Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat meluncurkan “Kelola Sampah Berbasis Digital Menuju Jabar Juara” dalam Jabar Punya Informasi (JAPRI) di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (5/5/2021)
Bandung.Internationalmedia.id.-Pemerintah Daerah
(Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berkomitmen mendorong pengelolaan sampah
berbasis digital untuk menerapkan konsep ekonomi sirkular.
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, Pemda Provinsi
Jabar berkolaborasi dengan Octopus sebagai mitra dalam pengelolaan sampah,
terutama sampah botol plastik.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, kolaborasi
tersebut diharapkan dapat menyempurnakan ekonomi sirkular di Jabar sekaligus
membiasakan masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah.
"Dengan memilah dan memilih sampah kita dapat
penghasilan sekaligus menyelamatkan lingkungan," kata Kang Emil --sapaan
Ridwan Kamil-- usai meluncurkan “Kelola Sampah Berbasis Digital Menuju Jabar
Juara” dalam Jabar Punya Informasi (JAPRI) di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu
(5/5/2021).
“Yang bikin saya terharu, ini bisa menyejahterakan
pelestari lingkungan sampai ada tadi yang pendapatannya mencapai Rp 6 sampai
Rp10 juta,” imbuhnya.
Menurut Kang Emil, ekonomi sirkular lebih dari
sekadar pengelolaan sampah karena mencakup keseluruhan proses produksi,
distribusi, dan konsumsi dari hulu hingga hilir rantai pasok. Banyak pihak yang
akan terlibat dalam ekonomi sirkular.
Kolaborasi dengan Octopus, kata Kang Emil, menjadi
langkah awal untuk menyempurnakan pengelolaan sampah berbasis digital di Jabar.
Octopus sendiri memiliki teknologi canggih berupa aplikasi.
“Di mana sampah bisa kembali menjadi barang berguna
secara 100 persen dan teknologi canggihnya sudah ada di Padalarang, Bandung
Barat,” tuturnya.
“Saya bangga sirkular sampah di Jabar bisa hadir,
kita jadikan provinsi ini terbaik dalam pengelolaan lingkungan sehingga bisa
hidup lebih bersih dan asri,” tambahnya.
Kang Emil menuturkan, aplikasi Octopus sudah dapat
didowload. Nanti, masyrakat dapat menyetor sampah ke pelestari lingkungan untuk
didaur ulang oleh PT Namasindo Plas.
Salah satu kelebihan aplikasi Octopus, kata Kang
Emil, adalah user friendly atau ramah pengguna. Dengan begitu, semua lapisan
masyarakat dapat mengoperasikan Octopus dan berkontribusi menjaga kelestarian
lingkungan.
"Sehingga 2022 menjadi tahun kebangkitan
pelestari lingkungan yang luar biasa. Saya ucapkan terima kasih. Di sini ada
Hamish Daud selaku Co-Founder Octopus. Karena ini kerja kolaborasi sehingga
membantu existing system yang sudah lumayan bagus gerakannya menjadi lebih
sempurna,” ucapnya.
“Kelebihan Octopus ini menyederhanakan proses. Jadi
tinggal download aplikasinya terus nanti seperti order online, pelestari atau
pemulungnya ini yang akan datang ke rumah untuk mengambil sampahnya dan
melakukan bid,” imbuhnya.
Kang Emil berharap
pengelolaan sampah berbasis aplikasi digital ini diterapkan juga di 27
Kabupaten/Kota se-Jabar.
“Saya menitipkan karena ini baru di Bandung, kepada
kepala dinas dalam waktu enam bulan bisa sempurna di seluruh daerah
se-Jabar," katanya.(Lys)