Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat meninjau proses daur ulang sampah plastik yang diolah oleh PT Namasindo Plas di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (20/4/2021)
KBB.Internationalmedia.id.-Gubernur Jawa Barat
(Jabar) Ridwan Kamil meninjau proses daur ulang sampah plastik air minum yang
diolah oleh PT Namasindo Plas di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Selasa
(20/4/2021).
Pabrik tersebut memiliki teknologi yang dapat
mengubah sampah plastik menjadi botol air mineral siap pakai. Sampah yang sudah
diolah akan dijual kepada industri air minum yang membutuhkan.
"Ini membuat semangat agar semua sampah plastik
yang bisa didaur ulang bisa kita ubah di sini dan dijual kembali ke
industri-industri yang membutuhkan botol plastik air mineral," kata Kang
Emil --sapaan Ridwan Kamil.
Kang Emil sendiri menyebut proses daur ulang sampah
plastik air minum dengan nama sirkular ekonomi. Sebab, semua pihak yang
terlibat dalam proses tersebut akan mendapatkan keuntungan ekonomi.
"Dari sejak air mineral itu diminum lalu
dibuang dia bisa muter lagi oleh pelestari, lalu ke kolektor yaitu pabrik ini.
Lalu dijual lagi ke industri. Karena prosesnya berputar 100 persen itulah kita
sebut dengan sirkular ekonomi," ucapnya.
Proses daur ulang sampah plastik ini juga
memanfaatkan aplikasi bernama Octopus. Aplikasi yang kini sudah bisa diunduh
oleh masyarakat Jabar ini bertujuan mengajak masyarakat untuk mengumpulkan
sampah. Setiap sampah memiliki poin, dan poin tersebut dapat dikonversi menjadi
uang.
"Nanti Octopus digunakan oleh pengguna untuk
memanggil pelestari yang akan mengambil sampah langsung dari rumah, sehingga
meningkatkan pendapatan mereka, bisa dapat Rp 2 juta sampai Rp5 juta tergantung
banyaknya sampah plastik yang disetorkan," ucap Kang Emil.
Kang Emil mendorong masyarakat Jabar untuk memilah
sampah organik dan nonorganik, khususnya sampah plastik. Berdasarkan catatan
Dinas Lingkungan Hidup Jabar, dalam sehari, jumlah sampah plastik yang dapat
didaur ulang mencapai 6.400 ton di seluruh Jabar.
"Kami sehari ada 6.400 ton sampah plastik yang
bisa didaur ulang, bahkan sampah plastik dari Bali dan Lombok pun dibeli oleh
Jabar," ungkap Kang Emil.
Pengolahan sampah plastik dan menjadi sirkular
ekonomi ini menjadi komitmen Pemda Provinsi Jabar agar Indonesia tidak lagi
dicap sebagai negara yang banyak membuang sampah plastik ke laut.
Adapun dalam peninjauan proses daur ulang sampah
tersebut, Kang Emil didampingi oleh pemerhati lingkungan laut yang juga pendiri
Indonesia Ocean Pride Hamish Daud.
"Mas Hamish Daud yang paham banget betapa di
laut kita sebenarnya banyak sampah plastik karena orang tidak ada solusinya.
Maka saya komitmen di 2021 akan menjadikan problem sampah plastik bisa selesai
dengan sistem sirkular ekonomi agar Indonesia tidak lagi di-bully karena banyak
sampah plastik di lautan," tuturnya.(Lys)