Bandung.Internationalmedia.id.-Gubernur Jawa Barat
(Jabar) Ridwan Kamil memaparkan sejumlah inovasi dalam membangun Jabar
dihadapan tim penilai independen Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2021
secara virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (25/2/2021).
PPD 2021 merupakan bentuk apresiasi pemerintah pusat
kepada provinsi dan kabupaten/kota atas prestasinya di bidang perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan daerah. Dalam PPD 2021, terdapat penambahan penilaian
yakni kebijakan pemerintah daerah dalam menangani COVID-19.
Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- menuturkan, selama
pandemi COVID-19, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jabar meningkat.
"Selama COVID-19 kami mencoba mempertahankan
inovasi pembangunan. Berita baiknya IPM kami malah naik, sebelum COVID-19
72,03. Saat COVID-19 jadi 72,09," ucap Kang Emil.
"Kami juga berhasil mempertahankan sebagai
provinsi ekspor tertinggi selama pandemi di 2020," imbuhnya.
Menurut Kang Emil, kunci penanganan COVID-19 adalah
kepemimpinan dan inovasi. Untuk menangani pandemi COVID-19, Pemda Provinsi
Jabar membuat aplikasi Pikobar.
Aplikasi yang telah mendapatkan penghargaan di level
internasional tersebut menjadi sumber informasi masyarakat Jabar terkait
penanganan COVID-19. Mulai dari data kasus harian, pendaftaraan relawan,
donasi, sampai aduan bantuan sosial (bansos), ada dalam Pikobar.
"Semua ada dalam satu big data Pikobar yang
menjadi sumber kami mengambil keputusan dalam penanganan COVID-19,"
tuturnya.
Pemda Provinsi Jabar pun menerapkan konsep
Pentahelix dengan menggandeng lima unsur, yakni akademisi, bisnis, komunitas,
pemerintah, dan media, dalam setiap proses dan kegiatan pembangunan.
Keterlibatan lima unsur tersebut dapat membuat proses pembangunan di Jabar
berjalan lebih efektif dan efisien.
"Birokrasi 3.0 sifatnya dinamis artinya kami
berkolaborasi Pentahelix. Jadi, barang siapa yang mencintai Jabar bisa
bergabung bersama kami," kata Kang Emil.
Dengan menerapkan birokrasi 3.0, kata Kang Emil,
Pemda Provinsi Jabar menghadirkan unit kerja baru, seperti Jabar Saber Hoaks
yang mengajak generasi milenial untuk memberantas hoaks dan mengklarifikasi
informasi bohong guna menjaga kondusivitas.
"Tiap minggu kami merilis berita bohong di
Jabar untuk dijadikan referensi agar kita bisa kondusif dalam membangun
Jabar," tuturnya.
Selain itu, Pemda Provinsi Jabar menggagas Jabar
Digital Service. Unit yang dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar
ini mempekerjakan generasi muda untuk membuat aplikasi yang memudahkan
pelayanan.
Ada juga unit kerja kemanusiaan bernama Jabar Quick
Response. Setengah dari jumlah keseluruhan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam unit
tersebut merupakan relawan yang menampung pengaduan warga seperti rumah roboh,
tidak sanggup membayar biaya rumah sakit, dan kebencanaan.
"Itu adalah contoh penerapan dynamic
government, siapapun bisa masuk dalam pemerintahan dan ikut membangun
Jabar," ucap Kang Emil.
Setalah memaparkan inovasi Jabar, Kang Emil
menegaskan bahwa semangat Jabar adalah membawa perubahan.
"Apakah nanti diapresiasi oleh sebuah
penghargaan atau tidak bukanlah tujuan utama, tetapi tugas pemimpin adalah
membawa perubahan dan mengakselerasi pembangunan," ujarnya.(Lys)