Kab.Tasikmalaya.Internationalmedia.id.- Gubernur
Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meninjau tambak udang Qini Vaname Pesantren
Tharekat Idrisiyyah sekaligus melakukan panen parsial di tambak Qini
Vaname 2, Jalan Raya Ciheras, Desa Ciandum, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten
Tasikmalaya, Sabtu (23/1/2021).
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) sendiri
merupakan jenis udang yang hidup di laut tropis.Udang jenis ini menjadi
primadona bagi petambak karena memiliki karakteristik yang unggul, antara lain
mampu hidup pada kisaran salinitas yang luas.
Mampu beradaptasi dengan lingkungan bersuhu rendah,
memiliki tingkat keberlangsungan hidup yang tinggi, dan memiliki ketahanan yang
cukup baik terhadap penyakit sehingga cocok untuk dibudidayakan di tambak.
Untuk itu, Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil--
mendorong usaha tambak udang vaname di sepanjang pesisir Pantai Selatan Jabar.
Ia berujar, masih banyak potensi tambak udang yang bisa dioptimalkan oleh
masyarakat.
Kang Emil pun mengapresiasi Pesantren Tharekat
Idrisiyyah sebagai salah satu pelopor aquaculture khususnya tambak udang di
Jabar Selatan.
"Saya sangat bahagia hari ini karena di
belakang saya ada tambak-tambak udang ukuran 40x60 meter yang isinya ada ribuan
udang. Ini (Qini Vaname) menjadi percontohan bahwa pantai selatan Jabar bisa
menghasilkan nilai ekonomi yang luar biasa," kata Kang Emil.
Ia pun menilai, Pesantren Tharekat Idrisiyyah
melalui koperasi pesantren berhasil mengelola tambak-tambak udang vaname
sehingga menghasilkan kesejahteraan untuk pesantren dan santri.
"Karena (keberhasilan) itu, petani lokal mulai
tertarik untuk belajar (ke Qini Vaname). Saya inginnya di seluruh wilayah
Selatan nanti tidak ada lagi lahan menganggur yang tidak bermanfaat," ujar
Kang Emil.
Ke depannya, ia berharap, kejayaan budi daya udang
vaname di Jabar Selatan yang salah satunya disokong Qini Vaname Pesantren
Tharekat Idrisiyyah bisa membuat ekspor Jabar meningkat.
"Ada dulu sebuah perubahan (semangat bertambak
udang), jangan-jangan (setelah ini) butuh restoran juga. Otomatis nanti juga
ada kebutuhan pengolahan. Kalau sudah banyak (petambak), nanti bisa
ekspor," ujar Kang Emil.
"Saya pesan ke Dinas KUK, mitranya adalah
pesantren koperasi. Ke Dinas Kelautan dan Perikanan, hitung skala ekonominya.
Tidak ada alasan (budi daya udang vaname) ini tidak sukses di Jabar,"
katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jabar, Hermansyah, mengatakan bahws pesisir Jabar Selatan sepanjang
446 km ini memiliki banyak potensi yang belum tergarap.
Hermansyah pun mendukung upaya budi daya udang
vaname karena secara ekonomi memiliki pasar yang luar biasa. Ia pun menilai,
Qini Vaname Pesantren Tharekat Idrisiyyah bisa menjadi percontohan bagi
petambak lainnya.
"Jadi mungkin ini bisa menjadi pilot project
kepada masyarakat bahwa usaha tambak udang sangat menguntungkan," tutur
Hermansyah.
"Dengan banyaknya petambak maupun nelayan tentu
akan mendorong hasil produksi perikanan di Jabar dan pada akhirnya
kesejahteraan nelayan dan petani tambak adalah sasaran utama kami,"
ucapnya.
Untuk diketahui, Qini Vaname 2 berdiri sejak 2015
dan kini memiliki 40 kolam tambak seluas 10 hektare dengan kurang lebih 20
orang santri maupun lulusan Idrisiyyah yang bertugas sebagai petambak.(Lys)