Oleh : Advokad Happy Marpaung, Dosen AKPAR ULCLA Tarutung
Sesungguhnya konsep Homestay mampu menjadi peluang meningkatkan ekonomi industri Kepariwisataan yang bersifat trickle down effect kepada pemerataan ekonomi bilmanana diberdayakan dengan baik.
Masyarakatat kawasan Danau Toba memahami upaya ini dan Pemerintah pusat memberikan bantuan dalam program kawasan Danau Toba(KDT) yang terkesan massiv tanpa koordinasi dengan komunitas masyarakat ,seperti sinterklas yang ujuk ujuk jatuh dari lubang asap rumah tidak selektif sehingga tidak tepat sasaran.
Di wilayah kabupaten Toba yang saya saksikan banyak program ini yang ujuk ujuk jadi Homestay tanpa orientasi pembekalan dan akhirnya terkesan program bantu bangun rumah tinggal semata.
Banyak orang salah kaprah menulis usaha akomodasi itu dengan menulis kata yang salah. Banyak pemilik salah persepsi dan hampir diseluruh kawasan Danau Toba mengartikan Homestay dengan dua suku kata yakni Home stay. Namun sesungguhnya dua kata tersebut berbeda pengertiaanya
Home stay dalah status ijin tinggal dari mahasiswa yang menetap bersama dengan keluarga di Jerman selama setahun, sedangkan Homestay sesungguhnya sama dengan usaha Pondok Wisata.
Atau disebut juga dengan istilah homestay adalah penyediaan akomodasi berupa bangunan rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan sebagian untuk disewakan dengan memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya.
Menilik sejarahnya keberadaan Homestay, atau pondok wisata, yang merupakan cikal bakal akomodasi yang telah tumbuh di era tahum 1930-an, dimana saat itu dunia pelancongan telah dimulai terutama di Ubud.
Kala itu minat wisatawan datang untuk mengetahui budaya lokal Ubud.
Kelebihan dari homestay ini, adalah mampu menyajikan daily life dari masyarakat lokal mengingat, homestay ini di kelola secara keluarga, sehingga wisatawan yang menginap disini dapat melihat aktifitas keseharian orang pribumi dirumahnya.
Bahkan, wisatawan dapat terlibat langsung inilah yang membuat terjadinya ikatan emosianal yang kental antara pemilik homestay dengan wisatawan.
Dari sejarahnya ini pulalah yang menjadikan istilah Homestay hingga kini sangat terkenal di Bali
Dan saat itu Homestay ini biasanya di kenal namanya itu AU PAIR serta program Au pair ini dengan beranekaragam gaya transaksi sudah tersebar ke banyak negara.
Namun asal tahu saja, Homestay merupakan salah satu sarana pendukung penting dalam pengelolaan desa wisata. Sebagai usaha, homestay mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat desa wisata.
Karena itu untuk menjaga perspektif usaha, pemilik homestay diwajibkan mempunyai sertifikasi usaha, guna mendukung peningkatan mutu pelayanan dan pengelolaan melalui audit pemenuhan standar usaha.
Standar usaha homestay mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan usaha. Sertifikasi pondok wisata dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi usaha bidang pariwisata untuk Homestay yang telah memenuhi standar usaha.
Dapat digambarkan sebagai berikut ,dalam bidang produk yakni mengenai bangunan rumah tinggal yang dipergunakan harus memiliki paling sedikit 1 (satu) kamar dan paling banyak 5 (lima) kamar yang khusus untuk disewakan tentunya dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yang cukup.
Untuk standar kamar tidur harus tertata dengan kondisi yang bersih dan terawat dilengkapi dengan kunci kamar, kaca rias, lemari atau tempat meletakan pakaian, lampu penerangan dan tempat sampah tertata dengan rapi dilengkapi dengan bantal dengan sarung dan sprei agar menarik serta memberikan kesan higienis.
Fasilitas penunjang adalah berupa papan nama dengan tulisan yang terbaca dan dipasang pada tempat yang terlihat dengan jelas.
Kamar mandi dilengkapi dengan gantungan handuk, tempat sampah, kloset duduk atau jongkok, tempat penampungan air, saluran pembuangan air yang lancar dan, air bersih yang mencukupi sesuai dengan jumlah kamar atau tamu yang menginap.
Dalam hal tersedia peralatan makan dan minum, maka berada dalam kondisi bersih dan aman bagi tamu serta tersedia air minum.
Untuk dapur yang tersedia maka kondisi dalam keadaan bersih dan terawat serta dilengkapi peralatan dapur yang bersih, terawat dan berfungsi dengan baik.
Meski tidak diharuskan kamar mandi didalam kamar tetapi tetap dilengkapi bak tempat cuci yang bersih dan terawat dilengkapi saluran pembuangan limbah yang berfungsi dengan baik.
Tempat sampah tertutup dan tersedia air bersih yang diperlukan untuk membersihkan peralatan dapur serta peralatan makan dan minum.
Tata cara pelayanan sederhana dengan prosedur sbb,
Diawali pemesanan kamar pencatatan identitas tamu,pembayaran secara tunai dan/atau nontunai,pembersihan lingkungan bangunan rumah tinggal.
Kemudian, pembersihan kamar tamu,keamanan dan kenyamanan tamu,penanganan keluhan tamu serta pemberian informasi tertulis secara sederhana yang meliputi harga sewa kamar, tempat pelayanan kesehatan terdekat, fasilitas umum terdekat daya tarik wisata setempat; dan/atau nilai dan budaya lokal.
