Jakarta.Internationalmedia.id.- Dari awal kelahirannya, Indonesia sudah percaya bahwa kerja-kerja diplomasi efektif dilakukan dalam kerangka multilateral.
Kami percaya bahwa kita mitra sejajar yang saling
bertanggung-jawab untuk saling menyejahterakan. Hari ini kami menemui
AUDA-NEPAD dengan alasan tersebut.
Penting bagi KBRI Pretoria untuk mendapatkan
informasi terkini mengenai kegiatan organisasi dan bagaimana langkah-langkah
singkronisasi ke depan,".
Hal ini dikemukakan, Duta Besar RI Pretoria di
sela-sela pertemuan dengan Dr. Ibrahim A. Mayaki, CEO African Union Development
Agency-the New Partnership for Africa's Development (AUDA-NEPAD), Jumat, tanggal
19 Februari 2021.
AUDA-NEPAD yang berpusat di kota satelit Midrand, 33
km dari Pretoria, Afrika Selatan adalah badan implementasi di bawah African
Union (AU) yang bertanggung-jawab melakukan asistensi percepatan pembangunan
negara-negara anggotanya.
Seluruh negara akreditasi KBRI Pretoria yaitu
Republik Afrika Selatan, Republik Botswana, Kerajaan Eswatini dan Kerajaan
Lesotho adalah member states Uni Afrika yang berdiri sejak tahun 2001.
Dubes RI Pretoria menanyakan kemungkinan partisipasi
lebih lanjut pada agenda pembangunan Afrika. Dr. Mayaki sangat menyambut baik
keinginan dimaksud dan berharap untuk mensinergikan program kedua institusi
terutama pada agenda prioritas yang masih berjalan hingga saat ini, antara lain
program-program peningkatan kapasitas SDM, integrasi ekonomi, dan
industrialisasi kawasan.
Sehubungan dengan percepatan pembangunan ekonomi,
African Continental Free Trade Area (AfCFTA) resmi dimulai tanggal 1 Januari
2021 di bawah koordinasi Uni Afrika.
Pakta perdagangan ini memberikan harapan besar
terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Afrika sebesar $16,1 miliar,
pertumbuhan PDB sebesar 1%-3%, pertumbuhan lapangan kerja sebesar 1,2%, dan
pengurangan defisit perdagangan Afrika hingga 50%. AfCFTA juga diperkirakan
dapat meningkatkan perdagangan intra Afrika hingga 53% dengan menghilangkan bea
impor dan hambatan non-tarif.
Indonesia ingin menangkap setiap peluang dari
dinamika kawasan ini dengan mensinergikan program kegiatan kedua belah pihak.
Dalam konteks ini, Dubes Salman Al Farisi menjelaskan perkembangan di kawasan,
antara lain, terbentuknya Indonesian Aid tahun 2019, tercapainya kesepakatan
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) tahun 2020, dan Keketuaan
Indonesia pada G-20 dan ASEAN beberapa tahun mendatang.
Dubes Salman Al Farisi meyakini pentingnya sinergi
dua kawasan yang paling dinamis di dunia tersebut melalui berbagai platform
yang memungkinkan.
Menutup pertemuan, Dubes Salman Al Farisi
menggarisbawahi relevansi semangat Asia-Afrika hingga kini, hal ini dapat
dilihat pada dukungan dan partisipasi aktif Indonesia pada isu-isu pembangunan
Afrika, kerja sama dalam mekanisme diplomasi kesehatan multilateral mengatasi
Covid-19, dan rencana pelaksanaan Indonesia-Africa Forum (IAF) seri berikutnya
di tahun 2022.(marpa)
(Sumber: KBRI Pretoria)