Bandung.Internationalmedia.id.-Wakil Gubernur Jawa
Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum yang juga Wakil Ketua Komite Kebijakan
Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar mengatakan,
jumlah keterisian tempat tidur ruang isolasi COVID-19 di 308 rumah sakit (RS)
di Jabar mengalami penurunan.
Per 14 Februari 2021, tingkat keterisian ruang
isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit berada di angka 58,84 persen,
sesuai standar rujukan WHO yakni BOR kurang dari 60 persen. Hal itu pun menurun
dari pekan sebelumnya di angka 63,38 persen.
"Alhamdulillah minggu ini hanya 58,84 persen,
tetapi ini pun belum sesuai yang diharapkan," kata Kang Uu usai memimpin
Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Daerah Provinsi Jabar di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Senin
(15/2/2021).
Rinciannya, per 14 Februari 2021, Ruang Isolasi
Hijau terisi 54,16 persen, Ruang Isolasi Kuning terisi 66,36 persen, Ruang
Isolasi Merah terisi 61,98 persen, IGD terisi 60,42 persen, dan ICU terisi 26,00
persen.
Sementara BOR Pusat Isolasi se-Jabar adalah 50,20
persen, BOR Rumah Sakit Darurat COVID-19 Secapa AD sebesar 31,67 persen, RS
Darurat Stadion Patriot Bekasi sebesar 26,79 persen, dan RS Lapangan COVID-19
Kota Bogor sebesar 85,71 persen.
Dalam sepekan terakhir, Jabar pun menambah tempat
tidur (TT) ruang isolasi sebanyak 1.286 TT sebagai antisipasi lonjakan kasus.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Jabar pun terus berupaya meningkatkan angka
pengetesan.
"Jabar sampai 14 Februari total sampling adalah
1.032.854 dari kurang lebih 50 juta penduduk," kata Kang Uu.
Kang Uu menambahkan, sejumlah kriteria penanganan
COVID-19 lainnya di Jabar juga membaik. Per 14 Februari 2021, tingkat kasus
aktif COVID-19 di angka 14,47 persen, menurun dari pekan sebelumnya.
Selain itu, per 14 Februari 2021, Case Recovery Rate
(CRR) atau tingkat kesembuhan di Jabar sebesar 84,31 persen, meningkat dari
pekan sebelumnya.
Tingkat kematian (Case Fatality Rate/CFR) di Jabar
per 14 Februari 2021 adalah 1,21 persen, sementara nasional adalah 2,7 persen.
Angka Reproduksi Efektif (Rt) di Jabar per 10 Februari 2021 adalah 0,39 dengan
rata-rata 14 hari terakhir sebesar 1,37.
Terkait level kewaspadaan, dari data periode 1
hingga 7 Februari 2021, terdapat satu daerah Zona Merah (Risiko Tinggi) di
Jabar yakni Kota Bogor. Lainnya, terdapat 22 Zona Oranye (Risiko Sedang) dan 4
Zona Kuning (Risiko Rendah) di Jabar yakni Kabupaten Sukabumi, Majalengka,
Sumedang, dan Subang.
Terkait vaksinasi COVID-19 di Jabar, Kang Uu
menegaskan bahwa pihaknya menargetkan vaksinasi Tahap I bagi SDM Kesehatan di
Jabar akan selesai di pekan ketiga Februari 2021 untuk lanjut ke Tahap II bagi
petugas publik dan lansia.
"Jabar diestimasikan yang akan divaksin yakni
36,2 juta orang," ucap Kang Uu.
PPKM Mikro, Tingkat Kepatuhan Prokes Warga Jabar di
Angka 80-an Persen
Selain melaporkan perkembangan penanganan COVID-19
di Jabar, Kang Uu juga menjelaskan tingkat kepatuhan protokol kesehatan
(prokes) di Jabar per 26 Januari hingga 14 Februari 2021, termasuk periode
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro mulai 9 Februari 2021.
Per 14 Februari 2021, tren kepatuhan prokes memakai
masker di Jabar sebesar 83,18 persen. Sementara tren kepatuhan prokes jaga
jarak di Jabar adalah 81,38 persen.
Dilansir Bersatu Lawan COVID-19, selama PPKM Mikro
di Jabar, terdapat 2.271.003 orang yang dipantau oleh TNI, Polri, dan Satpol PP
di 429.998 titik pemantauan.
"Periode 8 Februari sampai dengan 14 Februari
2021 menunjukkan peningkatan tingkat kepatuhan dalam menggunakan masker. Ada
delapan daerah dengan tingkat kepatuhan (memakai masker) di atas 91
persen," ucap Kang Uu.
Delapan daerah yang dimaksud yakni Kabupaten
Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Subang, Kab. Sumedang, Kota Bandung, Kota
Bogor, Kota Depok, dan Kota Tasikmalaya.
Sementara untuk tingkat kepatuhan dalam menjaga
jarak dan menghindari kerumunan selama periode 8-14 Februari 2021, terdapat
lima daerah dengan persentase di atas 91 persen.
"Yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang,
Kabupaten Sumedang, Kota Depok, dan Kota Tasikmalaya," kata Kang Uu.(Ter)