwulan II/2021 secara year on year (yoy) tumbuh 6,13
persen.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh
pertumbuhan investasi dan ekspor.
Kontribusi Jabar terlihat dari andil nilai
ekspor secara nasional, di mana Jabar
menjadi provinsi pengekspor komoditas terbesar nasional.
BPS mencatat tiga provinsi yang memberikan sumbangan
terbesar terhadap ekspor nasional pada Januari–Juni 2021 adalah Jawa Barat
senilai 16.076,8 juta dolar AS (15,63 persen), Jawa Timur 11.198,6 juta dolar
AS (10,89 persen), dan Riau 9.116,2 juta dolar AS (8,86 persen).
Ketiganya memberikan kontribusi hingga mencapai
35,38 persen dari seluruh ekspor nasional.
Neraca perdagangan Jabar juga selalu surplus. Pada
Juni 2021, neraca dagang Jabar surplus sebesar 1,84 miliar dolar AS. Nilai
ekspor Jawa Barat Juni 2021 mencapai 2,81 miliar dolar AS atau meningkat 24,57
persen dibanding Mei 2021. Demikian pula jika dibandingkan Juni 2020, naik
43,26 persen
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan ekspor Jabar
semakin membaik karena mitra dagang masih memberikan kepercayaan. Demikian pula
dengan naiknya investasi di Jabar meski masih dalam situasi pandemi COVID-19.
"Lobi dagang terus dilakukan, membuka pasar
luar negeri yang saat ini mulai membaik membuat ekspor non migas Jabar yang
didominasi produk industri tumbuh tinggi," ujar Ridwan Kamil, Selasa
(10/8/2021).
Menurutnya, selama Januari – Juni 2021, nilai ekspor
non migas Jawa Barat mengalami pertumbuhan 29,64 persen dibanding priode yang
sama tahun 2020.
BPS juga mencatat lapangan usaha yang mengalami
pertumbuhan signifikan adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 12,93
persen, serta administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib
sebesar 10,04 persen.
"Sektor pertanian masih menjadi penopang
pertumbuhan ekonomi sehingga program Petani Milenial akan menjadi solusi bagi
pemulihan ekonomi yang berkelanjutan di Jabar," kata Ridwan Kamil.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia
tercatat 7,07 persen pada kuartal II/2021 dan resmi mengeluarkam Indonesia dari
status resesi ekonomi. Pertumbuhan per kuartal rata- rata 3,31 persen.
Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 menunjukkan tren
perbaikan dari sisi perbaikan ekonomi global, harga komoditas, hingga perbaikan
ekonomi mitra dagang Indonesia.
Sementara itu, dalam negeri juga ditunjukkan dengan
perbaikan kinerja ekspor dan impor, kegiatan aktivitas masyarakat hingga
peningkatan konsumsi serta investasi.
Pertumbuhan (yoy) triwulan II-2021 terjadi di semua
kelompok pulau. Hal ini terutama terlihat pada kelompok provinsi di Pulau Jawa
dengan kontribusi sebesar 57,92 persen, dan pertumbuhan (yoy) sebesar 7,88
persen.(Lys)