Gubernur Jabar saat melakukan konferensi video dengan 12 Kepala Daerah di Jabar terkait Program Penguatan Puskesmas di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (26/1/2021)
Bandung.Internationalmedia.id.-
Tahun
2021, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan memperkuat peran
sekitar 100 Puskesmas untuk menangani Covid-19.
Puskesmas tersebut
tersebar di 12 daerah, yakni Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, Kab.
Bekasi, Kota Cimahi, Kab. Bogor, Kota Bogor, Kab. Karawang, Kab. Bandung, Kota
Tasikmalaya, Kab. Sumedang, dan Kab. Bandung Barat.
Untuk penanganan ini, Pemerintah
Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menggagas program bernama Puspa
(Puskesmas Terpadu dan Juara). Program tersebut bertujuan untuk memperkuat
peran Puskesmas dalam penanganan COVID-19.
Ada sejumlah kriteria
yang ditetapkan dalam penentuan lokasi. Mulai dari kasus konfirmasi, Sumber
Daya Manusia Kesehatan (SDMK) per kabupaten/kota, sampai kepadatan penduduk.
"Kita akan
menambah SDM dari APBD. Kami perkirakan untuk menyelesaikan masalah COVID-19
harus ada tiga SDM baru yang berkompeten di bidang kesehatan," kata Kang
Emil --sapaan akrab Gubernur Jabar Ridwan Kamil-- saat melakukan Konferensi
Video dengan 12 Kepala Daerah di Jabar terkait Program Penguatan Puskesmas di
Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (26/1/2021).
Dikatakan, nantinya,
tiga SDM baru yang berkompeten di bidang kesehatan bersama dua staf Puskesmas
setempat akan menjadi tenaga kesehatan berbasis tim untuk memperkuat
pelaksanaan 3T (tracing, testing, dan treatment).
Menurut Kang Emil,
program tersebut merupakan tindak lanjut atas rekomendasi Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) untuk memperkuat sistem dan SDM di Puskesmas.
"Kami meyakini
apabila kita fokus, maka kita bisa kurangi beban rumah sakit dan menekan angka
COVID-19. Berdampingan juga dengan vaksinasi yang terus diupayakan,"
ucapnya.
“Saya berharap komitmen
dari seluruh kepala daerah yang hadir di dalam video konferensi ini dan
keseriusan dalam bekerja sama. Juga dukungan untuk menekan angka COVID-19 agar
turun dratis di 2021,” imbuhnya.
Pendiri Center for
Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) Diah Saminarsih yang juga
Senior Advisor WHO mengatakan, SDM menjadi faktor penting dalam penguatan
Puskesmas. Oleh karena itu, kata ia, perekrutan dan pelatihan harus dilakukan
dengan sebaik-baiknya.
“Tidak mudah memperluas
trace dan melakukan pelacakan terstruktur dan efektif. Ini nanti nakes yang
telah terpilih dan diterjunkan ke puskesmas akan bergabung dengan relawan yang
ada di puskesmas yang direkrut di daerah masing masing,” kata Diah.
“Pelacakannya diharapkan sesuai dengan target yang ada, pelacakannya dilakukan sangat efektif dan bisa memenuhi target yang ada. Ini memerlukan tenaga kesehatan yang mumpuni yang mempunyai bekal baik dan lebih dari cukup untuk melaksanakannya,” tambahnya.(Lys)