Jakarta.Internationalmedia.id.- KBRI Pretoria tingkatkan diplomasi batik di Afrika Selatan melalui penyelenggaraan kompetisi busana pengantin wanita berbahan batik dengan tema “The Beauty of Batik and Seshweshwe : A Collaboration of Creativity in South African Bride Fashion Design" (25/11/2020).
Kegiatan yang diselenggarakan bersama Sekolah Tinggi
Kejuruan Pretoria Utara (Tshwane North TVET College) ini menampilkan rancangan
busana gaun pengantin yang memadukan kain Batik dan kain tradisional Afrika
Selatan, Seshweshwe.
Para Mahasiswa selain memperagakan hasil
rancangannya juga mempresentasikan karya-karyanya yang dibuat berdasarkan riset
mereka mengenai batik dan busana Indonesia pada umumnya.
Diekspos dari laman KBRI Pretoria Afrika Selatan, hasil
karya rancangan para mahasiswa tersebut terinspirasi oleh keragaman budaya
Indonesia dan Afrika Selatan, serta hasil perpaduan motif dan filosofi budaya
kain batik. Tampil sebagai juara pertama adalah Petronella Makgeta dengan gaun
pengantin batik bermotif Rangrang dan sebagai juara kedua adalah Minicent
Rasekgwalo yang menggunakan Batik Betawi.
Duta Besar RI untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi
menyatakan, “Kebanggaan para mahasiswa dalam kegiatan ini adalah bukan sekedar
berkompetisi, tetapi keberanian untuk memadukan dua budaya yang telah tumbuh
berabad-abad di Indonesia dan Afrika Selatan."
Dikatakan, gaun pengantin yang merupakan paduan
Batik dan Seshweshwe tersebut mengandung pesan adanya keharmonisan antara kedua
bangsa, Indonesia dan Afrika Selatan, yang saling dukung dan bekerja sama.
Untuk diketahui bahwa selama ini Batik hanya dikenal
sebagai pakaian pria di kalangan masyarakat Afrika Selatan dan mempunyai makna
historis tersendiri bagi masyarakat Afrika Selatan.
Batik dikenal secara populer oleh masyarakat Afrika
Selatan dengan sebutan Madiba Shirt yang merupakan panggilan akrab tokoh
pejuang anti aphartheid serta mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela,
yang selalu mengenakan Batik dalam setiap kesempatan.(marpa)