Jakarta.Internationalmedia.id.-“Tantangan yang akan dihadapi tahun 2021 tidak bisa dibilang mereda karena resiko ketidakpastian masih tinggi. Sebagaimana diamanatkan oleh Pusat, diplomasi kesehatan menjadi ujung tombak kegiatan perwakilan RI di luar negeri saat ini, tanpa mengesampingkan tugas-tugas lainnya seperti upaya peningkatan kesejahteraan dan perlindungan WNI".
Hal tersebut disampaikan Dubes RI di Pretoria,
Salman Al Farisi, menanggapi laporan terbaru Bank Dunia dan IMF yang
memproyeksi tingkat pertumbuhan Afrika Selatan masih akan terhambat tahun ini.
Bank Dunia meluncurkan “Global Economic
Prospects" pada awal Januari 2021, mengestimasi pertumbuhan ekonomi tahun
2020 dan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dua tahun ke depan.
Kawasan Afrika Sub Sahara termasuk kawasan yang
paling terpukul selama tahun 2020 karena profil ekonomi yang bergantung pada
sektor terdampak langsung wabah Covid-19 seperti pariwisata dan ekspor
komoditas.
Bank Dunia memperkirakan perekonomian Afrika Selatan
terkontraksi hingga minus 7,8% pada tahun 2020 dan akan mengalami rebound
pertumbuhan sebesar 3,3% pada tahun 2021 serta 1,7% pada tahun 2022.
Sedangkan menurut perkiraan IMF yang menerbitkan
laporan World Economic Outlook (WEO) 2021 baru-baru ini, mengatakan pertumbuhan
ekonomi Afrika Selatan tahun 2020 menyusut menjadi minus 7,5%, rebound menjadi
2,8% tahun 2021 dan turun menjadi 1,4% pada tahun 2022.
Kedua lembaga tersebut sepakat bahwa pemulihan
ekonomi di Kawasan Afrika Sub-Sahara akan sangat tergantung dari penanganan
second wave wabah COVID-19 dan kelancaran distribusi vaksin di kawasan
tersebut.
Turunnya permintaan, melemahnya daya beli masyarakat
dan hambatan perdagangan yang diakibatkan oleh kebijakan lockdown selama masa
pandemi tahun 2020 diperkirakan akan menurunkan volume perdagangan RI-Afrika
Selatan hingga 21,5%.
Dengan proyeksi dan indikator ekonomi yang belum
menggembirakan, Dubes Salman menegaskan kinerja perwakilan masih tetap terukur.
Dengan berbagai keterbatasan tahun lalu, KBRI Pretoria tetap berusaha melakukan
tugas dan fungsinya sebaik mungkin.
Capaian positif masih dicatat, mulai dari lancarnya
pelaksanaan program repatriasi, engagement antar pemangku kepentingan yang
masih terjaga, hingga fasilitasi kesepakatan ekspor-impor antara perusahaan
Indonesia dan Afrika Selatan.
“Kami harus mengakui beberapa rencana besar seperti
proyek pengembangan industri strategis, pelaksanaan Joint Trade Committee,
hingga penandatanganan kesepakatan penting semuanya terpaksa tertunda. Kami
memupuk harapan besar Tahun 2021 akan membawa perubahan yang lebih baik. Dan
perubahan tersebut dapat tercapai jika kita bekerja bersama" tambah Dubes
Salman.
Sebagaimana diketahui, dalam upayanya mendapatkan
akses vaksin COVID-19 yang aman dan efisien, Indonesia dan Afrika Selatan
bersama 90 negara lainnya bergabung dalam mekanisme COVAX Advance Market
Commitment Engagement Group (COVAX-AMC EG), dimana Indonesia dipercaya untuk
menjadi salah satu ketua forum multilateral dimaksud.(lysmar)
(Sumber: KBRI Pretoria)