Diskusi Reboan di KJRI Frankfurt
Jakarta.Internationalmedia.id.- Konsulat Jenderal
RI di Frankfurt selenggarakan Diskusi Reboan secara Daring, di Gedung KJRI di
Frankfurt, Rabu (10/02/2021).
Diskusi Reboan kali ini dilakukan bedah buku
berjudul Dunia Barat dan Islam: Cahaya di Cakrawala karangan Dr. Sudibyo Markus
dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Hadir sebagai penanggap adalah adalah Dr. Martin
Lukito Sinaga, Dosen di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi/STFT Jakarta serta
Habiburrahman El Shirazy, penulis buku Ayat-Ayat Cinta sekaligus mahasiswa S3
di Leipzig.
Bertindak sebagai moderator adalah Hamzah Fansury,
Ketua Majelis Seni dan Budaya Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM)
Jerman Raya.
Konsul Jenderal RI di Frankfurt, Acep Somantri, menyatakan
bahwa perbedaan pendapat, perbedaan keyakinan memang sudah ada sejak dimulainya
sejarah manusia. Namun kita percaya bahwa Tuhan menciptakan bumi dan manusia
adalah untuk perdamaian dan harmoni.
"Kita harus mensyukuri keberagaman kita sebagai
anugerah Tuhan dan menjadikannya sebagai satu kekuatan yang mempersatukan
bangsa Indonesia dan juga seluruh bangsa di dunia.",tambahnya.
Direktur Diplomasi Publik, Yusron B. Ambarry
menyampaikan bahwa Kementerian Luar Negeri telah mencanangkan Diplomasi Total
untuk menjawab tantangan dunia pasca peristiwa 9/11.
''Diplomasi tidak hanya dapat dijalankan oleh
Pemerintah tetapi juga harus melibatkan aktor-aktor non-negara. Melalui
Diplomasi Total, aset kekayaan Indonesia terutama budaya, bahasa, agama dan
filosofi negara seperti demokrasi dan Pancasila mulai dimanfaatkan secara
sistematis dan komprehensif untuk kepentingan nasional.''
Buku Dunia Barat dan Islam: Cahaya di Cakrawala
adalah versi pembaharuan dari buku Dr. Sudibyo yang berjudul Konsili Vatikan
II, Satu Pembaharuan Sikap Gereja Terhadap Islam yang terbit pada tahun 1978.
Dalam buku terbarunya ini, Dr. Sudibyo menjelaskan 4
peristiwa penting yaitu The Crusades or the Holy War (1095-1297), The Second
Vatican Council (1962-1965), An Open Letter ''Kalimantun Sawa'' (A Common Word
Between Us and You (2007)) dan The Agenda for Humanity (2016).
Keempat peristiwa penting ini kemudian menjadi
milestone yang mendorong umat manusia menjadi lebih modern dan toleran,
khususnya komunitas keagamaan ke arah perdamaian.
Pesan utama dari peristiwa-peristiwa penting
tersebut adalah semua kongregasi keagamaan harus bisa mentransformasikan diri
sebagai instrumen perdamaian.
Diskusi berlansung dengan meriah dan seru. Sebanyak
100 peserta yang berasal dari Jerman maupun Indonesia mengikuti Diskusi Reboan
yang diselenggarakan secara daring tersebut.
Di akhir acara, KJRI Frankfurt mengadakan kuis
berhadiah buku Dr. Sudibyo tersebut kepada 5 orang pemenang yang bisa menjawab
pertanyaan dengan benar. Acara ini terselenggara berkat kerja sama KJRI
Frankfurt, PCIM se-Eropa, PERMIF, SELINDO, Masyarakat Muslim Indonesia e.V.,
dan PPI Jerman.
Wilayah Kerja KJRI Frankfurt mencakup enam negara
bagian yang terletak di sebelah selatan
Jerman yaitu Hesse, Baden Württemberg, North Rhine Westphalia, Bavaria,
Rhineland Palatinate dan Saarland. Jumlah WNI di wilayah kerja KJRI Frankfurt
tercatat 14.200 orang. Ini merupakan jumlah terbesar di wilayah Eropa setelah
Belanda dan Inggris.(lysmar)
(Sumber: KJRI Frankfurt)