Jakarta.Internationalmedia.id.- Dalam upaya memperluas pemasaran produk Indonesia di Kuba, Duta Besar Nana Yuliana secara intensif telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah perusahaan ekspor-impor yang beroperasi di Kuba.
Seperti yang dilakukan baru-baru ini dimana Duta
Besar Nana Yuliana mengadakan pertemuan dengan Pucara, sebuah perusahaan asal
Spanyol, dan MTG yang berasal dari Chile
guna menjajaki pemasaran produk Indonesia melalui kedua perusahaan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Nana Yuliana
juga menayangkan produk-produk Indonesia yang mempunyai potensi besar untuk
dipasarkan di Kuba, antara lain seperti mi instan, tepung terigu, kertas,
perabot, produk plastik, dan furnitur guna menarik minat kedua perusahaan
tersebut bertransaksi dagang dengan Indonesia.
Dari hasil pertemuan tersebut, Pucara menyatakan ketertarikannya
untuk membeli kertas dan APD (Alat Pelindung Diri), sedangkan MTG tertarik
untuk membeli mi instan, tepung terigu, susu dengan berbagai rasa, susu cair
murni (whole milk), skim milk (cair), dan
part skim milk (cair).
Duta Besar Nana Yuliana menyatakan sejauh ini kedua
perusahaan tersebut belum pernah menjual produk asal Indonesia dan mendorong
perusahaan di Indonesia untuk dapat memanfaatkan pasar yang terbuka lebar
tersebut, dan KBRI Havana siap untuk memfasilitasinya.
Blokade ekonomi Amerika Serikat terhadap Kuba
menyebabkan banyak tantangan yang dihadapi untuk meningkatkan pemasaran
produk-produk Indonesia ke Kuba, antara lain seperti proses pengiriman barang
dan pembayarannya yang harus dilakukan melalui negara ketiga di sekitar Kuba. Karena
itu Duta Besar Nana Yuliana aktif melakukan penjajakan kepada berbagai
perusahaan ekspor impor yang ada di Kuba guna membuka akses pasar produk
Indonesia di Kuba secara langsung.
Ekspor utama Indonesia ke Kuba adalah kertas, sabun,
minyak hewan dan nabati, glassware, dan furnitur. Dari Kuba Indonesia mengimpor
gula, produk farmasi, tembakau dan cerutu, peralatan mesin untuk rumah sakit,
kulit mentah, dan minuman keras Nilai total perdagangan kedua negara mencapai
US$ 5,7 juta sampai dengan November 2020.(marpa)