Jakarta.Internationalmedia.id.-Situasi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat para pebisnis diaspora Indonesia untuk mendatangkan berbagai produk Indonesia ke Australia.
Seperti dilakukan Livingstone International yang
digawangi Ivan Paulus, seorang pebisnis diaspora Indonesia yang tinggal di
Sydney.
Selama pandemi, Livingstone International telah
mengimpor 17 produk yang dilabeli 'Made in Indonesia' ke Australia, mulai dari
celemek untuk industri, pelindung lengan, selotip untuk kemasan, plastik
pembungkus paket, sarung tangan polyethylene, alat makan untuk take-away di
restoran hingga wadah untuk contoh kosmetik.
Berbagai produk tersebut sangat digemari publik
Australia, termasuk di antaranya beberapa perusahaan besar di Australia, antara
lain Mecca Cosmetics, Krispy Kreme, Primo, dan jaringan supermarket Coles.
"Masih banyak peluang mengimpor produk dari Indonesia," ujar Ivan
Paulus selaku Wakil Presiden Livingstone International.
Ivan berharap ke depan proses impor dapat terus
berjalan lancar dan tidak ada penutupan pabrik-pabrik produsen. Hal ini
tentunya dapat berdampak pada peningkatan volume impor produk Indonesia melalui
Livingstone.
"Menciptakan lapangan pekerjaan bagi
teman-teman di Indonesia melalui permintaan produk dari kami merupakan bakti
saya dan tim kami untuk tanah air Indonesia," pungkas Ivan.
Duta Besar RI di Canberra, Kristiarto Y Legowo dan
Konsul Jenderal RI di Sydney, Heru Hartanto Subolo dalam dua kali kesempatan
telah mengunjungi salah satu fasilitas logistik Livingstone International di
Prestons, New South Wales, yang menempati area seluas 18.000 m2, guna melihat
produk Indonesia tersebut secara langsung.
Di berbagai kesempatan, Konjen Heru Subolo
senantiasa mengajak para champion bisnis diaspora Indonesia untuk saling
berkolaborasi guna mengambil manfaat optimal dari perjanjian perdagangan bebas
Indonesia-Australia yang dikenal dengan nama IA CEPA dan telah berlaku sejak 5
Juli 2020.
Kolaborasi ini juga dicontohkan oleh Ivan Paulus
yang turut mendukung kebutuhan restoran Indonesia di Sydney yang tergabung ke
dalam Indonesian Restaurant Association (IRA) Sydney melalui pengadaan alat
makan untuk take-away.
Tujuh belas produk buatan Indonesia yang diimpor
Livingstone International dipilih karena memiliki volume penjualan besar di
Australia. Produk-produk tersebut diproduksi beberapa pabrik di Tegal,
Surabaya, Surakarta, dan Banten.
Nilai transaksi per tahun untuk 17 produk tersebut
mencapai USD 7,9 juta dan diproyeksikan dapat terus meningkat setelah pandemi
membaik dan jalur logistik kembali normal.
Livingstone International telah berdiri sejak 1984
dan kini telah menjelma menjadi salah satu market leader di Australia dalam
industri consumable products termasuk layanan kesehatan dan keselamatan kerja.
Melalui 10 fasilitas logistik yang dimiliki dan
dukungan 420 tenagakerja, Livingstone melayani konsumen di lebih dari 90 negara
dan organisasi internasional, seperti UNICEF.
Livingstone International memiliki 65,000 jenis
produk consumables, yang mana sebelum IA CEPA berlaku antara Indonesia dan
Australia, diimpor dari berbagai negara tetangga di Asia, Eropa dan Amerika,
dengan nilai impor senilai Rp 1,7 triliun rupiah setiap tahunnya.(lysmar)