Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya Ridwan Kamil saat meninjau penyuntikan vaksin COVID-19 di sentra vaksinasi di Technopark, Kota Cimahi, Jumat (16/7/2021)
Cimahi.Internationalmedia.id.-Ketua
Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya Ridwan Kamil
meninjau penyuntikan vaksin COVID-19 di sentra vaksinasi di Technopark, Kota
Cimahi, Jumat (16/7/2021).
Berdasarkan
hasil peninjauan Kak Atalia, pelaksanaan vaksinasi berjalan lancar. Ratusan
warga mengantre dengan tertib. Anggota Pramuka pun turut terlibat dalam
menyukseskan penyuntikan vaksin di sentra vaksinasi yang digagas Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar tersebut.
"Apresiasi
sentra vaksinasi ini. Saya kira ini baik agar masyarakat dapat mengakses,"
kata Kak Atalia.
Selain di
Kota Cimahi, BPBD Jabar menggelar sentra vaksinasi di Kota Bandung, Kabupaten
Karawang, Kabupaten Garut, dan Bekasi. Seluruh pelaksanaannya melibatkan
Anggota Pramuka melalui program pengabdian masyarakat.
Kak Atalia
menuturkan, Anggota Pramuka berperan aktif dalam menjaga kondusivitas sentra
vaksinasi. Mulai dari mengatur alur, mencegah kerumunan hingga memberikan
edukasi kepada warga.
"Mereka
(pramuka) jadi panitia, menjaga kondusivitas agar tidak berkerumun, membantu
kelancaran, mengatur alur. Kolaborasi ini perlu dijaga, semoga bisa berkembang
di daerah lainnya," tuturnya.
Sentra
vaksinasi di Kota Cimahi berlangsung selama 56 hari, mulai tanggal 14 Juli - 10
September 2021. Setiap hari panitia mengalokasikan 2.000 dosis vaksin. Dengan
demikian, selama 56 hari, 112 ribu dosis vaksin disuntikan kepada 56 ribu orang
sebanyak dua kali.
"Jangan
khawatir warga yang bukan KTP Cimahi juga bisa mendaftar, usianya 18-49
tahun," ucap Kak Atalia.
Dari
pantauan di lapangan, sejauh ini peserta vaksinasi didominasi oleh usia remaja.
Menurut Atalia, hal itu sangat baik untuk mempercepat pembentukan kekebalan
kelompok (herd immunity) pada pelajar dan mahasiswa. Dengan begitu,
pembelajaran secara tatap muka bisa segera terlaksana.
"Saya
kira ini adalah upaya agar mereka memilki kekebalan dan nantinya secara
bertahap bisa kembali belajar tatap muka di sekolah," katanya.
Kak Atalia
mengajak kepada masyarakat untuk memanfaatkan sentra vaksinasi gratis tersebut.
Ia tak memungkiri masih ada orang tua yang ragu mengikutsertakan anaknya
divaksin karena terpengaruh oleh informasi bohong atau hoaks tentang keamanan
vaksin.
Kak Atalia
memastikan vaksin kepada usia remaja ini sangat aman. Sejauh ini tidak
ditemukan adanya dampak berarti dari vaksin.
"Orang
tua tidak perlu khawatir akan dampaknya, sudah beberapa hari ini kan kita sudah
mulai untuk anak dan sampai sekarang belum ditemukan dampak apapun, kalaupun
ada itu hanya dampak kecil saja seperti pegal-pegal," jelas Atalia.
Hal ini juga
dirasakan oleh Endah Mileasagea. Ditemui di lokasi vaksinasi, mahasisiwi 24
tahun asal Cimahi itu tidak merasakan dampak apapun usai disuntik vaksin
COVID-19 dosis pertama.
"Hanya
ada sedikit rasa pegal saja di tangan bekas suntikan, tapi sekarang sudah
hilang," ucapnya.
Endah pun
mengajak masyarakat untuk segera divaksin agar Indonesia bisa segera pulih dari
pandemi. "Buat teman-teman harus segera divaksin biar Indonesia cepat
pulih," ajaknya.
Namun, Endah
tetap mengingatkan kepada masyarakat yang sudah divaksin agar tetap menjaga
protokol kesehatan sampai herd immunity terbentuk. "Jangan mentang-mentang
udah divaksin jadi keluyuran. Tetap harus patuhi prokes," ucapnya.(mar)