Tasikmalaya.Internationalmedia.id.-Wakil Gubernur
(Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meminta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
fokus penanggulangan penyakit tidak menular (PTM) pada masyarakat yang menjadi
penyerta COVID-19. Dibutuhkan perimbangan antara penanganan COVID-19 dengan
penyakit tidak menular.
Hal ini terungkap dalam Pertemuan Advokasi Penguatan
Strategis Penyakit Tidak Menular (PTM) bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
secara virtual, dari Rumah Singgah Kota Tasikmalaya, Senin (28/12/2020).
"Jangan hanya COVID-19 yang menjadi fokus,
tetapi PTM pun harus menjadi perhatian kita semua," ujar Wagub.
Data nasional menunjukkan penyakit penyerta
(komorbid) pada kasus COVID-19 terbanyak sekaligus angka tertinggi pada
kematian adalah hipertensi atau darah tinggi. Selain hipertensi, penyakit
diabetes mellitus (DM), penyakit jantung dan penyakit paru obstruksi kronik
menjadi komorbid yang paling banyak ditemukan pada kasus-kasus kematian
COVID-19.
Sementara hipertensi dan penyakit jantung menjadi
fokus tersendiri di Jabar. Tercatat 1,6 persen warga Jabar menderita penyakit
jantung di atas angka nasional 1,5 persen. Sementara 9,67 persen warga Jabar
menderita hipertensi melebihi rata- rata nasional 8,36 persen.
Menurut Wagub, PTM lebih berbahaya pada masa pandemi
karena meningkatkan risiko kematian pada pasien terinfeksi COVID-19. "Yang
berbahaya adalah mereka yang sudah memiliki PTM dan terkena COVID-19,"
kata Kang Uu.
Dia melanjutkan, pertemuan dengan dinkes kab/kota
bertujuan memberikan penguatan kembali kepada insan-insan kesehatan untuk tidak
mengabaikan PTM. “Karena memang ini yang paling berbahaya," tambahnya.
Kang Uu juga menekankan pentingnya koordinasi dan
kolaborasi dinkes provinsi dak kabupaten/kota. Sebesar apapun anggaran yang
dikeluarkan, sekuat apapun legalitas sebagai pemerintah, serta tanggung jawab
setinggi apapun dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, kalau tidak
ada kolaborasi dan kebersamaan hasilnya nihil.
“Tidak akan ada hasil yang bermanfaat," sebut
Kang Uu.(Ter)