Jakarta.Internationalmedia.id.-“Kesepakatan G20 harus dapat ditindaklanjuti dengan implementasi konkret," ujar Co-Sherpa G20 Indonesia, Duta Besar Dian Triansyah Djani dalam pernyataannya di Pertemuan ke-2 G20 Sherpa yang dilaksanakan secara virtual selama dua hari (12-13/07/2021).
Dubes Djani yang
menjabat sebagai Staf Khusus Menlu untuk Penguatan Program-Program Prioritas
beserta Dr. Edi Pambudi, Staf Ahli Menko Perekonomian Bidang Konektivitas,
Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam, telah ditunjuk oleh Presiden Joko
Widodo sebagai Co-Sherpa G20 Indonesia.
Bersama para
pejabat tinggi (atau biasa disebut “Sherpa") dari negara anggota G20
lainnya, Co-Sherpa G20 Indonesia menekankan pentingnya kesepakatan G20 di tahun
2021 dapat mendukung pemulihan kesehatan dan ekonomi pasca pandemi.
Sherpa sendiri
berasal dari bahasa Tibet yang berarti penunjuk jalan, dimana para Sherpa G20
berperan dalam menavigasi berbagai kerja sama yang terlaksana dalam kerangka
G20 sekaligus membuka jalan ke arah tercapainya kesepakatan bagi para Pemimpin
G20.
Indonesia
sebagai calon Presiden G20 tahun 2022 telah terlibat sebagai salah satu negara
Troika bersama Arab Saudi yang merupakan Presiden G20 tahun 2020 dan Italia
yang memegang Presidensi G20 untuk tahun 2021. Presidensi Italia tahun ini
mengambil tema “Manusia, Planet, Kesejahteran" (People, Planet, Prosperity).
Pertemuan Sherpa
kali ini membahas perkembangan kerja sama dan perundingan G20 di berbagai
kelompok kerja (working groups), antara
lain di bidang pendidikan, ketenagakerjaan, pemberdayaan perempuan,
anti-korupsi, budaya, pertanian, pembangunan, kesehatan, keuangan, perdagangan
dan investasi, dan ekonomi digital.
Secara khusus
Co-Sherpa G20 Indonesia mendorong agar G20 bekerja sama dalam menghadapi
pandemi saat ini. G20 perlu memastikan akses vaksin COVID-19 yang adil dan
terjangkau, mendukung fleksibilitas dari kesepakatan TRIPS (Trade-related Intellectual Property Rights),
dan memberikan transfer teknologi serta pembangunan kapasitas produksi di
negara berkembang.
Sementara itu,
agar dunia dapat segera bangkit dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, Co-Sherpa
G20 Indonesia mengangkat pentingnya implementasi berbagai kesepakatan G20 dan
peningkatan kerja sama sektor-sektor tertentu seperti di sektor kesehatan,
pendidikan dan kaitannya dengan penyiapan tenaga kerja terampil serta
pentingnya pendidikan vokasi, termasuk reskilling dan upskilling untuk mereka yang terdampak
pandemi.
Juga ditekankan pentingnya meningkatkan
kepercayaan terhadap sistem perdagangan dunia dan perlunya memberikan perhatian
lebih pada isu digitalisasi yang merupakan cross-cutting
issue.
G20 merupakan forum 19 negara dan sebuah organisasi regional (Uni Eropa) yang mewakili 85% GDP dunia, 75% perdagangan dunia, 80% investasi global, dan dua pertiga penduduk dunia.
G20 memiliki kapasitas besar untuk menciptakan momentum
kesepakatan multilateral. Oleh karena itu, Indonesia terus memastikan agar G20
memberikan sumbangsih konkret terhadap penanganan krisis akibat pandemi
Covid-19.(marpa)