Tata usaha pengelolaan Homestay membutuhkan area khusus namn sederhana dalam rumah tinggal untuk keperluan administrasi, dilengkapi fasilitas penunjang yang sederhana termasuk pengadministrasian pencatatan data identitas tamusangat direkomendasikan .
Memberikan perlindungan terhadap keamanan dan keselamatan sebaiknya tersedia petunjuk tertulis untuk menghindari terjadinya kebakaran atau keadaan darurat lainnya. serta \memiliki peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).yang ditempatkan dan mudah dijangkau.
Menerapkan unsur Sapta Pesona, meliputi; aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan serta mengikuti kegiatan peningkatan kemampuan pengelolaan yang diselenggarakan oleh unsur pemerintah. untuk pelatihan kontinu perlu diberikan bagi pemilik dan pekerja Homestay di kabupaten Tapanuli Utara
Dinas Pariwisata daerah dapat memberikan pelatihan kontinu , sekaligus penelitian untuk dijadikan acuan atau role model Homestay di seluruh kawasan Danau Toba
Homestay Sekarang dan Pengertiannya
Paket wisata inovatif yang lumrah disebut Homestay ini merupakan kegiatan wisata berwawasan sosio kultural edukatif membuka peluang bagi wisatawan asing memahamr budaya host secara. mudah
Namun pengertian Homestay sebagai rumah tinggal atau tempat tinggal sementara yang bercorak trasidional, sebagai fasilitas wisata yang sedang berlibur untuk waktu tertentu, kini sudah mengalami pergeseran orientasi.
Perubahan pergeseran tersebut semakin kental jika dikaitkan dengan beberapa hal yang melekat menjadi bagian dalam satu kesatuan.
Misalnya bentuk bangunan, lokasi, fasilitas, service dan yang terakhir tentunya harga sewa atau harga kontrak.
Keberadaan rumah tinggal sementara pada saat ini, lebih cenderung mengarah pada bisnis murni atau money oriented sebagai bagian dari proses implementasi sosial ekonomi.
Sehingga setiap orang yang menggarap sektor ini sudah memikirkan dan paham betul bagaimana mengkemas sebuah Homestay agar menarik bagi calon penghuninya.
Pemilihan lokasi yang strategis, bentuk bangunan, fasilitas yang tersedia sampai dengan pelayanan serta kenyamanan penghuninya.
Semuanya sudah dipikirkan dan sangat terencana, dan ini akan menjadi komoditi alternative yang sangat menjanjikan.
Dengan perkembangan ini mulailah para pelaku bisnis penginapan meng-create beberapa hal seperti bagaimana mengetahui selera tamu, bagaimana membuat tamu menjadi betah.
Kemudian akan berkembang di dalam penyediaan fasilitas apa yang harus ditambahkan sebagai bagian dari kelengkapan sebuah Homestay yang layak huni dan benar-benar diminati oleh wisatawan.
Maka munculah gagasan hasil adopsi dari fasilitas hotel untuk diterapkan dalam sebuah Homestay, seperti : bed, desk with study lamp, bedroom, bathroom linens, dresser, closet, mirror dan lainnya termasuk penyediaan breakfast, lunch dan dinner.
Pengembangan di atas secara tidak langsung memerlukan tenaga atau staff yang memiliki kemampuan untuk mengurus dan bertanggung jawab terhadap masing-masing komponen yang disediakan.
Pada akhirnya, dengan menterjemahkan segala kebutuhan tamu atau wisatawan, maka bermunculanlah sekolah-sekolah kejuruan yang khusus menerapkan pelajaran tentang akomodasi dan tata cara pengelolaannya.
Ilmu-ilmu terapan secara khusus dipaketkan untuk memahami istilah baru tersebut sebagai kebutuhan wisatawan. Seperti jurusan tata boga, tata hidangan, kantor depan, kasir dan sebagainya.
Dari masing-masing ilmu terapan tersebut kemudian menjadi satu kesatuan kebutuhan manajemen penginapan baik hotel, villa, Homestay modern dan lainnya.
Dari uraian standar pengelolaan Homestay modern di atas terdapat sedikit perbedaan dengan keberadaan Homestay dahulu yaitu bahwa semangat tersedianya akomodasi atau rumah tinggal dahulu, di mana penyediaan fasilitas dan perlakuannya sangat sederhana.
Hampir tidak ada manajemen yang mengatur seperti pemberlakukan house rules yang biasa terdapat dalam Homestay modern saat ini.
Kenyataan ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perubahan trend secara linear baik menyangkut tujuan datangnya wisatawan maupun tujuan penyedia akomodasi dimaksud.
Yang paling penting, bagaimana kita dituntut untuk lebih kreatif di dalam memberikan sentuhan baru, agar tercipta Homestay modern berakar budaya trasional yang kuat tanpa mengorbankan keindahan yang sudah menjadi bagian warisan masa lalu.
Karena pada kenyataannya, sekarang banyak menjamur bangunan Homestay yang tidak mengindahkan tata ruang kota. Ini bagi Homestay yang ada di wilayah perkotaan.
Semuanya berlomba untuk mendapatkan lokasi dipinggir jalan, sehingga wajah kota terkesan semrawut.Namun hal tersebut adalah upaya mendongkrak ekonomi kerakyatan yang pembinaannya harus diperhatikan Pemerintah daerah.