Atlet Paralayang Pelatda Jawa Barat saat berlatih untuk menghadapi PON 2021.( Foto dokumen Pengprov Persatuan Olahraga Dirgantara PORDIGA Jabar)
Bandung.Internationalmedia.id.- Dengan dibebani
target 3 medali emas oleh Koni Jawa Barat, atlet cabang olahraga Paralayang
Jawa Barat PON 2021 Papua tak akan muluk muluk dalam menjawab permintaan Koni
Jabar.
Mungkin realistisnya 2 emas dari ketepatan mendarat beregu putra putri.
Kalau PON 2016 Jabar hanya mendapat, 1 emas beregu putra, 2 perak, 2 perunggu.
Persoalannya instrument ( GPS, Vario Meter, Tracker), yang dimiliki Tim Pelatda
Paralayang Jawa Barat sangat terbatas.
dibawah binaan Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga
Dirgantara PORDIGA Jawa Brat, khususnya dalam mengahadapi PON 2021 sangat
terbatas kali ini.
Darmawan Sirin Ketua PORDIGA Jawa Barat yang juga
pelatih kepala Tim Pemusatan Latihan Daerah Pelatda Paralayang Jabar PON XX, siang
tadi, Senin(5/7/2021) di Kantor Dispora Jabar menyatakan, pihaknya sebetulnya
sudah meminta anggaran ke Koni Jabar untuk perlengkapan, namun hanya bisa
membeli parasut saja.
"Ya kami hanya bisa membeli parasut, ketika itu
kurs mata uangnya kebetulan pas naik,
sehingga dana untuk pembelian instrument tidak tercover," kata Darmawan
Sirin.
Dikatakan, harga 1 unit instrument sekarang sekitar
Rp 18.000.000,- yang diperlukan 10 unit. Akhirnya, Darmawan Sirin tidak mau
kehilangan akal, inginnya menggunakan beberapa unit instrument eks PON 2016,
ditambah kerjasama dengan Pengurus Cabang PORDIGA untuk saling backup. Bahkan
ada teknik lain yang akan diterapkan untuk menyiasati instrument.
"Akan dimaksimalkan ada 2 unit instrument eks
PON 2016, ya sisanya kita minta kerjasama dengan Pengcab. Ya cara lainnya yang
sangat sederhana dengan menggunakan aplikasi teknologi Smartphone.
Soalnya kalau kita beli instrument sekarang, sudah
terlambat. Waktunya tidak memungkinkan, adaptasi penguasaan instrument terhadap
atlet bisa memakan waktu 4-5 Minggu," tegasnya.
Sementara, kiat Pengprov PORDIGA Jabar dengan Tim
Pelatda Paralayang Jawa Barat dalam menghadi PON 2021, selain sudah
melaksanakan Training Centre TC di Puncak Kabupaten Bogor, sejak Juni 2021,
Paralayang Jabar akan menyelenggarakan Latihan Bersama ( simulasi nomor PON
Cabor Paralayang).
"Kan tidak ada kejuaraan kejuaraan, jadi kami
akan buat simulasi saja, rencananya akhir Juli 2021 di Puncak Bogor. Pesertanya
Jabar, DKI, Banten. Namanya kan simulasi, tetap menggunakan juri nasional.
Memang pada simulasi itu adalah nomor nomor
unggulannya DKI Banten, kalau pada nomor lintas alam, saya akui Jabar terbatas,
tidak seperti halnya Jatim, Jateng, DKI," ujar Darmawan Sirin.
Selain itu Paralayang Jabar PON juga dihadapkan pada
belum ada kepastiannya venue, karena yang semula di Buperta Sentani
diinformasikan oleh PB PON mengalami perubahan lokasi venue.
Konon akhir Juli ini baru akan diinformasikan
lokasinya. Hal lainnya yang juga menjadi kegamangan Paralayang yakni akan
diselenggarakannya babak awal. Darmawan Sirin selalu Ketua PORDIGA Jawa Barat
dan Pelatih Kepala Pelatda Paralayang Jabar meng-asumsikan, Babak Awal yang
akan digelar sekitar Agustus 2021 akan dilaksanakan di Wonogiri Jawa Tengah.
" Jika babak awal dilaksanakan, ya jelas mesti
minta dukungan ke Koni Jawa Barat, berapapun besarnya harus dilaksanakan tim
pelatda Paralayang Jabar untuk memuluskan dalam mencapai target.
Atlet Paralayang Jawa Barat PON XX akan turun pada 2
disiplin( Ketepatan medarat & Terbang Lintas Alam) perorangan dan beregu
putra-putri.
1.Nilawati Sirin dr Kota Bekasi, ( juara 1 World
Paragliding 2019 di Serbia, juara Asia 2014, juara world cup 2011).
2. Risha Fajar Praharini Kab Majalengka.
3 Karlina Dwi
Apriliani (KBB)
Atlet putra,
1.Dede Supratma ( kab Bgr)
2. Dede Nisbah(kab
Bgr)
3. Umar Suparman(kab Bgr)
4.Galih Darmawan(kab Bks)
5. Purnomo Alamsyah(kab Bks)
6. Rustam Utan(Kt Depok)
7. Pangeran Dirgantara(Kab Smdg)
Disebutkan, saat ini sudah masuk 3 mikron terakhir
sebelum masuk bulan Agustus 2021 tahap pra pertandingan. Formulanya sekarang
dikombinasi desentralisasi dengan TC baik di Puncak dan Sumedang. (PH)