Jakarta.Internationalmedia.id.-Tidak hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri, produk-produk Indonesia juga telah mampu menembus pasar ekspor ke berbagai negara.
Sejumlah produk Indonesia, bahkan dapat dijumpai hingga
Lumumbashi dan Kolwezi, dua kota di wilayah tenggara Republik Demokratik Kongo.
“Barang-barang dari Indonesia, seperti indomie, tora bika, bahkan beberapa jamu
dapat dijumpai di sini," ujar Asep, diaspora Indonesia yang bekerja di
sebuah perusahaan tambang internasional yang beroperasi di wilayah tersebut.
Hal tersebut mengemuka saat KBRI Nairobi melakukan
dialog dengan diaspora Indonesia di RD Kongo (19/12). Dalam pertemuan virtual tersebut sebagian
masyarakat mengungkapkan kegembiraannya saat menjumpai produk Indonesia.
“Indomie yang ditemukan di sini berasal dari Saudi,
biarpun rasanya agak beda, namun bisa sedikit mengobati rindu," ungkap
Bambang, diaspora Indoneia lainnya.
Diaspora Indonesia di luar negeri merupakan aset
penting bagi diplomasi ekonomi Indonesia, karena dapat memantau langsung di
lapangan hubungan ekonomi Indonesia dengan negara domisili mereka.
“Bapak dan Ibu merupakan mitra strategis KBRI
Nairobi dalam memantau wilayah akreditasi kami", ujar Dubes RI Nairobi,
Hery Saripudin. “Kami perlu bantuan diaspora Indonesia sebagai agen dalam
melakukan market intelligence, mengamati situasi pasar di wilayah
masing-masing," lanjutnya.
Saat ini, ekonomi sedang menjadi fokus diplomasi
Indonesia. Diplomasi tidak lagi hanya bersifat elitis, namun juga harus
memberikan manfaat konkrit yang bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia.
“Diplomasi ekonomi tidak terbatas pada peningkatan
perdagangan saja", jelas Dubes Hery. “Diplomasi ekonomi juga melibatkan
aspek lainnya, seperti inward dan outward investment', imbuhnya. Dimana ada
potensi investasi yang menjanjikan, negara akan mendorong sektor bisnis
Indonesia untuk melakukan investasi pada sektor tersebut.
Di RD Kongo, negara yang terkenal akan sumber daya
mineral yang melimpah, saat ini sudah ada beberapa BUMN Indonesia yang akan
mengerjakan proyek-proyek strategis.
Proyek yang akan dikerjakan antara lain adalah
pembangunan Kinshasa-Loop Line, yang menghubungkan Bandar Udara Internasional
Ndjili di Kinshasa, commuter line yang mengelilingi Kota Kinshasa, serta
pengadaan bus elektrik beserta tempat pengisian daya.
Sejumlah BUMN Indonesia, yakni PT. INKA, PT. LEN
Industri, PT. Merpati Nusantara Airlines, PT. Barata Indonesia, PT. Dirgantara
Indonesia akan terlibat dalam pengerjaan proyek-proyek tersebut. “Bulan Agustus
lalu juga telah dilaksanakan groundbreaking pembangunan pembangkit listrik
tenaga surya oleh PT Len," terang Dubes Hery.
Dari data KBRI Nairobi, terdpaat sekitar 200
diaspora sipil Indonesia yang tinggal di RD Kongo. Sebagian besar merupakan
tenaga profesional yang bekerja di perusahaan multinasional bidang
pertambangan. Bidang keahlian mereka beragam, mulai dari geologi hingga
mekanik. Walaupun terpisah ribuan kilometer dari KBRI yang berlokasi di
Nairobi, Kenya, para diaspora tersebut tetap antusias mengikuti pertemuan
virtual yang dipandu dari Wisma Duta RI Nairobi.(lysmar)
(Sumber: KBRI Nairobi)