T
asikmalaya.Internationalmedia.id.-Wakil
Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendorong pemuda tetap mengembangkan diri
di tengah pandemi COVID-19.
Hal itu
diungkapnya saat menjadi keynote speaker pada Webinar Nasional dan Musyawarah
Wilayah II Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) secara virtual
dari Rumah Singgah Wakil Gubernur, di Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (22/7/2021).
Uu -- sapaan
karib Uu Ruzhanul-- menerangkan bahwa di masa pandemi pemuda sebagai calon
pemimpin di masa yang akan datang harus terus bergerak membangun peradaban.
Keberhasilan
generasi muda sangat menentukan nasib bangsa. Lingkungan, pola pikir
pendidikan, faktor-faktor ini mendukung dalam pembentukan generasi muda.
"Pemuda
harus menjadi kolaborator, pelopor dalam kebersamaan dan harus menjadi
inisiator dalam segala hal. Terutama perubahan-perubahan mengarah kepada
kebaikan kalau tidak diawali dengan gerakan Pemuda," kata Wagub Jabar.
Hal-hal yang
harus di kuasai oleh pemuda, kata Uu, teknologi komputer dan teknologi
pertanian. Menurutnya, pertanian tanpa dibarengi teknologi akan ketinggalan.
Minat generasi muda pada pertenian makin berkurang
Kedua,
pemuda harus mampu berbagi peran dan berorganisasi karena dalam era globalisasi
ini tidak ada one man show. Menurutnya, dalam berorganisasi tidak ada superman,
yang ada adalah superteam.
"Anak
muda hari harus pandai berkomunikasi dan pandai berbicara di hadapan orang,
sehingga ide-ide kita dapat di terima dan dimengerti orang lain," kata Uu.
Apalagi,
saat ini Indonesia sedang menikmati bonus demografi dan 2045 dicanangkan
sebagai Indonesi emas. “Di umur 40 tahun ke bawah dan 25 tahun ke atas ini
menjadi anugerah bukan musibah. oleh karena itu anak muda hari ini harus
mempersiapkan segala-galanya," ucapnya.
Saat ini,
menurutnya, Pemda Provinsi Jabar fokus dalam dunia di antaranya dengan program
Petani Melinial Juara yang saat ini sedang berjalan. Kemudian ada program
Santani (Santri Tani), di mana para santri selain belajar agama juga didorong
bertani.
Uu
mengatakan, permasalah pertanian saat ini adalah lahan pertanian semakin sempit
dikalahkan laju pembangunan. Cuaca tidak menentu juga menjadi kendala yang
harus dipecahkan mahasiswa pertanian.
Ia mengakui,
saat ini tidak banyak kepala daerah yang memprioritaskan pertanian dalam
pembangunannya. Ditandai dengan anggaran pertanian yang minim.
“Padahal
sehebat apapun teknologi, sehebat apapun pembangunan, kalau tidak ada hasil
produk pertanian mau apa Jawa Barat ini,’’ tutupnya.(Ter)